E L E V E N

42 25 7
                                    


H A P P Y  R E A D I N G
🤗🤗🤗


Baru saja merasakan apa itu cinta namun sudah ditinggal

***

“Dira lo?”

Gue memegang kepala gue yang masih pusing lalu gue terjatuh dan suara orang itu mulai menghilang di telinga gue.

End Dira pov

Wajah Dira sudah sangat pucat badannya pun gemeteran, keringat bercucuran di mana – mana dan—hidungnya berdarah?

“Dira lo?” panggil seseorang sembari menunjuk ke arahnya.

Ia menghampiri Dira yang sudah tergeletak di lantai. Dengan wajah yang khawatir karena sahabatnya pingsan dengan wajah yang sangat pucat dan keluar darah dihidungnya.

“Ra bangun”

“Dira gue mohon sama lo tolong bangun”

"Dira lo denger gue kan? Becanda lo gak asik Ra"

Panggil Faulla dengan tangisannya yang histeris sesambil menggucang – guncangkan tubuh Dira yang masih terbaring di lantai.

Orang yang mengikutinya ke kamar mandi adalah Faulla, sahabat Dira. Ia mengikuti Dira ketika bertemu di koridor dengan wajah yang sudah pucat. Faulla yakin Dira sedang tidak baik – baik saja makannya ia mengikuti tanpa sepengetahuan dirinya.

@@@

Di dalam ruangan yang serba putih dan dihiasi bau khas obat-obatan Faulla terus menatap Dira sembari menangis, karena takut Dira kenapa-napa sedangkan Sela dan Fendi belum datang juga.

Namun berselang beberapa menit kemudian Sela dan Fendi datang dari arah pintu dan menghampirinya.

Faulla berdiri ketika Sela dan Fendi menghampiri Dira yang masih terbaring di atas ranjang.

“Tante, om” panggil Faulla sembari mencium punggung Sela dan fendi secara bergantian.

“Faulla, Dira kenapa bisa seperti ini?” tanya Sela yang sudah di basahi air mata.

"Aku gak tahu tante, tadi sebelum Dira pingsan dia pergi ke toilet. Karena aku penasaran aku ikutin dia dari belakang soalnya jalannya tuh sempoyongan gitu tante. Setelah sampai di toilet Dira membalikkan badannya menghadap aku karena mungkin Dira tahu ada yang ngikutin dia dari belakang terus aku lihat muka dia itu udah pucat banget dann___ hidungnya berdarah" jelas Faulla sembari mengusap air matanya sesekali.

Sela yang mendengar penjelasan Faulla menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Fendi yang di sampingnya mengusap punggung istrinya menguatkan.

“pah” ucap Sela sembari membalikkan tubuhnya menghadap sang suami.

“Dira anak yang kuat, dia pasti baik – baik aja” ucap Fendi lagi menguatkan Sela.

Di atas ranjang gadis itu masih menutupkan matanya dengan rapat ia bukan tidur melainkan?belum siuman dari insiden pingsan tadi hingga sekarang. Badannya kaku, wajahnya sangat pucat, di sela – sela hidungnya terdapat selang nasogastrik yang membantunya untuk bernafas tak lupa juga dengan infusan di tangan kirinya yang di asupi cairan resusitasi.

“sebenarnya Dira sakit apa? Hingga saat ini ia belum juga siuman” Dalam hati Faulla bertanya.

Faulla tetap stay di samping Dira dan rela bolos hanya untuk menemani sahabatnya itu.

“Faulla kamu gak balik lagi kesekolah?” tanya Fendi saat selesai mengantar istrinya untuk istirahat di sofa yang ada diruangan bernuansa serba putih ini. Dan menghampiri Faulla.

syenanDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang