e n a m

1.1K 155 5
                                    

Setelah kejadian semalam, Haechan terlihat menjaga jarak dari Mark. Bukan apa-apa, Haechan masih memproses semua hal yang terjadi belakangan ini.

Mark berbicara dengan bayangannya sendiri, Jaemin hilang saat keadaannya tidak memungkinkan, dan yang paling aneh, ia bisa mengetahui isi pikiran orang lain secara tidak sengaja.

"Chan, ada masalah?" suara Mark terdengar menembus gendang telinga nya.

Haechan menoleh dan mendapati Mark yang duduk disebelahnya sambil memainkan ponsel. "Kau berbicara denganku, hyung?" tanya Haechan sambil menunjuk dirinya sendiri.

Mark menolehkan kepalanya, "Kau kira aku bicara dengan siapa? Hantu?" jawab Mark.

Haechan mengangkat kedua bahunya, Kau saja berbicara dengan bayangan mu, hyung. Siapa tau kau juga bisa berbicara dengan hantu. ucap Haechan dalam hati—ia tidak memiliki keberanian untuk mengatakan hal itu keras-keras.

Melihat Haechan tidak menjawab pertanyaannya, Mark mulai menyerangnya dengan pertanyaan lain. "Kau mendiamiku seharian ini. Apa aku buat salah tanpa ku sadari?" tanya Mark lagi.

Haechan menggeleng keras, "Tidak, hyung. Aku hanya... terlalu banyak pikiran." ucapnya sambil mengalihkan pandangannya dari Mark.

Mark mengernyitkan dahinya, tidak biasanya Haechan berbicara sambil mengalihkan pandangannya. "Kau berbohong, ya?" tanya Mark dengan tatapan menyelidik.

Haechan mendelik menatap Mark, "Apanya? Aku memang punya banyak pikiran, kok." ucapnya sambil menatap Mark tepat di mata.

Mark mengangkat kedua bahunya dan mengalihkan pandangannya, "Baik baik, aku percaya. Aku ingin ke kamar Taeyong hyung, ingin melanjutkan buat lirik dengannya." ucap Mark sambil melangkah menjauhi kasur Haechan yang tadi ia duduki.

"Hyung," tepat sebelum Mark menyentuh handle pintu, suara Haechan menginterupsi kegiatan Mark itu.

"Ada apa?" tanya Mark sambil membalikkan tubuhnya menghadap Haechan.

"Bisakah kita membantu Yuta hyung dan keluarga Na untuk mencari Jaemin?" tanya Haechan.

Mark menatap lekat mata Haechan, terpancar tatapan sedih di manik mata hazel nya. "Tidak tau, Chan." jawab Mark.

"Tidak bisakah hyung membujuk manajer hyung?" tanya Haechan lagi.

"Akan kuusahakan." jawab Mark setelah hening sejenak.

Hachan menatap Mark dengan binar senang, "Terimakasih, hyung!" ucapnya sambil meraih ponsel yang berada di atas nakas sebelah kasurnya.

Mark tersenyum melihat binar senang di mata adiknya itu, "Apapun Chan, asal bisa melihat senyum itu." gumam Mark sambil melangkahkan kakinya keluar dari kamar mereka berdua.

***

Dan, itulah alasan kenapa enam anggota NCT Dream dan Yuta berada di dalam mobil saat ini untuk mencari Jaemin.

Mark berhasil membujuk manajer mereka, dan ditambah argumen Yuta—yang dibumbui sedikit ancaman, mereka berhasil mengantongi izin agensi untuk mencari Jaemin bersama-sama.

Tidak mudah, memang. Mereka harus memberikan ancaman akan berhenti jika tidak diizinkan, meskipun masing-masing dari mereka tau jelas apa konsekuensinya.

Meskipun begitu, masing-masing dari mereka merasa puas karena izin agensi sudah dimiliki oleh mereka. Bahkan mereka diberikan peralatan menyamar yang selalu digunakan oleh senior-senior mereka untuk lolos dari kejaran fans ataupun sasaeng.

"Kita cari kemana dulu, hyung?" tanya Renjun memecah keheningan di mobil yang dikendarai oleh manajer mereka.

"Titik start kita dari Sungai Han. Kemarin tim kita belum sempat kesana karena tidak terpikirkan. Tapi setelah Yuta berkata Jaemin senang kesana, maka kita coba mulai dari sana." jawab manajer mereka.

selcouth  | | nct dream☘️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang