21. BFF (?)

11 4 0
                                    

🌹H A P P Y R E A D I N G G U Y S🌹

🐣🐣🐣

Riki membaringkan sebagian tubuh nya di atas kasur sambil sesekali mengelap rambut nya yang basah akibat ritual kramas yang baru saja ia lakukan.

Riki mencoba mengingat tentang apa yang baru saja ia lihat di depan lapangan basket komplek dengan bersusah payah mengumpulkan ingatan dalam memori nya tentang wajah kedua nya yang sepertinya familiar.

Di sela-sela memori otak nya mengingat ingat masa lalu yang sudah hampir sebagian terpendam tiba-tiba ada suara yang entah datang nya dari mana manaengganggu konsentrasi nya.

'Parararap papap parararap' 

Kalau cinta sudah membara aha aha

Rindu jadi menggebu-gebu uhu uhu

Janji janji seribu janji ihi ihi

janji apel di malam ini

Suka suka nyanyi di pinggir jalan

Suka suka joget di pinggir jalan

Bernyanyi walau bukan dangdut asli yamg penting goyang nya assek.. Asseek

Berjoget walau bukan dangdut asli yang penting kita bisa happy....

Riki memutar bola mata nya malas mendengarkan suara kembaran nya yang lebih mirip dengan panci jatuh dari lantai sepuluh.

Sambil menutup kedua telinga nya menggunakan satu bantal Riki mengumpat pelan. "Shit! kok bisa si gue kembar sama tu bocah!. Edan gila sinting miring ginding gik wiris!,"

"eh kok jadi gue ketularan."

"Ngapa Lo? Diem diem bae" celeruk Riko yang langsung memasuki kamar Riki tanpa permisi.

Riki yang sudah sangat familiar dengan suara menyebalkan itu hanya diam membisu tak berkutik sama sekali.

"Elahh gitu doang, kalok mau muve on tuh yang khusyuk" ujar Riko seakan mengetahui apa yang sedang dirasakan adik nya kemudian berlalu pergi.

🐣🐣🐣

"Woy, tunggu!"

Riki berjalan menyusuri koridor sekolah sambil men-dribble bola nya santai dengan sesekali memutarkan bola nya pada samping pinggang nya dengan sangat lihai.

"WOYY COWO ABSURD!" teriak nya sekali lagi sambil menepuk bahu itu kasar dengan nafas yang ngos-ngosan.

Riki merasa ada sesuatu yang menatap bahu nya pun akhirnya menoleh dengan menangkap bola yang baru saja ia lambungkan ke atas untuk di simpan dalam dekapannnya di tangan sebelah kanan.

"Lo manggil gue?" dengan mengangkat  sebelah alisnya dan menunjuk dirinya sendiri menggunakan telunjuk kiri nya.

"Manggil setan!" ujar nya sarkas dengan sesekali ngos-ngosan yang masih belum sepenuhnya reda.

"Oh" balas Riki acuh yang di susul dengan dribble an bola nya dan kembali berjalan lurus.

"Bener-bener Lo ya"

Krekk

"Sakit begooo!" umpat Riki kasar sambil menepis tangan Nata yang sudah berani-berani nya menjambak rambut hitam miliknya.

MEMORABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang