9. Punishment

27 8 2
                                    


07.00 WIB

Matahari bersinar sempurna menghiasi pagi yang bagi beberapa siswa adalah hari kramat.

Yap tepat sekali.

Sekarang memang hari rutin diadakannya Upacara Bendera di setiap sekolah

Para siswa-siswi berbondong bondong berlarian untuk lebih cepat memasuki gerbang sekolah

Ada yang berlarian, ada yang menggunakan gaya jalan cepat sampai-sampi aksi tabrak menabrak, sendel menyendel  sudah terjadi. Namun semua mengartikannya sebagai hal yang biasa bahkan apabila tidak terjadi aksi sendel menyendel tersebut menurut mereka kurang lengkap. HEHE

Tidak terkecuali si kembar Riko Riki yang juga ikut-ikutan aksi buru-buru tersebut. Bagaimana tidak, mereka berdua baru bangun tidur pukul 06.35, jadi wajar saja mereka datang ke sekolah dengan terburu-buru dan hampir terlambat

Setelah keluar dari mobil, mereka berdua telah semburat membelah jalanan menuju gerbang sekolah yang dipenuhi oleh siswa-siswa SMK MAJU JAYA dengan tujuan sama yaitu sampai di dalam sekolah sebelum bel kramat itu berbunyi

Dengan jalan terburu-burunya sambil mencari sesuatu di tasnya yang entah barang itu bersembunyi di sisi tas sebelah mana tiba-tiba

BRAKKK

"Eh"

Dengan wajah berlipat-lipat kesal dan tubuh yang sudah tersungkur di tanah ia terbelalak dan hanya menatap tajam si pelaku penabraknya

Tanpa berniat untuk bersuara si penabrak hanya menjulurkan tangannya untuk membantu gadis itu berdiri

"Lo gak minat minta maaf gitu?"-dengan menampakkan tatapan tajam setajam omongan mantan. eh kliru-kliru setajam golok

Ia menyipitkan matanya sambil melihat gadis yang sedang tersungkur dibawah dengan tangan yang tetap dijulurkan

"Oh, lo gak mau?. Yaudah"-hampir saja Riki berlalu pergi namun dengan kecepatan angin gadis itu menarik hoodie yang dikenakannya

"gue mau"

Riki hanya tersenyum smirk dan langsung menjulurkan tangannya di depan gadis itu

Dengan kekuatan yang masih full gadis itu menerima juluran tangan Riki dan-

BRAKKK

Kekuatan yang masih 100% pagi itu membuatnya dapat menarik dengan sekuat tenaga tangan Riki yang  berotot hingga tersungkur ke tanah dan menimbulkan suara yang lumayan keras 

"Wleee"

Gadis itu berlalu pergi dan tak lupa memberikan aksi mengejek Riki seolah berkata sukurin lo dengan gaya yang dibuat-buat.
Tangan yang ditempelkan di kedua telingannya dan lidah yang di julurkan ke depan

Riki yang baru pertama kali mendapatkan perlakuan itu dari gadis yang bahkan tidak ia kenal merasa terhina dan bahkan ia sempat mengumpat

"Berani-beraninya tuh cewe"

--

"Bisa-bisanya kalian terlambat di hari Senin yang setiap harinya kalian tahu akan di adakan Upacara Bendera" -omel Pak Bakrie selaku Pak Kepsek di sekolah tersebut

Siswa-siswi yang kena semprot Pak Kepsek tersebut hanya bisa diam seribu bahasa dengan mengepalkan tangannnya kebelakang bergaya istirahat ditempat dan pandangan yang hanya diarahkan ke bawah

"Bapak tidak lagi ingin melihat kalian terlambat untuk yang ke blablabla kalinya"

" Iya Pak" -Sahut mereka beraamaan

MEMORABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang