So Hyun selesai membuat dua mie instan, "Igo, jal meokgoyo. (Ini, makan dengan baik)" So Hyun membalikkan badannya hendak kembali bekerja lagi.
"Kau mau kemana? Kemari!" Jimin menarik tangannya hingga So Hyun duduk.
"Ne? Aku harus bekerja lagi. Bagaimana jika sajangnim memarahiku lagi?"
Jimin melihat ke arah luar, karena minimarket ini tembus pandang. "Ani, dia mungkin sudah pulang dan sekarang tidak ada pembeli. Lebih baik kau makan dulu." Jimin menyodorkan satu cup mie instan yang sudah So Hyun buat tadi.
"Mworagoyo?"
Jimin membeli dua mie instan, ia bermaksud memberikan satu cup pada So Hyun. Ia yakin, So Hyun sangat meminimalisir pengeluaran uangnya hingga tidak mau makan di luar.
"Meokgo! Jika tidak dimakan, aku akan ...."
"Akan apa?" gertak So Hyun.
Melirik ke kanan kiri. "Menyuapimu," singkatnya.
Plak!!
So Hyun memukul lengan Jimin.
"Kau mencoba menggodaku? Kau yang bilang sendiri, jangan-"
"Kau pucat, sebentar lagi kau akan mati jika tidak makan." Jimin langsung melanjutkan menyantap mie instannya itu.
Jimin memang tak memiliki sopan santun jika pada teman sebayanya, apalagi jika dirinya sedang kesal. Perkataanya akan asal-asalan.
"Yha," tegur So Hyun, "jaga mulutmu jika bicara."
So Hyun terpaksa menyantap makanan itu untuk mengganjal. Mungkin ia pusing karena jarang memenuhi nutrisi tubuhnya dan bekerja terlalu keras hingga menguras energinya.
***
"Jimin, ini sudah jam sembilan. Apa kau tidak ingin pulang?"
"Aku ingin pulang, tapi nanti saja." Kata Jimin sembari memainkan ponselnya dengan raut wajah mengantuk. "Porsi makanmu sebenarnya berapa? Kenapa wajahmu masih pucat?"
So Hyun lalu mengatupkan kedua bibirnya. "A-anieyo, nanti aku akan minum vitamin. Aku sudah terbiasa."
Jimin tidak menjawab, hanya menggelengkan kepalanya.
"Sebaiknya kau pulang, bagaimana jika orangtuamu mencari?"
"Aku tidak tinggal bersama mereka."
"Ye? Mworagoyo?"
"Aku tinggal di apartemen dekat sini. Aku sudah besar, buat apa tinggal bersama mereka lagi."
Brakk!!
So Hyun yang sedang membaca buku di meja kasir, kini menutup bukunya dan menatap ke arah Jimin.
"Kenapa? Apa aku salah?"
"Yha jaga bicaramu, seumur hidupmu kau akan tetap membutuhkan orang tuamu."
"Ara (aku tahu), tapi aku hanya ingin mandiri. Aku sebenarnya hanya tidak ingin jika satu atap dengan appa-ku." Jimin tersenyum kecut.
So Hyun terkejut. Jimin seperti tidak bisa bersyukur masih memiliki keluarga yang lengkap.
"Yha, apa kau tidak bersyukur memiliki orangtua yang lengkap dan perhatian." Mata So Hyun memerah.Jimin mendengus kesal. Jika saja So Hyun tahu tahu alasan dirinya membenci appa-nya karena dia membungkam penculikan Jungkook dengan kekuasaannya. Sampai saat ini Jimin hanya mengetahui alasan pembungkaman itu karena untuk dirinya sendiri, agar tidak terlibat masalah saat menjadi pewaris keluarganya. Tidak ada yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back Home
RomanceSetelah 10 tahun tidak dipertemukan, bagaimana bisa mereka bertemu kembali? Mungkin mustahil, tapi pepatah mengatakan, "Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini." Tapi, bagimana dengan seorang perempuan yang sama-sama mereka kenali? -Aku merasa...