T H I R T E E N

50 22 17
                                    

H A P P Y  R E A D I N G
🤗🤗🤗

Aku selalu kecewa jika dirimu selalu menanyakannya, padahal disini aku selalu ada buat kamu

***

Tidak terlalu banyak menghabiskan waktu kini Dira sudah sampai di bangunan mewah berminimalis tempat kediamannya dan kedua orang tuanya.

Seorang wanita paruh baya itu keluar dari arah pintu depan ketika bunyi klason mobil berbunyi lalu berlari kecil menuju pagar dan membukkannya dengan lebar. Wanita itu tersenyum lalu menundukkan kepala ketika Sela membuka kaca mobil dan membalas senyumannya.

Wanita itu asisten rumah tangga di rumah ini. Beliau bekerja disini semenjak Dira di rawat di rumah sakit, Sela dan Fendi memutuskan untuk mengadakan seorang ART dirumahnya. Karena Dira sakit dan di rawat otomatis rumahnya tidak ada yang urus. Sela setiap hari di rumah sakit menunggu Dira sedangkan Fendi kerja pagi pulang malam, jadi tidak ada orang di rumah. Satpamnya pun sering bulak balik ke rumah sakit untuk memenuhi kepentingan Sela jika ada sesuatu yang ingin di bawa.

“terimakasih bi” ucap Sela ketika mobil melaju masuk ke dalam garasi.

“iya bu” balas wanita itu tersenyum dan menundukkan lagi kepala.

Setelah mobil berhenti buru – buru Fendi keluar dan membuka bagasi mobil lalu menurunkan barang – barang yang sebelumnya sudah ia kemas di rumah sakit.

“bi tolong bawa ini ke dalam yah” perintahnya pada bi Narti.

Bi Narti inilah asisten barunya, beliau sudah berkepala 4 dan memiliki anak di kampung. Entah dari mana Sela dan Fendi bisa mempekerjakan bi Narti sedangkan tempat asal beliau lumayan jauh dari rumahnya. Mungkin rezeki bi Narti memang  ada disini, di rumah Dira.

“baik pak” ucapnya, lalu berjalan masuk kedalam rumah sembari membawa barang yang sudah Fendi berikan padanya.

Sela keluar dari mobil lalu membukakan pintu mobil tengah “ayo turun sayang, awas hati – hati” ucapnya sembari mengulurkan tangan pada Dira. Dira hanya ber’dehem’ tidak menjawab.

@@@

“kamu duduk disini dulu yah, mama mau ambilkan dulu minum untuk kamu” titah Sela pada Dira sembari mendudukkan Dira pada sofa ruang keluarga.

Dira mengambil remote tv lalu memencetkan tombol power tv pun menyala dan terpampanglah sebuah sinetron ftv.

Ketika Dira menyimpan remote ia melihat benda pipih yang beberapa hari ini tak sempat ia pegang dan mengeceknya.

Tiba – tiba Dira mengerucutkan bibirnya “gue kangen kalian” gumamnya.

Sela datang menghampiri Dira lalu tersenyum “kenapa sayang kok mukanya gitu sih, ada apa” tanya Sela sembari mengelus rambut panjang Dira.

“aku kangen Dea, Fara, Qilla, dan Faulla mah” ucapnya sendu.

Lagi, Sella tersenyum kini tangannya beralih pada tangan Dira ia mengusap tangan Dira “kalo kamu kangen coba telepon mereka”

“aku belum siap mah”

“loh kok belum siap, kenapa?” tanyanya heran.

syenanDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang