Renjun terlihat gelisah. Haechan menyadari hal itu semenjak mereka melakukan pencarian Jaemin di Sungai Han kemarin. Semenjak saat itu, Haechan tidak pernah berhenti melihat Renjun menggigiti kukunya—kebiasaannya jika sedang gelisah.
"Renjun-ah, kau ada masalah?" Haechan dengan perlahan berjalan menghampiri Renjun yang sedang membaca di ponselnya, lagi-lagi sambil menggigiti kuku.
Renjun tersentak kaget, "Ah ya?" ujarnya sambil menoleh kearah Haechan.
"Kau ada masalah?" tanya Haechan lagi.
"Tidak." Jawab Renjun singkat sambil mengembalikkan pandangan ke ponselnya.
Alis Haechan naik sebelah, "Kau yakin?" tanya Haechan lagi.
Renjun mengangguk pasti, "Ya. Kalau ada masalah, aku akan cerita pada kalian." Jawab Renjun.
Haechan menghela napas sebelum membalas, "Baiklah. Kau tau kau bisa cerita saja padaku jika memang tidak ingin membagikannya pada yang lain." Ujar Haechan.
Renjun tertawa kecil, "Lantas, jika sudah cerita padamu, maka semua rahasia ku akan diketahui member lain. Kau juga akan menggunakan rahasia itu sebagai bahan lelucon. Memangnya aku tidak tau." Ucap Renjun.
Haechan menggeleng keras, "Tidak begitu. Aku jelas akan menjaga rahasia mu sebisa-ku. Dan apa-apaan soal aku menjadikan rahasia sebagai lelucon? Aku tidak sepengecut itu, ya!"
"Katakan itu pada dirimu yang lima bulan lalu baru saja membocorkan rahasia Mark untuk dijadikan lelucon." Jawab Renjun sarkastik, tapi bibirnya tidak berhenti menebarkan senyum.
Haechan memukul kepala Renjun main-main, "Yak! Tidak seperti itu. Itu salah Mark hyung saja yang membocorkan rahasia-ku duluan!" ujar Haechan galak.
Renjun tertawa keras, wajah Haechan yang marah membuatnya melupakan permasalahan yang sedari tadi menganggu otaknya.
"Baiklah-baiklah, Tuan Lee Yang Terhormat. Terserahmu saja mau bagaimana."
"Aku serius Tuan Huang."
"Ahahaha, wajah marah mu kenapa lucu sekali, Lee Haechan!" Renjun berujar sambil memegangi perutnya yang sakit akibat terlalu banyak tertawa.
Mendengar hal itu, Haechan sontak saja memelototkan matanya main-main, "Apa maksud mu seperti ini? Menurutmu ini lucu?" kata Haechan sambil mendekatkan wajahnya ke Renjun main-main.
"Yak! Jauhkan wajahmu darikuu!" jerit Renjun sambil mendorong wajah Haechan menggunakan tangannya.
"Tidak tidak. Lihat wajah ini. Kau bilang lucu, kan! Ayo sini ku tunjukkan bagaimana wajah lucu ku yang sebenarnya." Ujar Haechan masih berusaha mendekati wajahnya ke Renjun dengan tangan yang mendekati pinggang laki-laki kelahiran bulan Maret itu.
"Ahahaha! Chan! Jangan gelitiki aku! Ahahaha." Tawa Renjun meledak saat pinggangnya merasakan kelitikan yang dilakukan oleh oknum yang saat ini berada di hadapannya.
Mari kita tinggalkan mereka berdua, karena sepertinya mereka sedang bahagia untuk sekedar diintipi.
***
Setelah bercanda dengan Haechan tadi, Renjun beranjak ke kamarnya setelah Haechan mengatakan ia dipanggil Taeyong dengan alasan ada yang ingin dibicarakan.
Saat sedang bersandar di sandaran kasur sambil membaca artikel yang membahas tentang grupnya, Renjun lagi-lagi mendengar suara samar yang mengatakan untuk apa membaca artikel yang aneh-aneh.
Mendengar suara samar itu, Renjun sontak mengalihkan pandangannya dari ponsel dan mengamati sekitar kamarnya.
"Nggak ada siapa-siapa..." Renjun bergumam masih sambil mengamati sekitar kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
selcouth | | nct dream☘️
Fantasy𝘀𝗲𝗹𝗰𝗼𝘂𝘁𝗵 (𝘢𝘥𝘫.) ; 𝑢𝑛𝑓𝑎𝑚𝑖𝑙𝑖𝑎𝑟, 𝑟𝑎𝑟𝑒, 𝑠𝑡𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒, 𝑎𝑛𝑑 𝑦𝑒𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑣𝑒𝑙𝑜𝑢𝑠 Bagaimana jika idol yang selama ini kita lihat di-TV berisikan para penyihir yang masih hidup di abad ini? Mari kita simak perjalanan angg...