part I

1.1K 121 29
                                    

Gadis berambut sebahu itu menggerutu sebal ketika grab bike pesanannya tak kunjung datang padahal hari sudah semakin petang.

The damn math.
Batinnya. Ya,dia baru saja mendapat jam pelajaran matematika tambahan di sekolahnya. Nama gadis itu...

''Mbak Miyawaki Sakura?''
Suara khas pria berumur menyambut gendang telinganya. Segera ia melihat makhluk di depannya. Seorang pria dengan seragam hijau khas grab. Kepalanya mengangguk cepat. Masih sebal.

''Ini helm nya mbak...''
Tangan dengan jemari lentik itu terulur menyambut helm hijau kemudian memakainya di kepala.

Sesaat kemudian,bokongnya sudah ia daratkan di jok motor beat itu.

''Sudah pak.''
Ucapnya singkat.

Motor segera melaju menuju alamat yang tertera di ponsel milik pak grab.

''Maaf ya mbak tadi lama,soalnya ada anak kecil keserempet mobil tadi. Sepertinya tidak punya tempat tinggal.''

Sakura yang tadinya tampak kesal perlahan mulai tertarik dengan topik yang disampaikan pria berseragam grab itu.

''Terus anaknya bagaimana pak sekarang?''

''Oh beruntung tadi ada ibu-ibu yang punya warung deket situ terus ditolong sama ibu itu. Dibawa ke klinik deket situ.''

''Sudah hubungi orang tuanya pak?''

''Dia itu anak yatim mbak. Tinggal di rumah kardus deket jembatan layang. Kasihan memang.''

Sakura tidak menjawab. Hatinya ngilu setelah mendengar penjelasan pria itu.

''Sudah sampai mbak. Bener disini?''

Sakura tersentak. Baru sadar sepanjang jalan dia melamun.

''Iya Pak bener.''

Sakura turun dari motor seraya melepas helmnya. Kemudian tanggannya merogoh saku dirok sebelah kanannya. Memberikan selembar uang berwarna hijau.

''Kembaliannya buat bapak saja.''
Tanggannya terulur sembari mengatakan itu. Senyum tulus muncul di bibirnya.

''Wah terima kasih ya mbak.''

Sakura hanya mengangguk kemudian segera membalikan badannya ke belakang. Tangannya membuka pintu gerbang rumahnya. Dilihat rumahnya masih gelap. Sakura menghembuskan nafas panjang.

Ayah dan ibunya masih sibuk mengurus kertas yang lebih menarik daripada dia.

.........

Sementara ditempat lain,terlihat seorang gadis dengan rambut kuncir kuda sedang mempersiapkan kue untuk ulang tahun dirinya sendiri. Sendiri tanpa orang tua. Nasibnya tak jauh berbeda dengan Sakura. Gadis itu...

''Ya! Choi Yena!''

Yena bersyukur,masih memiliki tetangga yang kadang merepotkannya itu. Setidaknya ia tidak jadi merayakan ulang tahunnya sendirian.

''Eh Yuri. Gue kira lu belom pulang.''

''Tadi ga ada jam tambahan kok''

Yena hanya tersenyum.

''Lagi ngapain?''

''Oh iya sini masuk,gue lagi nyiapin kue buat ulang tahun gue nih.''

Yena baru sadar kalau mereka berdua masih sama-sama berada di balkon kamarnya masing-masing. Beruntung memang. Kedua gadis itu sudah bersahabat sejak kecil. Memiliki banyak persamaan sejak kecil. Tak jarang orang mengira mereka berdua kembar. Choi Yena dan Jo Yuri.

Spaceship[izone]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang