kabur 2

1.8K 298 40
                                    

'Hotel'
jichen

*
*
*
*
*
*

happy reading💜

*
*
*
*
*
*

" Mau pulang." Chenle berbisik, nadanya manja.

Jisung menepuk-nepuk punggung Chenle dengan tenang.

Chenle semakin mendusel, masih ketakutan.

"Enak ya dipeluk cogan?" Jisung menggoda, dia yang keenakan bisa memeluk Chenle sebenarnya.

"Aku nggak bisa melihat setan." Chenle jujur.

"Jangan takut, setan takut sama cogan." dia memainkan rambut Chenle.

Memang tidak saling mengenal, tapi rasanya nyaman sekali berada di pelukan masing-masing.

"Seharusnya kamu lebih takut sama aku, aku bisa culik kamu."


Chenle menjauhkan diri dari Jisung, "Untuk diperkosa lalu di buang di rawa-rawa?"

Jisung tidak menyangka akan mendapat respon seperti itu. Dia tertawa.

"Kamu kebanyakan nonton film ya?" dia menyeka sudut matanya yang berair karena kebanyakan tertawa.

Orang di depannya benar-benar unik sekali.

Chenle mengerucutkan bibirnya.

Ya tuhan bibirnya.


"Jangan ketawa keras-keras, nanti setannya dengar." Chenle berbisik, dia sempat lupa perihal setan yang dibicarakan Jisung sebelumnya.



"Setannya sudah pergi, mungkin beli roti, katanya dia iri nggak bisa meluk kamu kayak aku."


Bukannya Jisung menolak untuk dipeluk pemuda lucu ini lagi, hanya saja dia takut kecemasan Chenle tentang pemerkosaan itu akan menjadi kenyataan kalau dia lama-lama memeluk pemuda cantik sepertinya.


Jisung tidak mau menghabiskan waktunya di penjara lalu dibenci oleh orang seindah dia.


"Benar?" cemas Chenle, dia masih tidak mau menoleh kebelakang.


Jisung mengngguk, "Lihat aja tuh."

Chenle menggeleng kuat-kuat, "No no no." katanya.

"Kalau takut setan kenapa keluar malam-malam di tempat seperti ini sendirian sih?" Jisung tidak habis pikir.

"Papa jahat." Chenle mencebik. Tidak tahu kenapa, tapi rasanya nyaman saja berbicara dengan orang asing di depan nya ini.

"Kabur, hoo?" Sebelah alis Jisung terangkat lagi.

Chenle mengangguk lemah.


"Kenapa?" Jisung penasaran, anak selucu ini punya masalah juga di rumah.


"Katanya nggak boleh nonton pororo sama tayo lagi. Nggak cocok sama umur katanya. Kenapa sih, padahal anak SD jaman sekarang aja tontonannya bokep, masak Lele nonton pororo malah nggak boleh?"

Haa? Mulutnya Jisung membuka, dia butuh waktu lima detik untuk dapat tertawa, "Pfffffftttthhhhhhhh."

Dia sampai batuk-batuk saking niatnya ketawa.

"Jangan ngegas dong ketawanya, belum pernah dengar ya ada yang mati gara-gara kebanyakan ketawa?" Chenle sarkas, tapi dia menepuk-nepuk punggung Jisung, khawatir.


Jisung menenangkan diri, menarik nafas, lalu berkata,"Kamu lucu banget sih, aku bawa pulang aja, yuk?"

Chenle mencebik lagi, "Motor aja mogok gitu."


Jisung menyeringai, "Kalau aku bisa bawa pergi kamu dari sini, kamu aku culik samapi besok pagi, ya?"


Chenle tampak berpikir, matanya menatap ke atas, bibirnya mencebik, membuat Jisung semakin semangat untuk menculiknya.

"Tidak untuk diperkosa lalu dibuang di rawa-rawa. Janji." Jisung tertawa sendiri saat mengatakannya.

Chenle menatap Jisung, lalu mengacungkan jari kelingkingnya, " Pinky promise?"

Jisung menaikkan sebelah alisnya lagi, "Namamu?"



"Zhong Chenle."



Jari kelingking Jisung menyambut jari kelingking Chenle, "Oke Chenle, Park Jisung janji."


Sepuluh menit kemudian, Jeno datang bersama pacarnya, huang renjun , menjemput Jisung dengan mobil pick up yang baknya terbuka.

Setelah menaikkan motor Jisung ke atas mobil, Jisung menarik tangan Chenle untuk ikut duduk bersamanya di bak mobil yang terbuka. Bagian depan mobil memang hanya cukup untuk pengemudi dan dua penumpang, tapi Jisung tidak mungkin meninggalkan Chenle duduk sendirian di bagian belakang mobil, dia juga tidak mau duduk di sini sendirian. Intinya dari perjalanan ini adalah Jisung ingin berduaan dengan Chenle.


Jeno yang mengemudi, renjun terlihat setengah mengantuk.


"Renjun, kupikir Jisung tidak senang saat kita menjemputnya." Jeno berusaha membuka matanya.

"Ya, aku juga berpikir begitu, lihatlah kelakuannya. " Renjun berkata sambil melirik kaca yang menghubungkan bagian depan dan bagian belakang mobil.


Jisung terlihat bahagia memeluk Chenle yang duduk di antara kedua kakinya setelah dia sekali lagi berhasil menipu Chenle dengan mengatakan bahwa setan yang dilihatnya tadi ikut naik pick up bersama mereka dan sekarang sedang nangkring di atas motor Jisung untuk memperhatikan Chenle.



"Mana ada setan naik motor yang sedang naik pick up?! Bocah itu!" Jeno berdecak sebelum kembali tidur.

Yah, jadi begitulah. Chenle berakhir dengan menjadi tawanan Jisung untuk semalaman ini, dan siapa tahu hal ini berlaku untuk selamanya juga.

Well, my eyes are always on you. I love you.

🚌🚌🚌

Fluffy ¤sungle¤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang