11. Lagi akur

27 6 2
                                    


Sore hari yang sejuk diiringi suara musik romance dari  westlife diputar lewat salon yang diletakkan di pojok ruangan keluarga yang memang sengaja dibeli sebagai pelengkap perabotan rumah seperti rumah-runah pada umumnya sehingga dapat menghadirkan suasana yang lebih syahdu. Assek :v

Alena sedang menyelesaikan tugas memasknya di dapur sembari bernyanyi-nyanyi kecil dengan membolak-balikan tempe yang sudah dimasukkannya itu kedalam wajan penggorengan berisi minyak panas yang telah meletup-letup

--I am shining like a candle in the dark when you tell me that you love me  🎶🎶

"Isikkkk Bindi ligi nyinyi" -cibir Riko dengan tangan kanan yang membuka kulkas dan tangan satu lagi membawa gelas kaca polos yang sebentar lagi akan diisi dengan susu indomilk favoritanya

Alena yang sedang asik bernyanyi hingga tidak sadar dengan kehadiran Riko

"Yiimpin Bindii kinsir mili diritidi, misikin giksilisi-silisi simii idi pidi lipir ninggiin misikin Bindii"

"Kayak ada yang ngomong" -gumam Alena pelan

"Iming idi Bindi kisiyinggg, lih ini kimbirin Rinildi di sibilih Bindi" -simbil minirik kirsi di dikit lici dipir kimidiin minyiripit sisi indimilknya hinggi kindis

eh  keterusan wkwkwk

maksudnya gini
-sambil menarik kursi di dekat laci dapur kemudian menyeruput susu indomilknya hingga kandas

"Tuh kan ada yang ngomong lagi" -sahut Alena dengan wajah menelisik yang dibuat-buat

"Cibi Bindi bilik kibiliking din Bindi ikin mingirti siipi ying ngiming diri tidi, iki jigi cipik diritidi ngiming gini tipi iki pingin"

"Kok jadi merinding ya" -Alena mengelus tengkuknya dengan tangan kiri yang sedang tidak memegang sudip

"Ah Bunda gak seru, masak anak sendiri di bully" -cibir Riko yang sudah kesal karena sifat jail Bundanya itu. Niatnya memang mau bikin Bundanya kesal dengan memikirkan kata yang diucapkan oleh Riko.

Namun takdir berkata lain.

Sepertinya, sifat jail yang Riko miliki sekarang memang turunan dari Alena.
Pasalnya Dava Ayahnya adalah pria yang tegas, dingin, dan jarang suka bercanda kalau tidak moodnya lagi sangat sangat bagus hari itu

Tawa yang sedari tadi ia tahan pun kini semakin pecah tak karuan. Terlihat sekali kepuasan dari Alena yang telah mengerjai anak sulungnya itu

"Yaampun Bang-Bang Bunda gak kuat, bisa-bisanya kamu ini" -ujar Alena dengan sisa-sisa tawa yang masih tidak bisa ia hentikan

"Tau ah bunda ga asik"-Riko berlalu pergi meninggalkan Alena yang masih tidak henti-hentinya tertawa melihat tingkah Riko yang sedang sebal

"Cie ngambek" -ujar Alena dengan gaya merayu

"Biarain, bodo amat, aku merem, aku ga denger"

Zaza yang sudah berada di dapur dengan mengenakan baju setelan hello kitty  berwarna pink dan sandal kamar yang juga bermotif sama dengan baju nya itu hanya memperhatikan separuh saja adu bicara yang dilakukan oleh dua orang itu

"Bang Riko budeg? -tanya Zaza polos

"Ini lagi duba-duba dateng-dateng nyumpahin abangnya budeg, not have akhlak" -balas Riko dengan kepala yang di geleng-gelengkan seperti tidak percaya dengan kelakuan adeknya barusan

"Lah, kan tadi Bang Riko sendiri yang bilang kalo Bang Riko gak denger. Padahal Zaza denger kok Bunda bilang apa"

"Mantab sayang. Kamu tim bunda sekarang"-sahut Alena dengan tatapan gembira dan ajakan tos dua tangan pada Zaza yang biasa mereka lakukan

MEMORABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang