d u a

1.6K 198 1
                                    

Tubuh di atas ranjang single bed itu bergetar. Badannya menggigil, bibirnya tak henti menyuarakan igauan 'tidak, jangan pergi', ia bermandikan keringat meski pendingin ruangan itu jelas menyala dengan suhu yang cukup rendah.

Mata dengan retina coklat itu terbuka secara paksa, nafasnya tersengal dengan pakaian basah akibat keringat yang terus mengalir. Pandangannya kosong, matanya memutari sekeliling ruangan ingin memastikan apakah ia sedang bermimpi atau tidak.

Dibawanya tubuh-sedikit-gembul itu untuk duduk bersandar ke sandaran kasur. Sambil mengatur nafas, ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, lagi. Saat matanya menangkap gundukan selimut menutupi seseorang yang tidur dibawahnya, saat itu juga beban di tubuhnya terasa terangkat.

"Hah, aku mimpi apa sih..." gumam Haechan sambil menurunkan kakinya ke lantai.

Dinginnya lantai saat menyentuh kulit kakinya membuat bulu kuduk Haechan merinding, "Hih dingin sekali. Mark hyung kurang ajar, suhu ruangannya kenapa di turunin gini." gerutu Haechan lagi sambil berjalan ke luar ruangan.

Di langkahkan kakinya menuju dapur untuk sekedar minum air mineral yang ia harap dapat meredakan rasa panik akibat mimpi buruk yang baru saja dialaminya.

'Bagus, Yangyang, Hendery, dan Xiaojun sudah diterima di agensi. Jadi lebih mudah untuk mencari Mereka dan menghancurkannya sebelum mereka menghancurkanku dan yang lain.'

Haechan mengerjapkan matanya, ia dengan perlahan menaruh gelas yang airnya tersisa setengah itu, dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling dapur. Mata coklat nya tidak memperlihatkan adanya kehadiran seseorang di dapur.

Haechan merasakan bulu kuduknya berdiri, dan tanpa pikir panjang ia berlari masuk ke kamar dan meninggalkan dapur. Suara yang dihasilkan dari langkah kaki terburu-burunya cukup keras, hingga membuat seseorang keluar kamar dan menuju ke arah dapur.

"Jadi, dia sempat kesini." gumam orang itu sambil memperhatikan air yang tinggal setengah di gelas yang tadi Haechan gunakkan. Mata nya melirik ke arah pintu kamar yang baru saja ditutup secara keras.

Senyum miring tercipta di wajah tampannya, "Wah, Lee Haechan, aku bertanya-tanya apa yang kau miliki." ujarnya masih dengan senyum yang kini lebih mirip seringaian.

***

Sebentar lagi, NCT Dream debut.

Para member semakin bersemangat untuk latihan, rasa gugup tidak terelakkan, termasuk Mark dan Haechan.

Meskipun sudah lebih dulu debut di NCT 127, mereka berdua masih merasakan ketegangan debut seakan baru pertama kali.

Kini, ketujuh remaja laki-laki itu sedang berada di ruangan yang tiap sisinya tertempel kaca; ruang latihan. Lantunan lagu debut mereka, Chewing Gum, terdengar keras di dalam ruangan itu.

Setelah dua jam latihan non-stop, mereka memutuskan beristirahat dan duduk di sofa yang berada di sudut ruangan.

"Hah, ternyata debut susah juga, ya." ucap Haechan membuka obrolan.

Renjun mendelik, "Kau sudah pernah merasakannya, kenapa juga kau bertanya?" delik Renjun sebal.

Haechan nyengir, "Aku tidak bertanya. Aku hanya mengeluarkan pendapat bahwa debut itu susah. Memangnya nada bicara ku menunjukkan kalau aku bertanya?" jawab Haechan sambil menenggak minum yang sisa setengah dari botol minumnya.

selcouth  | | nct dream☘️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang