Bagian 19

1K 106 123
                                    

Sebelumnya...

Mengintip dengan mata yang tertutup poni, ia mengumpulkan keberanian "Xi Luhan.. Putrimu masih hidup.. Dia hidup sebagai diriku selama empat tahun ini. Maafkan aku." Tunduknya semakin dalam, sesenggukkannya bahkan tak berhenti.

Heecul merasa lemas. Begitu terkejut dengan kenyataan yang baru saja ia dengar.

Mungkin jika ia mempunyai riwayat penyakit jantung, dirinya sedang sekarat sekarang.

ノ(・ω・)ノ

Sejoo sengaja mengunjungi Irene di apartemen wanita itu, walau dia sudah tak bekerja disana. Dengan teh yang mengepul di hadapan masing-masing, keadaan terlihat santai tapi  tidak begitu hangat.

"Xi Luhan... Aku sudah bertemu dengannya dan bersikap sesuai dengan yang kau katakan. Waspada." Mulainya.

Irene mencerna dan mengamati apa yang wanita dihadapannya itu paparkan dari awal sampai akhir. "Ya baguslah. Kita, terutama kau memang harus waspada. Wanita itu mengerikan. Salah langkah kau mungkin akan kembali terancam. Mengingat jejaknya sebagai pengacara Xi begitu handal."

"Tapi aku rasa, dia sudah berubah. Perkataannyapun begitu tulus." belanya, sadar Luhan tak seburuk itu.

"Kau tidak harus percaya hanya pada cangkang kan? Walaupun dia hilang ingatan, seseorang tidak akan mudah berubah. Setelah apa yang dia lakukan juga padaku. Arogan dan serupa monster." Meyakinkan disetiap penekanan katanya.

"Tapi dia mungkin benar-benar sudah berub-"

"Lalu apa yang akan kau lakukan jika semua itu hanya palsu?" Tatapnya tajam dan Sejoo hanya bisa diam memahami maksudnya

"Kau hanya perlu mengungkapkan semuanya dan menghukum Xi luhan, juga orang-orang yang membuat keluargamu menderita kan?"

"Mengapa kau begitu mendukungku? Bukankah lelakimu pemilik perusahaan itu? Mungkin mereka akan bangkrut setelah semuanya terungkap."

"Aku akan berada disisinya walau sesulit apapun keadaan. Walau cintanya mungkin hilang, tapi aku akan memperjuangkan dan juga membantumu untuk terbebas dari cengkraman. Bukankah kesulitanmu begitu membekas?"

Dendam dan rasa sakit mengambil tempat lebih banyak. Itu mengapa Sejoo mengangguk dengan pelan pada akhirnya.

"Mi Ae (Rekan Sejoo di kantor) mengatakan bahwa video itu tersembunyi. Kau mempunyainya?" diangguki oleh Sejoo dengan yakin.

"Lalu apa yang akan kau lakukan?"

Berpikir ulang walau jelas rencana sudah tersusun rapi sejak lama.

"Media. Percepatannya sangat gila. Itu akan lebih mudah. Asal aku tak terhianati lagi." Nyatanya beberapa kali tertipu dan dimanfaatkan tidak pernah membuatnya nyaman dan menguntungkan sama sekali.

Irene tentu mendukungnya. Ia hanya membutuhkan babak akhir untuk mempertahankan harga dirinya yang tertinggal.

Tekadnya satu sejak awal, bahwa Xi Luhan harus hancur, se hancur-hancurnya.

Ditengah perbincangannya, entah kebetulan jenis apa, tapi Narae memberi kabar baik.

"Kau tidak ingin menemuinya? Pembunuh Ziyu telah bebas saat ini."

Lalu apa yang bisa membuatnya membara lebih dari ini?

(っ´▽')っ

Kebenaran yang mulai terungkap dengan ingatan yang terbatas membuat Luhan selalu takut.

Pikiran seperti, apakah dirinya serupa monster, tidak punya hati dan melakukan banyak hal jahat selalu membayangi.

Seorang yang jenius sepertinya menjadi begitu hati-hati dan penuh rasa menyesakkan.

AMARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang