Epilog: Everlasting Happiness

3.7K 420 20
                                    

“Tanteeeeee!”

Luna berjongkok untuk menyamakan tinggi nya dengan keponakan nyaㅡanak Jeffrey yang berumur 4 tahun. Iya, 4 tahun sudah berlalu dan semua nya masih sama saja bagi Luna.

“Hei, Sayaaang! Hati-hati jatuh. Jangan lari dong.” Luna terkekeh sembari menangkap dan menggendong tubuh Liviaㅡanak perempuan Jeffrey.

“Tante bawain eskrim kesukaan aku, kan?” tanya Livia semangat. Luna tertawa sembari mengangguk, “Bawa dong! Nih.”

“Asiiiik! Makasih tante.” Livia mengambil sebuah es krim dari tangan Luna. Lalu membuka bungkus nya dengan telaten. Pun ia memakan es krim itu.

Namun, tiba-tiba suara dering telepon Luna terdengar. Lantas wanita itu mengangkat telepon nya.

“Halo?”

Oit anak gue lo bawa kemana anjir?”

“Heh mulut lo! Udah jadi Bapak-bapak juga masih aja kasar. Gue masih di depan sekolah Livia ini.”

Ya maap. Yaudah lo bawa ke kantin kantor gue aja. Kerjaan lo masih banyak kan?”

“Elah santai. Masih banyak waktu. Gue juga mau main dulu kali sama ponakkan gue.”

Gaya lu maen sama ponakkan. Udah cepetan ini bapak nya kangen sama anaknya. Jahat bener lo jadi Bibi.

“Jangan panggil gue Bibi! Call me aunty. Yakan, Livia?”

Livia hanya mengangguk namun pandangan nya masih fokus ke es krim nya.

“Nih anak lo aja ngangguk.”

Halah bicit. Udah sini cepetaaaaan! Ntar lo yang gue samperin, ya.

“IYE IYE ELAH. YAUDAH BYE!”

Luna memutus panggilan nya secara sepihak. “Papa mu tuh bawel banget ya, Liv. Minta aunty gorok.” gerutu Luna.

“Gorok itu apa, Aunty?”

“Gorok itu artinyaㅡhm, apa ya. Gorok itu artinya meluk kenceeeeng banget sampe yang dipeluk sesek napas!”

“Oh,” Livia mengangguk paham. “Nanti Papa aku gorok ah.”

Luna tertawa puas, “That’s my girl. Tos dulu sini sama Aunty.” Pun Luna dan Livia melakukan tos ala-ala.

“Nih anak lo gue balikkin!” ketus Luna.

Jeffrey tersenyum sumringah lalu mengambil Livia dari gendongan Luna.

“Utututu, kesayangan Papa.” ucap Jeffrey. Sedangkan Luna hanya meringis geli.

“Kak Bunga kemana?” tanya Luna.

“Biasa. Lagi ngurus keperluan rumah. Paling lagi belanja bulanan.” jawab Jeffrey.

Luna mengangguk paham. Sepersekon detik kemudian ia mendapat sebuah notifikasi pesan.

Alvaro
na sini dong
gw sm hanna lg nongkrong nih
[send you a location]

Labirin. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang