Bagian 26- Let you go

825 72 61
                                    

Take is easy guys... BGM ☝

Hari ini persidangan akan dimulai, bagaimanapun Jongin khawatir untuk ketidak nyamanan Sejoo.

Luhan jelas akan ada disana bertahan semampunya, mempertahankan kualifikasinya sebagai pengacara.

"Aku akan datang, tenang saja. Aku juga ingin tahu apa yang wanita itu katakan." Sejoo mengatakannya kareana ia masih menggebu untuk jurnal yang Luhan ambil.

"Aku juga memilikinya Sejoo ya. Jurnal itu aku memiliki kopian nya." Jongin kemudian mengaku

"Bagaimana bisa?" tak mengerti bagaimana jalan pikiran Luhan.

"Sera kita yang kesepian. Dia sedang berjuang dan melawan dirinya sendiri di persidangan, jadi Sejoo ya, hanya kau yang bisa mendukungnya saat aku tak bisa memberikannya." Menjadi pihak lawan jelas tak bisa dengan terang-terangan memberi hal pribadi pada yang lainnya."

ノ(・ω・)ノ

Luhan mulai menampakkan ekornya, dia menjadi rubah jenius yang berani.

"Aku akan melakukan restrukturisasi pada perusahaan." Ucapnya lugas pada Sangyeon yang ada dihadapan.

"Kau tidak bisa melakukannya! Jika itu terjadi bahkan tahun depan, maka akan terjadi resistensi karyawan, dan perusahaan akan kacau." Jelas dia tak akan menyutujui saat belangnya selalu tertutup rapat.

"Hal itu tak akan berakibat pada karyawan, tapi pada management perusahaan." Seperti orang bodoh Sangyeon kalah dalam argumen

"Tapi..."

"Aku tidak bisa membiarkannya. Segera mungkin babi yang begitu saja menikmati uang tanpa kinerja yang baik harus segera disingkirkan." Tatapan tajam tanpa senyum itu Luhan berikan.

"Aku memiliki persidangan. Amati data ini jika kau penasaran." Acuhnya

Sangyeon menjadi frustasi. Bagaimana bisa...

Bagaimana bisa Luhan memiliki data tentang berapa yang tangan kanannya (Produser Kim) miliki dari sebuah rumah sakit milik Oh. Itu rinci, sekitar 8 miliar won.

ノ(・ω・)ノ

Sesaat panggilan terputus dengan Jongin, Sejoo resah memikirkan sang kakak tapi tetap kembali membuat adonan mie karena prinsipnya adalah buatan tangan lebih sehat dan higienis.

Dia tentu membuatnya dengan suka hati tapi moodnya jelek saat Narae datang berkunjung.

"Aku butuh bicara denganmu."

Dengan tanpa memandang, fokus menggiling Sejoo berucap "Aku bukan pengangguran yang dengan bodoh menemanimu mengobrol. Bekal untuk Jonghyun kami harus segera dibuat."

Wanita dihadapannya terkejut pun marah. Tentang bagaimana wanita kampungan dihadapannya membalas dengan tak tahu malu.

"Jonghyun kami!? Siapa kau beraninya menyebut dia sebagai milikmu!?"

Kemarahan yang membuat Sejoo semakin suka mengerjainya. Tapi cerdik menyembunyikan senyumnya.

"Aigo, aigoo.. Apa kau memiliki gangguan kontrol amarah? Baiklah aku hanya akan memanggilnya dokter saja jika itu membuatmu lebih baik." dengan tatap polosnya.

"A-apa?" kehabisan kata dengan raut tak menyangka

"Selagi aku membuat bekal, silahkan atur nafasmu agar bisa kembali tersirkulasi dengan baik." Dengan senyum tertahannya ia kemudian berbalik, menyimpan mie pada tempat yang tersedia.

AMARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang