7. Murid Baru

24 7 2
                                    

~SMK MAJU JAYA~

Bel sekolah sudah bunyi sejak 30 menit yang lalu namun belum tampak sama sekali batang hidung Bu Nunik yang notabennya adalah guru PPKN

Dengan langkah gontai Riki berjalan ke arah belakang kelas dan duduk diatas lantai dengan merosot disamping tembok

Entah apa yang merasuki Riki sehingga ia tampak galau berat sampai-sampai masalahnya itu dibawa ke sekolahan.

Riki memang sedikit tertutup meskipun ia memiliki teman dekat yang bernama Rambo ia sangat jarang untuk menceritakan hal pribadinya pada Rambo, baginya masalahnya ya masalahnya.

Terkadang, kita memang harus menyimpan masalah itu sendiri karena menceritakan permasalahan kepada orang lain hanya membuat beban orang lain semakin banyak dan masalahnya juga belun tentu terselesaikan.
Itu prinsip yang di pegang Riki sejak dulu.

Dilain sisi, Rambo yang memperhatikan perubahan signifikan sikap dari sahabatnya itu mulai cemas.

Keseharian Riki mungkin memang tidak jauh beda dari sekarang. Cuek, dingin dan sedikit ketus, namun karena Rambo sudan bersahabat dengannya sejak lama, maka is sangat hafal betul dengan raut wajah Riki yang sekarang seolah ia menyimpan banyan beban masalah.

Namun ia masih ragu, apakah lebih baik diam atau menanyakan keadaan Riki. Sebenarnya Rambo adalah sahabat yang peduli, namun jika mengetahui kebiasaan Riki yang jarang mau terbuka dengannya Rambo menjadi maju mundur untuk saat ini dia harus care atau bahkan bodo amat.

Sibuk dengan pemikirannya sendiri sampai ia tersentak ketika Riki menepuk bahunya

"Mbo, kantin yuk?"

"Gila lo, ini kan masih jam pelajaran lagian juga waktunya Bu Nunik. Lo ga takut? sahut Abel yang duduk di belakang tempat Rambo dan Riki

" Eh Roro Jonggrang ngapain sih lu ikut-ikutan aja kayak jelangkung gak ditanya juga main nyamber kaya petasan"

"Auwww neng Abel sama Kang Rambo berantem terus ati-ati jodoh"

"Jodoh lambemu" - sahut mereka serempak

"Tuhkan samaan lagi"

"Eh bulu kecoa diem lu"

"Mbo, jadi ikut gak" -tanya Riki yang sedari tadi hanya berdiri memperhatikan teman-temannya yang sedang adu bicara

"Eh iya kuy" -sahut Rambo dengan merangkul bahu Riki yang lagsung ditepis kasar oleh Riki

***

Di lain kelas Riko sedang melaksanakan ulangan Matematika. Entah mengapa sedari mereka SD matematika memang menjadi pelajaran yang sangat menakutkan, menyeramkan, menyebalkan dan me me me yang lain.

Apalagi, ulangan yang diadakan Pak Pras saat itu adalah ulangan mendadak.

Ya, semacam kuis.

Bab Limit lagi. Mana Limit Trigonometri.

Fix.
Sangat lengkap penderitaan mereka. Belum lagi menghadapi Pak Pras yang dikenal mata elang dan memiliki antena di kupingnya. Sehingga apabila ada yang syat syut syat syut pelan saja maka Pak Pras akan segera menegurnya.

"Baik, waktu kalian tinggal 5 menit lagi"

Arbi, teman sebangku Riko yang tadi malam waktunya hanya dibuat untuk main game PUBG online saja hanya bisa berkomat kamit merapalkan doa yang ia tahu berharap ada dewi fortuna yang datang menjemput keberuntungannya sekarang juga.

Arbi pun beralih menyikut lengan Riko dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara sedikitpun

Riko yang merasa lengannya ada yang menyenggolpun menoleh melihat siapa pelakunya

Dengan wajah yang tegang dan sudah berkeringat Arbi pun berkata tanpa suara dengan mulut yang dibuat-buat menganga, mengatup, memebentuk huruf I dan sebagainya agar Riko yang diajak bicara mengerti maksudnya tanpa ia harus mengeluarkan suara.

seketika Riko bersuara dengan nada yang tidak ia kontrol dan menimbulkan suara yang bisa di dengar oleh satu kelas, karena memang keadaan lagi hening, jadi suara sedikit saja maka akan terdengan sampai ke penjuru kelas "Iya Bi? Apa Bi?"


Sialan si Riko -batinnya

"Eh kenapa Riko? Arbi nyontek kamu untuk yang ke 112 kalinya?"

Ya, wajar saja jika Pak Pras itu sangat hafal dalam perhitungan berapa kali Arbi menyontek Riko karena memang dia guru matematika jadi sangat ahli dalam hal angka.

"Gak kok pak, Arbi dari tadi ngerjain semuanya sendiri saya cuma bercanda hehe "-dengan tangan yang dibuat membentuk huruf V dan menunggingkan senyum.

Pak Pras yang melihat Riko dengan tatapan penuh selidik dan akhirnya percaya

Nafas Arbi yang mencekal hingga sampai di tenggorokan pun akhirnya dapat di keluarkan dengan lega.

Dengan gaya mengusap dada nya Arbi berkata "selamet-selamet Riko burik masih punya perasaan"


Riko yang mendengar hal itu langsung menatap tajam ke arahnya seolah mengartikan berani ngomong gitu lagi lo?

Arbi yang mengerti arti tatapan Riko pun hanya mengucap  "Ampun bro, cinta damai"

Dan beruntung saja Pak Pras tidak mendengar perbincangan itu

---

"Baik anak-anak sekarang kalian hentikan pekerjaan kalian dulu. Ibu akan memperkenalkan teman baru yang akan bergabung dengan kelas kita"

Ucap Ibu Mirna selaku wali kelas di kelas 12 RPL 2

Murid-murid yang mendengarkan itupun sontak kaget dan dangat antusias menyambut teman baru mereka

"Ayo silahkan masuk" -suruh Bu Mirna

Wanita cantik dengan gaya sedikit tomboi namun tidak menghilangkan aura manisnya berpakaian putih abu-abu rapih lengkap dengan dasi dan ikat pinggang.
Rambut yang hanya di gerai bebas dan poni miring yang dihiasi dengan jepit kecil di sisi kirinya.

"Silahkan kamu perkenalkan diri kamu"
"Baik Bu"

"Hai semua, aku Natasya Arabelle dan kalian bisa panggil aku Nata"

Dengan wajah mendongak dan sedikit memincingkan matanya kedepan plus tatapan yang menyelidik dia bermonolog

"Nata?" -gumam salah satu murid dari mereka

HAYOO SIAPA YANG KENAL NATA SEBELUMNYA TUHHH HWAHWAAAHWAAA
DANNN SIAPA NATA SEBENARNYA???





MEMORABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang