2. Famous

179 42 5
                                    

Hari ini adalah hari pertama Jimin masuk ke Universitas Nasional Seoul. Ia jadi teringat sahabatnya, Jeon Jungkook, yang dulu mengimpikan universitas ini.

Jimin bahkan menyempatkan waktunya untuk mencari nama Jungkook di situs website pendaftaran mahasiswa/i di Universitas Nasional Seoul tahun ini. Ia berharap nama Jungkook tertera, walaupun hanya kemungkinan kecil.

Tapi ternyata hasilnya nihil, tidak ada nama Jungkook di situs website pendaftaran. Kecewa bercampur sedih itu yang Jimin rasakan, karena rasa bersalahnya pada Jungkook yang tidak pernah padam, walaupun yang membungkam penculikan itu adalah Park Jungsoo.

Ckiit....

Jimin turun dari mobilnya lalu berjalan menuju gedung aula untuk apel pagi melewati halaman yang lumayan luas ini.

Mahasiswa/i baru harus berangkat lebih awal untuk mengikuti apel pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mahasiswa/i baru harus berangkat lebih awal untuk mengikuti apel pagi ini. Tetapi sepertinya Jimin berangkat terlalu pagi karena berharap bertemu Jungkook. Walaupun tahu hasilnya tetap nihil.

Ternyata mahasiswa/i juga mulai memadati kursi di halaman untuk menunggu jam apel pagi dimulai. Tetapi, lebih dominan mahasiswi.

Ingat. Jimin sangat antis dengan perempuan. Apalagi jika mereka terobsesi dengan dirinya.

"Heol, dia tampan sekali!" teriak mahasiswi baru yang tidak sengaja melihat Jimin lewat di depannya.

Sejak duduk di bangku SMP Jimin sering mendapat pujian seperti itu. Tapi dia tidak berkutik sedikitpun dan selalu saja mengabaikannya. Tidak pernah ada yeoja apalagi rencana mempunyai kekasih yang terlewat di benak Jimin, hanya karena pikirannya dipenuhi cara untuk menemukan sahabatnya. Karena itu, Jimin menjadi orang yang pendiam.

Bukannya tidak pernah, hanya saja Jimin belum berniat untuk memikirkannya.

"Wah dia seperti malaikat!"

"Tampan sekali, Ya Tuhan!"

"Stylenya sangat cocok!"

"Aku ingin meminta nomornya!"

"Wow dia terlihat sangat bercahaya sekali."

"Aku ingin menjadi kekasihnyaa!"

"Hey mana mungkin, pasti aku yang menjadi kekasihnya."

"Dia type idealku sekali, omo!"

"Oh My God, aku hampir pingsan hanya melihat wajahnya saja."

Sekiranya, itu yang di dengar Jimin sepanjang perjalanan menuju aula universitas. Ternyata perkataan mahasiswi ini lebih berlebihan dari yang ia dengar saat duduk di bangku SMP maupun SMA. Terlalu berlebihan dan terdengar menggelikan di telinga Jimin.

Padahal hari ini Jimin hanya mengenakan baju yang biasa baginya, tapi kenapa para mahasiswa sangat terpesona sekali padanya.

"Wooo, sangat sangat tampan! Apakah dia sudah punya kekasih?"

Come Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang