part.12

727 51 5
                                    

Jatuh cinta itu menyenangkan,katanya!!
Aira A.Margaretha
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Knop pintu ruang yang ditempati itu terbuka dan nampak dua orang paruh baya yang berlari kecil menghampiri Ara
"Ara sayang kamu nggak papa kan nak,untung saja tadi papa bisa undur meeting papa,papa khawatir sama kamu sayang"ucap Surya yang datang tiba-tiba yang langsung memeluk tubuh mungil putrinya

"Papa lebay deh,Ara nggak kenapa-kenapa Ara cuma Pingsan doang pa nggak mati"jawab Ara

"Hust mulut kamu ini nggak ada bedanya dari dulu"sahut Widya

Surya yang sedari tadi memeluk Ara melepas pelukanya matanya tertuju pada pemuda yang kini berdiri di samping brankar Ara

"Nak Devan"ucao Surya,"Nak devan yang sudah bawa Ara ke rumah sakit??"tanya Surya

Devan yang kini merubah posisinya menjadi lebih sopan dibadapan Surya dan berkata,"iya om saya yang bawa"

"Terima kasih nak kamu sudah membawa Ara kesini,sudah dua kali kamu membantu keluarga saya"Surya menghampiri Devan dann memeluknya

"Iyha om sama-sama,justru saya mau minta maaf sama Om,karena saya tidak bisa menjaga Ara"ucap Devan yang melepas pelukanya

"Ini bukan salah kamu nak berhenti menyalahkan diri kamh sendiri"ucap Surya

"Thanks ya dev lo udah tolongin gue"sahut Ara

"Nanti lo harus bayar semua ini cing"senyum ejek Devan

Surya dan Widya hanya terkekeh melihat mereka berdua

"Jadi lo nggak ikhlas nolongin gue"ucap lirih Ara,"huaaa mama papa cacing pita jahat"tawa pecah Ara yang membuat gempar ruangan itu

"Kamu ini kaya anak kecilaja toh Ra,nanti bayaranya kamu jadi mantunya orang tua devan"tawa Surya

"Ma..maksudnya"tanya Ara

"Dasar Lola lo cing"ejek Devan

Jam menunjukan pukul 23.25 Ara yang mulai mengantuk pun memejamkan matanya sejenak selepas kepulangan temanya dan teman Devan yang gesrek itu

Surya dan Widya sudah pulang dari tadi,Devan menyuruh mereka pulang karena tak tega melihat mereka kelelahan dan kini hanya ada Devan dan Ara diruangan itu

Devan yang kini tertidur dikursi samping brankar itu mengigau yang membuat ritual tidur Ara terganggu

"Aku sekarang mau jaga kamu,aku sekarang udah gede"dengkur Devan

"Aku udah nggak takut lagi sama ulat bulu"sambungnya

"Aku liat kamu masih simpen kalung dari aku"

"Aku hancur liat kamu yang masih setia mencari aku"

Deg,kalung,ulat bulu kata-kata itu mengingatkan Ara pada sosok sahabat kecilnya yang ia cari selama ini
"Apa jangan-jangan,,nggak nggak mungkin nggak mungkin Devan bocah itu nggak mungkin",gumam Ara

"Dev,dev bangun lo ngigo tuh dev"ucap Ara sambil menggoyang-goyangkan bada Devan

Devan pun sontak kaget,"huaaemmm apaan sih lo ganggu orang tidur aja,lo mau apa??"tanya Devan

"Lo tadi ngigo,ganggu gue tidur tau"jelas Ara

"Gue"tunjuk Devan ke dirinya sendiri

"Yaiyalah elo mau siapa lagi"

"Gue ngigo apa Ra"tanya Devan

"Kepo lo banteng,dah ah gue mau tidur kepala gue pusing"

"Besok gue udah boleh pulang kan dev,sumpah gue nggak betah disini baunya nggak enak"fanya Ara

The Tomboy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang