4. Penggangu

147 40 5
                                    

Apel pagi sudah selesai, sungguh sangat membosankan bagi Jimin. Apalagi banyak mahasiswi yang ingin dekat-dekat dengannya. Mereka bersikap sok akrab agar Jimin memberikan nomor teleponnya. Tapi mustahil, sebaliknya Jimin malah ilfeel dengan sikap mereka yang berlebihan. Lebih baik Jimin menjauh.

Saat yang lainnya sedang beristirahat, ada yang ke kantin, ada yang membahas tentang hari pertamanya masuk ke universitas ini, Jimin memilih duduk sendirian di bawah pohon rindang di halaman universitas.

Hanya melamun memikirkan hidupnya yang sangat tidak berarti ini baginya. Walaupun kejadian itu sudah lama, tapi Jimin masih menginginkan Jungkook di sisinya.

Tiba-tiba matanya tertuju pada seorang yeoja yang juga duduk sendirian tidak jauh dari tempat Jimin duduk.

"Aigo dia lagi," gumamnya.

Sangat malas baginya untuk berurusan dengan perempuan itu. Tapi bukankah dia ingin membantu mencari sahabatnya, Jeon Jungkook.

Jimin berdiri lalu berjalan mendekati Kim So Hyun.

Angin sepoi-sepoi menerpa anak rambut So Hyun yang membuat kecantikannnya tidak diragukan lagi. Jimin mengerjapkan matanya beberapa kali.

Plakk!!

Jimin langsung menepuk pipinya, "Hya Jimin, kenapa kau melihatnya seperti itu, biarkan saja dia, bukannya kau mendekati hanya ingin bertanya tentang Jungkook," monolog Jimin.

"Kim So Hyun?"

So Hyun mendongakkan kepalanya.

"Eo? Park Jimin ... yang menolongku tadi, kan?" So Hyun menebar senyuman manis.

"Eung. ak-"

"Oppaaa!!" Tiba-tiba dari kejauhan, terlihat dua orang perempuan yang membawa sesuatu ditangannya berlari kecil mendekati mereka. Tidak, sepertinya mendekati Jimin. Sedangkan, So Hyun menahan tawa karena ekspresi wajah Jimin berubah menjadi kesal.

"A-annyeonghaseyo." sapa perempuan itu terbata-bata. "Apa aku bo-"

"Kalian siapa? Aku bukan Oppa kalian, jangan memanggil itu, tidak sopan!" kata Jimin ketus.

"Ah, joesonghabnidaa," Dua perempuan itu lalu menyodorkan minuman pada Jimin dengan tersipu, "kami ... ke sini, hanya ingin memberikan ini. Mohon terima, ne?"

"Eung, diterima jebalyo, hari ini sangat panas, Oppa harus banyak minum air agar tidak kelelahan." ujar salah satunya yang langsung mendapat senggolan mengisyaratkan agar tidak memanggil 'Oppa'.

Jimin mengerutkan keningnya, lebih baik ia masih menjadi murid SMA lagi saja, karena para perempuan di sana tidak segila perempuan yang ada di universitas ini.

So Hyun kelepasan tertawa kecil karena tidak bisa menahan tawanya. Sedangkan Jimin menghela napas kasar, lalu menyambar dua minuman sekaligus yang diberikan padanya itu, "Aku sudah terima, jadi sana pergi!"

"Go-gomawoyo," kata mereka tersipu.

Menghela napas. "Kenapa tidak pergi, aku sudah menerimanya."

"Mmm ... apa boleh kami ... meminta nomor pon-"

Brak!!

Jimin menaruh botol minum itu di meja depan So Hyun dengan keras, hingga membuat dua mahasiswi di depannya ini terkejut, termasuk So Hyun. "Apa kalian tahu jika kalian menggangu kami?"

Seketika So Hyun membulatkan matanya terkejut, "Mwo? Ka-kami?"

"N-ne? A-apa kalian pacaran?"

Come Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang