14

3.4K 85 8
                                    

4 tahun kemudian

      Kini keluarga jeongin sudah menempati sebuah rumah sejak dua tahun yang lalu, rumah tersebut dibeli jeongin dari hasil kerja kerasnya dan juga ia mengirit pengeluaran yang tidak perlu untuk bisa cepat-cepat membeli rumah yang sudah ditaksirnya sejak pertama kali ia bekerja direstoran cina.

     Jeongin dan juga taera kini sudah memiliki dua orang anak yaitu Yang Taejeong dan Yang Namjeong, dimana kini taejeong sudah menginjak usia delapan tahun dan adiknya menginjak usia enam tahun. Taejeong sudah bersekolah disebuah sekolah dasar sedangkan sang adik masuk sekolah tk, taejeong dan namjeong merupakan anak yang pintar dan juga cerdas.

      Tetapi semua berubah ketika jeongin pertama kali pulang larut malam dalam kondisi mabuk berat.

-flashback on

      Langit malam sedang menumpahkan airnya dengan sangat deras, petir saling bersahutan. Taera duduk diantara kedua putranya yang tidak bisa tertidur karena suara petir yang membuat mereka takut, taera tidak hentinya menyemangati mereka agar tidak takut petir tetapi setiap terdengar suara petir mereka berdua malah semakin memperkuat pelukannya pada tubuh sang ibu.

     "Eomma...namjeong takut...". Namjeong menyembunyikan wajahnya di dada taera dengan tubuh yang bergetar ketakutan, taejeong pun melakukan hal yang sama. "Sudah..sudah...eomma disini bersama kalian, kalian tidak perlu takut...". Taera sembari mencium pucuk kepala kedua putranya itu.

     "Appa kemana sih eomma...kok belum pulang juga". Ujar taejeong yang membuat taera terdiam seketika. "Iya eomma...appa kemana? Namjeong kangen appa..". Balas namjeong. "Sebentar lagi appa akan pulang kok...kalian tenang saja". Meskipun hati taera tidak tenang tetapi ia terus menyemangati kedua putranya.

    Tidak lama kemudian, ada dua mobil yang masuk ke parkiran rumah mereka. Mobil pertama pastinya mobil milik jeongin dan mobil kedua milik teman jeongin yaitu hyunjin. Taera merasa cukup tenang karena suaminya pulang, ia pun menyuruh kedua putranya untuk segera tidur dan saling berpelukan saja jika mendengat suara petir.

     Betapa terkejut taera melihat jeongin yang dibantu berjalan oleh kedua teman lamanya yaitu hyunjin dan bang chan, jeongin nampak kacau dengan pakaian yang sudah berantakan.

      "Ya ampun oppa...kamu kenapa?". Taera langsung panik. "Dia mabuk berat taera-ah karena terlalu banyak minum tadi...aku sudah menyuruhnya berhenti minum tetapi dia terus saja meneguk banyak soju di acara kantor tadi". Jelas bang chan. Taera yang mendengar hal tersebut merasa syok karena sebelumnya jeongin tidak pernah mabuk, "y-yasudah kalau begitu terima kasih banyak sudah mengantarkannya pulang". Ucap terima kasih taera kepada kedua teman jeongin tersebut. "Sama-sama..nanti kalau dia kenapa-napa, jangan ragu untuk menelpon kami". Balas bang chan. "Kalau begitu kami pulang dulu". Bang chan dan hyunjin bersiap untuk pulang.

     "Tidak menunggu sebentar untuk dibuatkan teh hangat? Malam ini cukup dingin karena hujan..". Taera menawarkan teh hangat kepada kedua teman jeongin tersebut sebagai pertanda terima kasih. "Terima kasih...tetapi kami berdua harus segera pulang karena sudah cukup larut". Bang chan menolak secara perlahan. "Kalau begitu sekali lagi terima kasih banyak ya..sudah mengantar jeongin pulang". Sekali lagi taera berterima kasih kepada kedua teman jeongin yang sudah mengantarkannya pulang.

      "Yeji-ah...jangan tinggalkan aku". Tiba-tiba jeongin meracau tidak jelas. Taera kembali dibuat terkejut olehnya sekaligus bingung, ia memperhatikan kedua teman jeongin tersebut. Bang chan dan hyunjin hanya tertunduk seperti orang yang sedang gagal melakukan sesuatu, "nanti akan kami ceritakan semuanya taera-ah...tapi tidak sekarang, dan aku minta jangan tanyakan apapun yang barusan kamu dengar kepada jeongin". Jelas bang chan. "B-baiklah...". Taera berusaha menahan air matanya.

-flashback off

      Sejak malam itu, sikap jeongin perlahan berubah. Dimana ia mulai tidak romantis lagi terhadap istrinya, mulai cuek dengan kedua putranya, komunikasinya terhadap taera mulai kurang dan sering mengigau dengan menyebut nama yeji. Siapa yeji? Apa hubungan yeji dengan suaminya? Kenapa ia tidak tahu apapun tentang yeji? Pertanyaan itu yang terus berputar diotaknya ketika mendengar nama yeji. Ia sebenarnya sudah tidak tahan lagi dan ingin menanyakan siapakah yeri kepada jeongin, tetapi ia selalu teringat pesan bang chan dan terus menunggu waktu yang tepat untuk mendengarkan penjelasan bang chan.

#skip

      Taejeong dan namjeong sudah tertidur pulas karena malam sudah larut, sedangkan taera tengah duduk didepan meja rias sembari menyisir rambutnya dan menunggu jeongin keluar dari ruang kerjanya. Sudah pukul 23:00 jeongin belum kunjung keluar dari dalam ruangannya, taera memutuskan untuk mengetuk pintu ruang kerja suaminya.

~tok tok tok~

      "Oppa...". Panggil taera kepada jeongin sembari membuka pintu ruangan tersebut. "Hmm ada apa". Dingin jeongin tanpa melihat ke arah taera sedikitpun. "Masih lama oppa? Ini sudah larut malam...apa tidak bisa dilanjutkan besok?". Ujar taera sembari menghampiri jeongin yang masih mengetik macbook miliknya.

      "Hooaaammmm...". Jeongin menguap karena merasa mengantuk. "Kalau begitu nanti saja lagi oppa dilanjutkan...sekarang kita tidur yuk". Ajak taera. "Taera-ah..kenapa kamu cerewet sekali, kalau mau tidur ya tidur saja sana duluan...kerjaanku sebentar lagi juga akan selesai". Jeongin sedikit meninggikan nada bicaranya.

Taera pov

"Taera-ah..kenapa kamu cerewet sekali, kalau mau tidur ya tidur saja sana duluan...kerjaanku sebentar lagi juga akan selesai". Ucapan tersebut menusuk dalam dihatiku, entah sejak kapan suamiku ini menjadi kasar.

Aku tidak tahu apapun.

Aku bingung.

Apakah aku sudah tidak menarik lagi?

Apakah...dia berubah karena sudah ada yang lain?

Ah...tidak mungkin, jeongin oppa tidak mungkin selingkuh...

Ya tuhan...aku mohon kuatkan hatiku menghadapi suamiku ini

Taera pov end

     Taera hanya mengangguk menurut dengan apa yang diperintahkan oleh jeongin, taera dengan perlahan melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut dan menutup pintu perlahan. Begitu pintu tertutup rapat, barulah taera menumpahkan semua air mata yang ia bendung sedari tadi. Ia sangat kaget mendengar jeongin membentaknya tadi, baru pertama kali ini ia mendengar bahwa jeongin berbicara dengan nada yang cukup membuat nyalinya menciut.

      Taera segera masuk ke kamar mandi agar tangisannya tidak didengar oleh jeongin, hatinya sakit melihat perubahan drastis suaminya itu.

      Beberapa saat ia berdiam dikamar mandi, tidak lama kemudian jeongin mengetuk pintu kamar mandi yang ada dikamar tidur mereka.

       "Taera-ah...kamu didalam?". Panggil jeongin. "N-ne oppa...". Taera terkejut dan spontan langsung mencuci wajahnya untuk menyembunyikan mata sembabnya.

       Taera membuka pintu kamar mandi dan seketika tatapan matanya dengan jeongin menyatu, jeongin sedikit mengerutkan dahinya melihat ada yang aneh diwajah istri kecilnya itu.

      "Kamu habis nangis?". Jeongin menatap mata istrinya semakin lekat. "Eh...enggak kok oppa, siapa yang nangis...aku gak nangis kok oppa". Taera mengalihkan pandangannya. "Ayo kita tidur oppa...aku juga sudah mengantuk". Taera mengalihkan pembicaraan. Jeongin hanya membalas anggukan dan mengikuti taera ke atas tempat tidur.

     Posisi tidur taera menghadap ke jeongin dan jeongin melakukan hal yang sama kepadanya, jeongin memeluk pinggang istrinya itu yang membuat hati taera merasa tenang seketika. Tidak ada sepatah kata keluar dari mulut jeongin, ia sudah larut dalam tidurnya lalu disusul oleh taera.

#skip

TBC

      Author update lagi gaes....
Janlup voment pokoknya..

       

[Stray Kids NC18+] Adik Tiri || Yang Jeongin (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang