"Gimana Er perasaan lo sama hasil line up debut-nya ENHYPEN?"
"Gilaa Yan.. Mnet emang hobi banget mempermainkan gue. Lo tahu gak? Gue udah dengan percaya dirinya menyimpulkan kalo K Oppa bakalan debut. Dia tuh keren banget, ehh ternyata malahan nggak. Nangis bombay gue jum'at kemaren."
"Gue juga Er.. Walau bias utama gue Heeseung tetep aja gue ngerasa kayak mimpi waktu K Oppa gak di pilih sama PD. Gini deh, gimana sih rasanya lo di terbangin ke atas awan sebelumnya terus seketika di hempas gitu aja ke dasar jurang. Sakiiit banget parah."
"Hmm bener banget, tapi percaya deh pasti Ini tuh jalan terbaik buat mereka semua. PD pilih Sunoo pasti karena alasan yang jelas dan karena dia emang layak. Semoga secepetnya kita dapet kabar baik kalo K Oppa sama Daniel juga bisa debut."
"Hmm gue harap juga gitu, Er."
Erinka dan Ayana sudah berada di dalam kelas sepagi ini di hari senin bukanlah hal yang biasa. Dan ternyata ya, mereka tengah asyik menggosipkan sebuah boy grup asal Korea Selatan yang baru saja menetas. Obrolan mereka terhenti kala Ayesha memasuki kelas.
"Assalamu'alaikum..." Ayesha memasuki kelas dengan mengucap salam seperti biasa.
"Wa'alaikumsalam. Selamat pagi Ayesha-ku..." Sapa Erinka ramah.
"Pagi Kaa.." Ayesha berjalan ke arah bangku-nya, menyimpan tas-nya di atas meja lalu mulai duduk dengan tenang.
"Ay.. Lo kenapa? Muka lo kok gitu? Lo berantem? Hah? Jelasin Ay, kenapa?" Heboh Erinka sesaat setelah ia melihat wajah Ayesha yang tidak seperti biasanya.
"Gak apa-apa, Kaa." Jawab Ayesha tenang.
"Gak apa-apa apanya? Itu sudut bibir lo biru gitu? Kayak udah kena tonjok. Lo jadi korban KDRT? Gak mungkin gak mungkin Ayah sama Bunda lo itu baik dan lembut banget. Terus kenapa dong?"
"Ini kemaren Ay ada masalah dikit, tapi beneran gak apa-apa kok. Nanti juga luka-nya ilang. Kaka sama Kay udah ada dikelas sepagi ini? Tumben banget."
"Hehe.. Kita mau lihat tugas matem lo, Ay." Ini Ayana yang menjawab di akhiri dengan cengiran di wajahnya.
"Iya Ay.. Kita gak ngerti sama pembahasan di buku." Tambah Erinka.
"Hmm pantesan. Ada udang di balik bakwan, toh." Ayesha menggelengkan kepala-nya.
"Hehe... Ayolah Ay.. Lo baik deh."
"Iyaa Ay.. Ehh emang dasarnya Ayesha itu cantik ya? Walau lagi bonyok gitu tetep aja cantik keliatan-nya."
"Huhh.. Udah stop.. Bisa aja ngerayu-nya. Nih buku-nya. Tapi, kalian juga harus paham cara kerjain-nya biar kalo Pak Tanggo suruh kerjain di depan kelas kalian bisa ngerjain." Ayesha memberikan buku tugas-nya pada kedua sahabat-nya itu.
"Siap bu guru." Jawab Erinka dan Ayana serempak.
*****
"Papa gak ngerti lagi sama jalan pikiran kamu Al. Kamu pasrah aja dipukulin geng gangster itu tanpa perlawanan sedikitpun. Giliran kemarin-kemarin aja kamu bisa lumpuhin Kakak kelas kamu cuma karena masalah sepele. Kamu emang niat bunuh diri apa gimana?"
"Mas udaah.. Kondisi Al masih belum bener-bener pulih, jangan di marahi terus."
"Almer.. Papa mau tanya. Apa pernah Papa atau Mama tuntut kamu banyak hal? Kamu harus juara kelas, misalnya. Tidak, kan? Papa cuma mau kamu sekolah dengan benar, berhenti membuat ulah, berhenti membuat diri kamu terluka. Apa itu sulit? Hmm?"
"Kesabaran Papa menghadapi kamu udah benar-benar habis sekarang."
"Sepertinya benar tak ada cara lain, kamu harus berada di pesantren. Kebetulan Papa ada teman yang memiliki pesantren di Aceh. Kenapa harus Aceh? Supaya kamu tak ada pikiran untuk mencoba kabur. Karena jaraknya yang sangat jauh."
"Al gak mau, Pa."
"Al minta maaf.. Al akan berubah."
"Kamu juga pernah mengatakan itu. Bukan sekali duakali, sering. Tapi apa? Tak ada yang berubah sedikitpun."
"Dan gue saranin lo hidup yang bener deh mulai sekarang. Gak perlu gaya-gayaan jadi gangster. Itu gak ada guna-nya. Gak bikin lo keren sama sekali." Perkataan Haidar kemarin berputar kembali di ingatan Almer.
"Kasih Al kesempatan sekali lagi aja, Pa. Kalo Al kecewain Papa lagi. Al bersedia jika harus masuk pesantren."
"Baik.. Buktikan ucapan kamu barusan. Laki-laki sejati itu harus bisa di pegang ucapan-nya."
"Iya Pa."
*****
"Ay, istirahat nanti ada waktu gak? Ada yang mau gue omongin, di taman belakang sekolah, ya?" Ucap pelan seseorang.
"In Syaa Allah bisa kok."
"Yaudah, gue tunggu yaa." Di respon Ayesha dengan anggukan.
"Ssstt.. Ay, si Bella ngomong apa barusan?" Erinka yang merasa penasaran dengan bisik-bisik bertanya pada Ayesha.
"Ngajak Ay bicara nanti jam istirahat."
"Lo jangan mau, Ay. Nanti dia apa-apain lo lagi."
"Kaa.. Jangan su'udzon gitu ahh."
"Ini pasti ada kaitannya sama masalah dia yang fitnah lo waktu itu. Gue yakin dia nyesel."
"Kakak gak boleh gitu. Bella temen kita, gak baik ngomongin temen kayak gitu."
"Abisan gue masih kesel aja sama si..."
"ERINKA.. Kamu kerjakan soal nomor 3 di depan kelas sekarang." Perintah tegas dari Pak Tanggo menggema di ruang kelas 11 IPA A.
"Hah.. Saya Pak?" Tanya Erinka bingung.
"Memangnya ada berapa nama Erinka di kelas ini? Cepat kerjakan. Saya perhatikan dari tadi kamu mengganggu Ayesha yang sedang fokus belajar. Dan tidak memperhatikan saya."
"Ohh.. Bapak juga mau saya perhatikan?"
"ERINKAAA.. Cepat kerjakan nomor 3 dan 4 sekarang."
"Kok nambah sih, Pak? Tadi perasaam cuma nomor 3 aja."
"Baik, sekarang kerjakan nomor 3 sampai 5."
"Aisssh..." Erinka dengan frustasi berjalan ke bagian depan kelas dan mencoba mengerjakan soal sesuai perintah Pak Tanggo.
*****
"Tadi gue di panggil sama bagian tata usaha, dan mereka bilang gue di beri beasiswa penuh sampai nanti lulus, dan itu karena lo, Ay. Lo udah mengundurkan diri dari siswi penerima beasiswa dan ngasih beasiswa itu ke gue. Kenapa lo lakuin itu, Ay?"
"Kenapa nggak? Kamu layak dapet beasiswa itu, Bell."
"Gue masih gak ngerti.. Dan gue yakin lo juga udah tau kalo gue dalang dari fitnah yang lo terima kemaren. Kenapa lo masih baik sama gue? Setelah tau apa yang udah gue lakuin ke lo?"
"Ay udah lupain masalah kemaren. Jadi gak perlu di bahas lagi, ya.. Dan dari masalah kemaren Ay juga belajar untuk menjadi lebih peka membaca keadaan. Ay sangat ingin bisa membantu semua teman Ay jika mereka sedang dalam kesulitan. Maaf ya, kemaren-kemaren sebagai teman Bella Ay gak bisa bantu Bella saat masa-masa sulit. Kedepan-nya kalo Bella ada apa-apa jangan sungkan untuk bercerita dan meminta bantuan. Di kelas kita bukan hanya sekadar teman tapi kita juga keluaga."
"Ay.. Gue malu banget sama lo.. Gimana bisa kemaren gue ngelakuin hal itu ke lo? Gue minta maaf banget Ay, gue bener-bener minta maaf."
"Udah Bell.. Jauh sebelum kamu minta maaf, Ay udah maafin kamu. Sekarang mending kita balik ke kelas aja yuk..."
"Hmm.. Makasih banyak yaa, Ay"
"Iyaa.."
Sekali lagi, Ayesha selalu memiliki caranya sendiri untuk menyadarkan orang-orang yang "keliru" di sekitarnya.
Ya, menjadi orang baik memang tidak melulu dan selalu mendapatkan perlakuan baik dari orang-orang. Tapi, ketahuilah bahwa tidak pernah ada orang baik yang menyesal menjadi baik.
Semoga kita bisa menjadi orang baik yang senang menyebarkan kebaikan.
(*^_^*)
Vote dan Komen-nya jangan lupa...😊😘
Terimakasih...❤
![](https://img.wattpad.com/cover/223820951-288-k253211.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AYESHA By. @evafzh99 HIATUS
Ficção Adolescente. Tidak ada manusia yang sempurna, kalimat tersebut sepertinya tidak berlaku dalam hidup seorang Ayesha. Cantik, cerdas, memiliki keluarga yang harmonis, dan kompeten dalam segala hal. Namun, akankah kehidupan yang katanya "sempurna" menurut sebagia...