1. Persahabatan

288 48 2
                                    

"Sudah 10 tahun, tidak ada niatan kah engkau pulang, Jeon Jungkook?"

Flasback On

"Jungkook-ah, kajja, kita ke Jembatan Hannam."

"Mwoga hyeong?"

"Jembatan Hannam-dong." Senyumnya.

Hari ini Park Jimin datang lagi ke panti asuhan, dimana Jeon Jungkook tinggal, karena ikut manager ayahnya yang menyumbangkan uang dengan membawa sepedanya di mobil.

Menggeleng. "Shirheoyo, mianhae."

"Aaa, wae?" Keluh Jimin.

"Jalan ke sana ramai, nanti eomma marah."

"Aniya, kita naik sepeda hati-hati, kau tinggal memboncengku saja," bujuk Jimin.

Jungkook menatap langit-langit tampak berpikir. Dia takut pergi jauh dari panti asuhan.

"Ini, aku membuatkan kaos kembar, terima ini dan pakai." Jimin memakaikan kaos itu pada Jungkook.

"Hyeong, tapi ..... ini pasti mahal. Aku tidak mau."

"Kalau kau tidak mau, nanti aku marah." Jimin berkacak pinggang, "Lihat dipojok baju, aku buatkan inisial nama kita 'JJ' artinya Jimin Jungkook." Jimin tersenyum hingga matanya hanya terlihat segaris.

"Kajja ke Jembatan Hannam." Jimin langsung menarik Jungkook menuju sepedanya, dan Jungkook hanya terlihat pasrah.

- Jembatan Hannam Dong-


"Aku dengar, sini tempat terbaik untuk bunuh diri, banyak orang yang bunuh diri di sini."

"Mwo?! Yha hyeong, kita masih sepuluh tahun, buat apa bunuh diri?"

"Yha! Apa kau pikir aku ingin bunuh diri?"

"A-aniyo, hanya ..... tiba-tiba saja, kenapa Jimin hyeong mengatakan hal mengerikan seperti itu," jawab Jungkook cemberut.

"Dia yang bunuh diri, hanyalah orang-orang bodoh." Jawab Jimin ketus.

Setelah beberapa saat mereka menikmati sore yang indah di Jembatan Hannam ini, Jimin mengajak pulang, "Ayo pulang, nanti kau bisa kena marah eomma jika terlalu lama keluar," ajak Jimin.

Saat Jimin mengambil sepedanya yang terletak tidak jauh dari mereka, tiba-tiba Jungkook berteriak keras.

"Hyeong!!! Mmm Hyeong ... " Dan suara itu lenyap begitu saja.

"Ju-Jungkook!? Jeon Jungkook?!!" Jimin segera menaiki sepedanya, dan mengejar mobil hitam yang membawa Jungkook kabur.

Tapi karena sepedanya tidak bisa secepat mobil, Jimin tidak bisa menyusul mobil yang membawa sahabatnya itu pergi entah kemana.

Jimin malah terjatuh dari sepedanya karena terlalu cepat hingga lututnya berdarah. Ia hanya bisa menangisi kepergian sahabatnya dengan pasrah.

"Jangan bawa Jungkook pergi! Jebalyo gajima!!" tangisnya.

Flasback Off

"Arkh ... "

Kepala Jimin berdenyut jika mengingat kejadian sepuluh tahun silam yang memilukan itu. Sudah sepuluh tahun, Jimin tidak dipertemukan oleh sahabatnya lagi.

Sahabat yang selalu datang karena orang tua Jimin terlalu gila kerja sehingga Jimin kesepian. Padahal ia mempunyai suadara, tetapi ia masih lima tahun, dan terlalu kecil untuk diajak bermain keluar.

Come Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang