Bagian 27

757 66 113
                                    

AMARAH.

Firasatnya tak pernah salah..

Jongin mengira dia tak bisa memercayai siapapun.

Saat berniat beranjak untuk pergi dengan tas kerja di tangan, seseorang mengintrupsinya.

"Pak, ada tukang yang datang dan ingin memasang cctv." seorang karyawan lelaki menghampiri dan memberi informasi.

Tapi dia tahu gelagatnya setelah pertimbangan yang lama.

"Tidak, pasang saja diluar!"

Tidak untuk ruangan yang ia jaga kerahasiaannya.

Pandangan yang diberi sangat tajam sehingga lelaki dihadapannya tak bisa menentang selain mengangguk patuh.

Jongin kemudian pasti meninggalkan kantor, tujuannya adalah seorang wanita yang harus ia jaga keselamatannya.

Sedangkan karyawan tadi menatap kepergiannya datar, dengan tangan memegang ponsel, menghubungi seseorang.

AMARAH

Mobilnya terparkir rapi dan tujuannya adalah wanita yang berada dipeeusahaan itu. Tapi tanaman dengan surat ancaman di sekitar mobil milik Luhan mengambil atensinya.

Lalu, ia menyimpan surat ancaman disaku celana dan berbalik saat Luhan memanggilnya manis.

Jongin menghampiri tapi motor yang mengarah pada wanita didepannya membuat ia kalap.

Otomatis berlari dan memeluk Luhan erat.

Bugh

Untuk satu kali hantaman ditengkorak kepala bagian belakang.

Jongin sudah mulai lemas dan bertumpu pada Luhan yang memeluknya erat.

Kiranya itu sudah berakhir, tapi ternyata motor itu kembali dengan hal yang sama.

Bugh.

Kedua kali telak pada area yang sama dan total Jongin rubuh tanpa tenaga.

Luhan tentu tak punya kekuatan lebih, jadi lantai adalah apa yang jadi alas untuk lelaki Kim itu.

Selain menangis dan panik, Luhan seperti kehilangan waras tak bisa menemukan jalan pikirnya.

Merangkak, mengusap wajah yang mulai pucat pasi dengan darah menggenang dengan kalut.

"J-jongin ah...."

AMARAH

Berdiri dengan menunduk, Sehun mengambil ponsel dan menghubungi sang ayah untuk ajakan menonton bioskop bersama.

Tuan Oh yang terkejut tak menyangka, bahwa Sehun mengajaknya membuat ia bahagia.

"Tentu nak, mari menonton bersama."

Sehun lebih dulu datang ditempat dan tuan Oh kemudian datang dengan supir pribadinya.

"Aku ingin melihat SIM-mu" tanpa basa basi Sehun meminta pada sopir Kim setelah mereka berhadapan.

"Kau tak sopan Sehun ah!"

Mengabaikan sang ayah, Sehun tetap memaksa.

Dia memastikannya, mendapatkan buktinya bahwa benar lelaki tua itu adalah mantan manager di wisata gunung saat sang ayah mendapat cidera.

AMARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang