21. Almer kenapa?

9 4 0
                                    

"ALMEEER..." Teriak Ayesha saat melihat sosok yang menjadi korban pengeroyokan itu adalah Almer, teman sekelasnya.

Almer sendiri kondisinya jauh dari kata baik sekarang, wajahnya penuh luka lebam, sudut bibirnya yang terus mengeluarkan darah, dan sepertinya tangan dan kaki pemuda itu juga bermasalah. Sedangkan sekumpulan laki-laki pelaku pengeroyokan tersebut  hanya berdiri mengelilingi Almer sambil mengumpat kata-kata kasar yang tidak Ayesha mengerti sama sekali.

"BERHENTIII..." Teriak Ayesha, kali ini barulah sekumpulan laki-laki tadi berbalik menoleh ke arah Ayesha berdiri begitupun dengan Almer.

"Lo... Ngapain disini?" Ini Almer yang berbicara sambil sesekali meringis.

"Almer kenapa? Kok bisa kayak gini? Siapa mereka?" Tanya Ayesha khawatir, masih dari tempatnya berdiri.

"Lo.. Pergi.Dari.Sini.Sekarang." Kalimat penuh penekanan dari Almer.

"Nggak. Masa Ay tinggalin Almer dalam keadaan Almer kayak gitu?"

"Jangan so pahlawan lo. Pergi..Sekarang..Juga..Ayesha."

"Nggak Almer!!!"

"Dasar batu.. Pergi..Sekarang. Juga.Ini.Bukan.Urusan.Lo."

"Ay gak bisa Almer."

"Oke okee.. Gue rasa udah cukup adegan dramatis-nya. Lo siapa? Gue gak ada urusan sedikitpun sama lo. Jadi mending lo pergi sekarang." Ucap seorang lelaki yang terlihat paling berkuasa dari sekumpulan laki-laki tadi dan kini ia berjalan sedikit mendekat ke arah Ayesha.

"Yang kalian pukulin itu temen Ay. Jadi ini juga bisa jadi urusan Ay."

"Hah.. Temen? Seorang Almer punya temen? Haha.. Gue bahkan gak yakin cowok disana itu anggap lo sebagai temen-nya." Ucap lelaki tadi yang kini menunjuk-nunjuk ke arah Almer.

"Kalian ada masalah apa sama Almer? Kenapa harus pake cara kekerasan? Apa gak bisa kalian selesaikan masalah kalian dengan sikap dewasa? Kalian kan bisa bicarain semuanya baik-baik." Tanya Ayesha bertubi-tubi.

"Bicara baik-baik? Itu bukan cara cowok nyelesain masalah, cantik." Masih lelaki tadi yang bersuara.

"Kamu salah. Laki-laki sejati itu gak selalu menggunakan otot atau kekerasan dalam menyelesaikan masalah. Dan disini yang Ay lihat juga gak fair. Kamu sama temen kamu yang jumlahnyaa.. sebelas orang, sedangkan Almer cuma sendirian. Jelas itu gak seimbang."

"Hmm sejak kapan seorang Almer jadi pengecut? Takut buat tarung cuma karna kalah jumlah. Bukannya Almer itu gak kenal takut ya? Bahkan dengan jumlah yang dua kali lebih banyak dari ini aja, dia bisa tetep berdiri buat lawan. Kayaknya lo belum bener-bener kenal TEMEN lo ini deh." Ujar lelaki tadi lagi kali ini berjalan lagi ke arah Almer lagi dan dengan teganya menginjak bagian perut Almer.

"Arrrgghhh..." Ringisan keluar dari mulut Almer.

"STOPPP.. Kalian sadar gak sih yang kalian lakuin sekarang ini udah masuk tindakan kriminal. Kalian pergi sekarang atau Ay akan telpon polisi." Ancam Ayesha yang kini telah siap memegang handphone-nya.

"Lo bener-bener cari masalah ya?" Ini salah satu dari sekumpulan lelaki tadi yang bersuara. dan mulai berjalan mendekat ke arah Ayesha dengan niat hendak mengambil paksa handphone yang Ayesha genggam. Namun, sebelum hal itu terjadi Ayesha lebih sigap menjauhkan handphone-nya dari jangkauan pria tadi.

"Gue kasih lo kesempatan terakhir. Mending lo pergi, sekarang." Ini si ketua geng yang berbicara.

"Dan ninggalin Almer dengan keadaan dia kayak gitu? Nggak."

"Gue biasanya gak berurusan sama cewek, tapi keras kepala lo ini bener-bener buat kesabaran gue habis." Pria tinggi itu berjalan mendekat ke arah Ayesha.

AYESHA By. @evafzh99 HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang