E I G H T

70 37 4
                                    

🤗Baru bisa publish🤗

H A P P Y R E A D I N G
🤗🤗🤗

Langit sudah sangat gelap orang - orang di luaran sana sudah tertidur lelap dan sudah mulai masuk alam lain. Faulla, Fara, Dea, dan Qilla belum ada tanda - tanda untuk beranjak meninggalkan rumah Dira. Sampai memilik rumah sudah menguap sedari tadi menunggu mereka pulang. Di suruh untuk menginap namun mereka menolak padahal ini sudah pukul 23.15 mau sampai kapan mereka disini?. Bukannya mengusir tapi ini sudah sangat malam dan gak baik juga anak gadis jam segini belum pulang. Apalagi mereka setelah pulang sekolah langsung main dan tidak pulang terlebih dahulu. Orang tua mereka pasti khawatir TIDAK mereka sangat khawatir pastinya.

Sela sedari tadi mundar - mandir menanyakan mereka akan pulang kapan dan menawarkan untuk menginap saja dan jawaban yang di dapatnya sama seperti tawaran Dira MENOLAK.

Sela kembali kekamar Dira dan membukakan kenop pintu hingga terlihat isi ruangan yang sudah seperti kapal pecah. Banyak sampah bekas wadah cemilan, botol minuman, tas ransel miliknya berserakan di mana - mana. Orang yang ada di dalam ruangan itu melongo melihat Sela menepuk keningnya.

"yaampun ini kamar apa tempat pembuangan sampah? Berantakan banget sih" geram Sela menghampiri Dira, Faulla, Dea, Fara, dan Qilla. Mereka (✌) hanya nyengir mendengarnya.

"beresin cepetan terus kalian tidur, gak ada yang boleh pulang malam ini" ucap Sela penuh amarah. Dira meringis.

"tapi kan kita-" ucap Dea terpotong.

"gak ada tapi - tapian pokonya kalian malam ini tidur di sini" sela Sela.

"tante kita kan belum minta izin" ucap Qilla dengan pipi eyes nya.

"nanti tante yang minta izin sama orang tua kamu"

"kalo gak di izinin gimana?" ucap Dea.

"aku sih pasti di izinin" ucap Fara.

"gue juga pasti di izinin" ucap Faulla mengikuti.

"Dea mama kamu pasti ngizinin kalau kamu nginep disini biasanya kan kamu suka nginep kalau mama papa kamu lagi keluar kota, kamu lupa?" ucap Sela sembari menompangkan tangan kedepan dada.

"hmm aku-" ucap Qilla terpotong. Ketika pintu kamar berdecit menandakan seseorang membukakan pintu lebih lebar.

"Qilla mana?" tanya Fendi sembari mendekat.

"aku om" ucap Qilla mengacungkan tangan.

"kenapa pah?" tanya Dira membenarkan posisinya yang tadinya terbaring menjadi duduk. Mungkin heran dengan ucapan papanya yang menanyakan Qilla.

"tadi papa-nya telpon papa, katanya ada Qilla apa nggak ada, terus kalau misalnya ada suruh nginap saja karena mama papa-nya pergi keluar kota untuk mengurus kakaknya yang ada di Maluku" jelasnya panjang lebar.

"loh emangnya abang kenapa om?" tanya Qilla.

"mana om tahu, kamu tanya saja sama papa kamu, kamu kan anaknya" jawab Fendi lalu keluar kamar Dira.

Qilla memajukan bibirnya terlihat kecewa dengan jawaban Fendi yang lain menahan tawa melihat Qilla mengekspresikan wajah seperti itu. Namun tak tahan lama ketika Sela mengeluarkan kata yang di ucapkannya seolah membunuh.

syenanDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang