Merah

2.5K 313 27
                                    

'Merah'
sungle

¤
¤
¤
¤
¤
¤

happy reading♡

¤
¤
¤
¤
¤

Park jisung hari ini sedang bosan setengah mati, sudah hampir dua bulan ini dia mengisolasi diri gara-gara masalah corona yang lebih ganas daripada haechan yang sedang mengamuk. Kerjaannya setiap hari cuma makan, tidur, main game, makan, tidur, main game lagi. pokoknya bosan sekali, tapi untungnya dia punya tetangga cantik yang bisa diintip dan digodai kalau sedang senggang.

Zhong Chenle, pemilik toko bunga di seberang jalan sana yang akhir-akhir ini sering menghabiskan waktu dirumah karena masalah yang sama. Mengawasi Zhong chenle adalah satu-satunya hal yang tidak Jisung bosani.

Pagi pukul 07.00, Chenle akan membawa cangkir dan teko tehnya ke halaman depan, dia akan berjemur sambil membaca buku sambil pukul 09.00 pagi ditemani oleh anjing, yang menurut Jisung lebih beruntung daripada dirinya karena bisa terus bersama Chenle, Mimo. Kalau bisa menggantikan Mimo sehari saja, Jisung sepertinya rela.

Jisung bahkan sampai hafal buku apa yang sedang dibaca Chenle akhir akhir ini, kali ini adalah Persuasion karya Jane Austen, besok atau lusa Chenle pasti akan membawa buku yang baru lagi. Jisung juga tahu bahwa Chenle akan memasukan tiga sendok teh gula ke dalam cangkirnya. Mimo akan melingkar dibawah kakinya dan terkadang Chenle akan menepuk-nepuk puncak kepala anjing itu dengan pelan.

Pukul sembilan sampai sepuluh pagi, Chenle akan terlihat sibuk didapurnya, Jisung dapat melihatnya dari jendela di sebelah ruang duduknya. Dan ini adalah bagian yang paling dibenci Jisung, karena dilihat dari sudut pandang Jisung selama ini, Chenle bukanlah orang yang bersahabat dengan yang namanya dapur. Beberapa kali Jisung menyaksikan Chenle yang terkena minyak panas dan air panas saat sedang mencoba memasak entah apa namanya. Yang paling parah adalah soal pisau, Jisung sampai rela berkelahi hanya supaya Chenle tidak terluka gara-gara pisau sialan itu. Tega-teganya si pisau sialan itu melukai tangan halus Chenle, benar?

Pukul sepuluh pagi Chenle akan memakan sarapannya sambil menonton kartun Cloud bread yang ditayangkan disalah satu stasiun televisi. Jisung hanya bisa melihat bagian belakang kepala Chenle saja karena posisi Chenle saat menonton televisi membelakangi nya. Pada saat ini jugalah Jisung dapat melihat Chenle membeli makanan anjingnya.

Pukul setengah sebelas pagi, Chenle akan mandi di kamar mandi kamarnya, lelaki itu suka menyanyi saat sedang berada di kamar mandi. Jisung bisa tahu karena jendela kamar Chenle terbuka. Yang paling sering anak itu lantunkan saat mandi adalah lagu Never Not milik Lauv, karena sering mendengarnya dari Chenle, Jisung juga jadi hafal lagu itu sekarang.

Setelah mandi, ini bagian yang Jisung benci juga karena jendela kamarnya akan ditutup sampai besok paginya lagi. Pukul sebelas sampai satu siang, Chenle akan bersih-bersih rumah, Jisung bisa mendengar suara Vacuum cleaner yang dinyalakan, juga wangi deterjen yang menguar dari rumah Chenle setiap jam itu.

Pukul satu sampai dua siang, Chenle akan menelpon orang tuanya, keluarganya, sahabatnya, temannya, atau siapa saja, dan Jisung entah kenapa merasa lega karena tahu bahwa Chenle tidak pernah menghubungi seseorang yang terlihat seperti pacar atau semacamnya. satu-satunya yang pernah membuat jisung khawatir adalah seseorang yang bernama huang renjun, karena setiap kali Chenle menelponnya, bocah itu akan tertawa dan tersenyum lebar sekali. Tapi ke khawatirannya memudar karena suatu siang Jisung mendapati Chenle sedang Face time dengan renjun dan pacarnya, dan mereka bertiga sepertinya dekat sekali.

Fluffy ¤sungle¤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang