S E V E N T E E N

41 11 17
                                    


H A P P Y  R E A D I N G
🤗🤗🤗

***
Aku berharap semoga kalian selalu ada di sisiku. Mau senang ataupun susah semoga kita selalu bersama
***

Setelah insiden meminta maaf Adelard dan Dira kini sedang di taman belakang. Karena Dira tidak ingin didalam rumah mau tidak mau Adelard harus menuruti. Toh ini juga rumah dia.

“kamu kenapa sih tiba – tiba mukul Dennis? Padahal kamu gak kenal dia” ucap Dira yang duduk di samping Adelard sembari mengayun – ayunkan kakinya.

“aku kenal sama dia” ucap Adelard singkat, ia masih merutuki kejadian tadi. Mana bisa ia meminta maaf pada musuhnya dan saingannya walaupun kini Dira sudah menjadi miliknya.

“kamu kenal? Kenal dari mana?” tanya Dira heran.

“iya aku kenal dia, karena sebelumnya kita pernah separing bareng. Belum lama malah” ucap Adelard.

“belum lama? Terus kenapa kamu kaya yang gak suka sama dia?”

“dia suka sama kamu bahkan dia nyuruh aku buat jauhin kamu”

“apa? Nyuruh jauhin aku? Siapa dia seenaknya kalo ngomong?” ucap Dira kesal.

Ternyata Adelard tahu kalau Dennis menyukainya. Dira takut suatu hari nanti Dennis akan datang menghancuri hubungannya.

“makannya aku gak suka kalai dia kesini, lagian kamu juga ngapain sih nerima dia? Masih pagi lagi dia kesininya”

“yaaa diakan cuman mau nengokin aku, lagian aku gak enak buat ngusir dia” ucap Dira lalu mengerucutkan bibirnya “udah ya jangan bahas ini lagi?” lanjut Dira memasangkan pipi eyes nya.

“em iya – iya”

Mereka berdua terdiam dan saling menatapi langit siang. Rasanya ini seperti mimpi bagi Dira, ia bisa bertemu dan berada di samping Adelard lagi. Harapan Dira semoga ia bisa selalu bersama selamanya hingga nafas terakhir bersama Adelard.

@@@


“gue kangen Dira, tapi dia tega udah bohongin gue” gumam Dea sembari memegang benda pipihnya.

“apa gue telpon aja yah?”

“ah gengsi gue”

“aish dia kan bukan gbtan atau pacar gue, masasih harus gengsi”

“tapi kan dia udah ngecewain gue”

“aih tau ahh pusing gue mikirannya”

Dea terus bermonolog dan merutuki dirinya sendiri. Ia bingung harus bagaimana sekarang. Bahkan sahabat – sahabatnya yang lain tidak ada kabar paska insiden hari itu.

Ah harusnya Dea tidak marah pada Dira, ia tidak salah. Bahkan Dira menyembunyikan penyakitnya demi mereka tidak khawatir padanya.

@@@

Pukul 06.15 pagi Dira terbangun dan langsung melakukan rutinitasnya—mandi. Tidak terlalu banyak menghambiskan waktu kini Dira sudah keluar dari kamarnya dengan seragam sekolahnya yang sudah rapih dan menuju meja makan untuk sarapan.

“morning mah, pah” ucap Dira.

“morning sayang” ucap Sela dan Fendi berbarengan.

syenanDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang