"AY... UDAH CUKUUUP."
Teriakan seorang gadis yang memekakkan telinga itu sontak menyita perhatian seluruh pengunjung kantin. Namun, yang menjadi tujuan dari teriakannya hanya acuh tak acuh dan masih asyik menyendokkan sambal ke dalam mangkuk bakso miliknya
"AYESHA!! BERHENTI.ATAU.GUE.MARAH." Teriak gadis tadi lagi, tanpa mengurangi volume suaranya sedikitpun, bahkan sekarang dengan penuh penekanan.
"Yahh... Jangan gitu dong Ka. Masa kita marahan cuma karena sambel, kan gak lucu." Ujar gadis bernama Ayesha itu tanpa menoleh pada gadis yang berteriak tadi sedikitpun, karena ia masih asyik menyendokkan sambal ke dalam mangkuknya.
Sampai mangkuk kecil berisi sambal itu di tarik jauh dari jangkauan Ayesha oleh gadis di depannya.
"Ka.. Kok di ambil sih." Ayesha mem-pout kan bibirnya karena merasa kesal.
"Cukup Ay.. Gue gak mau ya lo sakit. Karena kebiasaan gila lo ini. Belum lagi kalo bunda tau lo gini. Nanti gue juga yang kena."
"Bunda gak akan tau kalo kamu gak bawel, Kaka... Minta dikit lagi dong sambelnya. Kaka cantik deh." Bujuk Ayesha lagi.
"Gak!! Cepet ah makan entar keburu bel lagi."
"Satu sendok lagiii aja yaa.?" Bujuk Ayesha lagi kali ini dengan menunjukkan puppy eye-nya.
"GAK." Final Erinka yang membuat Ayesha harus puas memakan baksonya yang katanya kurang "pecah".
Kejadian seperti tadi sudah sering sekali terjadi, bahkan hampir setiap hari. Ayesha yang sangat hobi memakan makanan pedas. Dan Erinka yang akan marah-marah jika Ayesha sudah mulai berulah dengan sambalnya. Bukan tanpa sebab, Erinka marah-marah seperti itu. Karena, sebetulnya perut Ayesha itu sangat sensitif, setelah Ayesha memakan makanan pedas favoritnya, tak berselang lama pasti perutnya akan sakit, dan ia bisa bolak-balik ke toilet sekolah, pernah juga gadis itu sampai berakhir di UKS. Namun, yang membuat Erinka merasa sangat heran adalah Ayesha tak pernah merasa kapok memakan makanan super pedas yang setelahnya ia akan merasa sakit perut. Dan jawaban Ayesha selalu sama, ia merasa puas setelah memakan makanan pedas. Begitulah Ayesha dengan satu dari sekian banyak keunikannya.
*****
Ayesha dan Erinka saat ini sedang dalam perjalanan dari kantin menuju ke kelas mereka. Masih ada satu jam pelajaran terakhir sebelum jam pulang sekolah.
"Ay.. Hari ini gantinya Bu Muti mulai ngajar, kan?"
Bu Muti adalah guru kimia yang mengajar di kelas Ayesha. Beliau tengah mengambil cuti melahirkan, sehingga akan ada guru baru sebagai pengganti beliau.
"Hmm. Katanya sih gitu, kenapa?"
"Gak. Gue cuma berharap gantinya Bu Muti itu cowok terus ganteng.. Hihi."
"Ay harap juga gitu, Ka." Jawab Ayesha sekenanya.
"Hah.. tumben banget." Erinka merasa heran. Karena Ayesha biasanya tak tertarik dengan apapun yang berhubungan dengan lawan jenis.
"Hmm... Semoga guru kimia baru kita itu cowok terus ganteng biar sedikitnya Kaka ada semangat belajar. Gak merah mulu tuh nilai.. Pfttt.." Dan ternyata inilah maksud dari Ayesha.
"AYESHA... Lo nyebelin parah."
Dan obrolan mereka berakhir dengan Ayesha yang berlari dan Erinka yang mengejarnya.
Siapa yang akan menyangka kalau dua gadis itu telah duduk di bangku kelas 11 GHS dengan sikap kekanakan seperti itu? Namun, begitulah keunikan persahabatan mereka. Kekanakan tapi penuh dengan kenyamanan.
*****
Kelas 11 IPA A yang awalnya berisik seketika menjadi sunyi senyap kala seorang pria tinggi masuk ke kelas tersebut.
"Selamat siang." Sapa pria tinggi tadi.
"Selamat siang paaak." Jawab seluruh murid kelas 11 IPA A.
"Saya guru kimia pengganti yang akan mulai mengajar hari ini. Nama saya Zayn Afzalurahman. Kalian bisa memanggil saya Pak Zayn. Saya berharap kita bisa bekerja sama mulai hari ini. Baik, sebelum masuk materi ada yang ingin di tanyakan?"
"Bapak lulusan mana?" Fatur- sang ketua kelas mulai bertanya.
"Bapak usia berapa?" Sebelum Pak Zayn menjawab sudah ada lagi yang bertanya.
"Bapak udah nikah?" Dan apalagi ini, pertanyaan yang muncul dari si cerewet Erinka.
"Huuuh..." Kelas mulai gaduh karena sorakan murid-murid yang di tujukan untuk Erinka.
"Usia saya 25 tahun, saya lulusan ITB."
"Udah nikah belum pak?" Lagi-lagi Erinka berulah. Ayesha yang duduk di sampingnya sudah ingin membekap mulut gadis itu, andai bisa.
"Huuuuuuh." Sorakan kembali ditujukan untuk Erinka. Pak Zayn yang berdiri di depan kelas hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Baik, sampai mana materi kimianya?" Pak Zayn mengalihkan topik tiba-tiba.
"Yaaah bapaak..." Helaan tak terima dari seluruh murid memenuhi ruangan kelas 11 IPA A.
Ini cerita pertamaku yang berani aku publish, semoga kalian suka yaa. Mohon kritik dan sarannya.😊
@evafzh_24
![](https://img.wattpad.com/cover/223820951-288-k253211.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AYESHA By. @evafzh99 HIATUS
Roman pour Adolescents. Tidak ada manusia yang sempurna, kalimat tersebut sepertinya tidak berlaku dalam hidup seorang Ayesha. Cantik, cerdas, memiliki keluarga yang harmonis, dan kompeten dalam segala hal. Namun, akankah kehidupan yang katanya "sempurna" menurut sebagia...