“I’ve try it.”
Raina menghela napas frustasi. “But you didn’t do it properly. I know you have tried to tell her but come on.”
Baskara menundukan kepala nya, “It’s hard. Whenever i try to tell it my mind just suddenly wondering if she’d leave me soon or sooner and I don’t want it.”
“Baskara, listen to me,” ujar Raina. “Yang namanya suatu hubungan pasti ada baik dan buruk nya. Well, at the end semua yang dipertemukan akan menemukan perpisahan nya sendiri juga. Tapi, kalo lo nggak try to tell her then nggak akan ada kemajuan. Lo akan stuck disitu aja with your own feeling. That’s hilarious. If you like someone, then tell her.”
“Nggak semudah itu, Rain.”
“Apa nya yang nggak mudah?!”
“Lalu gimana dengan perasaan lo sendiri?! Dengan Kak Kun yang katanya lo taksir itu hah?! You don’t even tell him.”
Raina tertawa miris, “Kak Kun itu udah punya calon istri, Baskara!”
“Tapi lo udah suka dia bahkan sebelum dia mau nikah. Terus beda nya apa?! You’re the one who stuck with your own feeling. Lo sama pengecut nya kayak gue.”
“Iya gue pengecut! Makanya gue nggak mau lo berakhir dengan kisah yang sama kayak gue. Rasanya bener-bener nggak enak, Baskara. You have to know it!” ucap Raina dengan nada yang kian meninggi.
“Terus kenapa? Kenapa lo nggak kasih tau dia?! Dia jelas berhak tau dan lo nggak seharusnya mendem perasaan lo itu sendirian. You knew that’s hurt but you never try to figure it out.”
“Am I the one to blame? Is it a fault if I just want to see him happy with another girls? Gue cuma nggak mau dia terbebani. Gue tau dia dengan jelas orang nya kayak gimana.” balas Raina. “Tau nggak bagian terbaik dari mencintai seseorang?”
“Membiarkan dia bahagia dengan yang lain.”
ㅡ
“Alvaro, you have to listen to me first. We have to talk about this.” Hanna menarik tangan Alvaro. Sedangkan laki-laki itu menepis tangan Hanna secara kasar.
“We’re done. Apa lagi yang mau dibicarain?” balas Alvaro.
Perlahan air mata Hanna membasahi pipi nya, “Nggak. Nggak boleh. Dengerin aku dulu plis. Alvaro, i beg you.” Hanna menggeleng tidak terima.
Alvaro tersenyum miris, menatap lurus pada mata Hanna. “Just be happy with him. We ain’t no children, Han. Lo tau jelas apa yang lo lakuin itu salah tapi tetep lakuin itu. Lo jahat.”
“Let me explain to you!”
“APA LAGI YANG MAU DIJELASIN?! Lo jelas udah tunangan sama Yudha and you’re still here having a relationship with me? I thought you were different from the other girls but I’m wrong.”
Hanna terisak, “I’d never love him. The one who I love is you, Alvaro. Kamu yang brengsek! Kamu buat aku jatuh kayak gini sampai aku nggak bisa kontrol diriku sendiri. Oke, aku emang tunangan atas dasar perjodohan. Tapi asal kamu tau, aku nggak pernah setuju dengan semua itu. Aku coba buat lawan orang tua aku. Karena aku sayang sama kamu bukan sama Yudha. Even in another life if I have the same choice, I’ll always choose you. Tapi aku rasa kamu nggak. Kalo kamu mau udahan, oke aku terima. We’re done. Aku bakal nikah sama Yudha. Ini kan yang kamu mau?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Labirin. ✔
FanfictionNOMIN ╱ JENO JAEMIN (GS) Baskara kira Luna tidak akan pernah menyadari perasaan yang telah ia pendam selama bertahun-tahun lama nya pada perempuan itu. Ketika ia sadar bahwa perasaan nya memang lahir untuk dimiliki perempuan itu, walau sempat ragu...