N I N E

62 35 4
                                    

بسم الله الر حمنّ الر حيم

H A P P Y  R E A D I N G
🤗🤗🤗

Pagi – pagi sudah ada drama di rumah Dira, iya drama acara berdebat antara Dira dan Dea yang berujung berpelukan.

Dira memang seperti itu ia tidak suka jika seseorang bahkan sekalipun itu sahabatnya memakai barang miliknya tanpa memberitahu terlebih dahulu. Kesannya tidak sopan.

Meski Dira sudah memaafkan Dea namun di hatinya masih ada rasa kesal. Mendiamkan seseorang bukan karakter Dira namun Dea merasa Dira mendiamkannya. Dea merasa tak enak dengan apa yang sudah ia lakukan dan memakai barang Dira tanpa permisi, seperti jelangkung hufhhh. Sampai barang itu rusak.

Mungkin Dira tidak akan semarah tadi kalau barang itu tidak seberharga dan seberapa penting di hidupnya, apalagi barang itu pemberian kakaknya yang sudah tiada.

“hm Ra?” panggil Dea hati – hati, Dira melirik walau sekilas.

“lo masih marah sama gue?” tanyanya.

Dira mengarahkan kepalanya menatap Dea. Ada rasa iba di hati Dira karena melihat raut wajah Dea seperti itu.

“enggak ko Ya, gue udah gak marah lagi ko sama lo (sambil tersenyum tipis)lo gak usah kaya berasa bersalah banget bukan salah lo juga kok” ucap Dira.

“lo gak bohong kan?“ucap Dea yang memiringkan kepalanya mengarah Dira yang tidak lagi menatapnya.

Dira menatap Dea “enggak Dea, ngapain gue bohong. Lagian kan tadi udah maaf – maafan terus pelukan lagi ”ucap Dira meyakinkan Dea.

“abisnya lo kayak ngediemin gue gitu sih.” Keluh Dea.

“nggak Deaa, gue cuman___”ucap Dira terpotong karena guru mata jam pelajaran pertama sudah masuk ke kelasnya.

Dira dan Dea membenarkan posisi duduknya menghadap ke arah depan papan tulis dan melipatkan kedua tangannya diatas meja.

@@@

Setelah bergelut dengan pelajaran yang sangat amat membosankan dan melelahkan akhirnya bel istirahat pun berbunyi. Seperti menunggu antrian yang akan membagikan sembako pada masyarakat, gaduh dan berisik. Begitulah anak kelas XI A3 ketika mendengar suara bel, seperti anak TK yang di beri bintang tiga oleh gurunya.

“WOI BIASA AJA DONG” bentak Fara yang terkena senggolan dari salah satu teman kelasnya. Orang itu menundukkan kepalanya tanda minta maaf. Hanya itu saja? Tidak ada niatan untuk meminta maaf dengan ucapan? Atau tidak ada tindakan lain selain ia menundukkan kepalanya? Cihh menyebalkan.

“Far jangan terlalu galak sama orang” ucap Qilla santai namun berhasil membuat Fara memutarkan matanya.

“udah jangan ribet mending ke kantin aja, laper nih” ucap Faulla sembari memegang perutnya.

“gasken” ucap Fara sembari merangkul Qilla.

Awalnya Qilla ingin melepaskan rangkulannya tapi Fara mempereratkan tangannya, apalah daya Qilla yang hanya pasrah karena tenaga Fara sangat kuat. Kalian tahu kan Fara itu wanita tomboy.

“Ra, Ya ayo” ajak Faulla yang menyadari Dira dan Dea masih setia dengan tempat duduknya. Mereka mengangguk dan beranjak.

syenanDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang