5. Cuek

141 34 6
                                    

Hidup berpisah dengan keluarga itu sungguh membosankan. Tiada penghibur lain selain menghibur dirinya sendiri. Itu yang dirasakan oleh Park Jimin.

Malam ini, dengan celana pendek dan hoodienya, Jimin keluar dari apartemennya untuk mencari udara segar. Sungguh suntuk sekali berdiam diri di dalam apartemen hanya dengan bermain game. Karena ini adalah hari pertama Jimin memasuki Universitas Seoul, maka dari itu ia belum ada tugas apapun dari dosennya. Jadi Jimin punya waktu senggang sementara untuk tidak belajar.

Jimin memang tinggal terpisah dengan kedua orang tuanya dan adiknya. Belum lama, sejak dia lulus SMA, Jimin memilih untuk tinggal di apartemen sendiri. Karena umurnya sudah lebih dari 20 tahun, maka Jimin diizinkan untuk itu, selagi dia bisa mengurus dirinya sendiri dan tidak lupa waktu.

Jimin berjalan-jalan melihat pemandangan sekitar apartemennya ini. Karena sekitarnya adalah taman, tidak heran jika banyak pasangan kekasih yang menghabiskan malamnya di taman ini. Entah hanya untuk melihat pemandangan, atau hanya sekadar jalan-jalan dan berbicara yang tidak penting.

Jimin geli melihat hal seperti itu. Lebih baik dia keluar dari zona ini. 

Brakk!!

Ada yang menabrak Jimin dari lawan arah.

"Jo-joesonghabnida," ujar orang itu.

Jimin lalu melihat wajah orang itu, "Jeon Jungkook?"

"Ne?" Orang itu bingung sendiri, lalu melirik ke kanan kiri. "Nama saya Kim Seokjin, bukan Jeon Jungkook," jelasnya.

Jimin mengerjapkan matanya beberapa kali, karena matanya panas menahan tangis. "Ah, mianhae mianhae, saya salah orang." Jimin membungkukkan badannya lalu pergi.

Akhirnya Jimin meneteskan air matanya setelah melihat orang yang wajahnya mirip dengan Jeon Jungkook kecil. Jimin sadar, banyak orang yang wajahnya hampir mirip di dunia ini, walaupun mereka tidak ada hubungan darah.

"Jeon Jungkook." lirih Jimin.

Saat Jimin berjalan tidak menentu arah, ia tidak sengaja melihat minimarket tidak jauh darinya. Jimin yang merasa membutuhkan air untuk mendinginkan kepalanya, pun langsung memutuskan untuk pergi ke minimarket tersebut.

Saat dia masuk, ekspresi wajahnya langsung berubah masam melihat siapa yang menjaga minimarket ini. Seorang yeoja yang sibuk membaca buku.

Sadar jika ada pembeli masuk, ia langsung menyapa dengan ramah. "Annyeonghaseyo, selamat berbelanja."

Tapi Jimin mengabaikannya. Ia masih kesal dengan perlakuannya tadi siang yang seperti mengingkari janji.

Jimin tidak ingin berlama-lama di sini, karena merasa ada hawa-hawa panas yang bisa jadi malah menambah emosinya. Ia mengambil sebotol minuman isotonik di kulkas kaca dan langsung membayarnya di kasir.

"Neo mwohanya, malam-malam keluar?"

Jimin merasa kesal, kenapa dia malah terlihat sok peduli, "Seharusnya aku yang bertanya, kau perempuan, kenapa malam-malam keluar?"

"Aku bekerja paruh waktu," ujar Kim So Hyun.

"Apa sambil belajar tidak menggangu pekerjaanmu?"

"Ani, selagi tidak ada pembeli, aku bisa belajar sedikit." Kata So Hyun sembari tersenyum.

"Harus begitu?" tanya Jimin singkat.

"Eung, aku tidak punya banyak waktu untuk belajar, jadi harus aku menyempatkan waktu belajar di sini. Aku takut beasiswaku ... dicabut." Ucap So Hyun mengehela napas lelah.

Come Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang