23. Kemarahan Arbi

13 1 0
                                    

🌹 H A P P Y R E A D I N G G U Y S🌹

🐣🐣🐣

Cuaca langit yang gelap sangat serasi dengan kaos hitam polos dan celana jeans hitam Riki yang sedang berjalan menyusuri trotoar jalanan sambil memainkan ponsel ber case cokelat nya. 

Sesekali ia mendongakkan kepala nya keatas menatap bintang yang memancar indah sambil mengulas senyum nya.

Ia sangat suka dengan suasana malam yang sepi, sunyi dan keindahan langit yang begitu berkesan.

Sesekali ia menendang batu kerikil pelan dengan pandangan yang tetap lurus ke depan.

Riki POV

Terkadang, kegelapan memang bisa jauh lebih indah jika kita bisa memandang dari kaca mata yang berbeda.  Meskipun gelap juga tidak selamanya dapat diartikan indah.

Sepertinya proses melupakan memang tidak semudah yang dibayangkan.

Orang bilang, melupakan seseorang sama sulitnya seperti kita harus mengingat orang yang tidak pernah kita kenal. Dan ternyata itu benar.

Sesekali lupa karena terhibur dunia nyata, namun seakan itu semua hanya sementara. Kembali terlelap dan berpikir dalam hayalan fana.

Semua kata 'andai'  mungkin sudah tidak perlu lagi terucap, karena hanya penyesalan yang akan kembali teringat.

Riki POV off

Aaaaaaaa pergi lo jauh jauh!

Teriakan yang baru saja terdengar seakan membangunkan Riki dari lamunan panjang yang ia lakukan sembari berjalan yang mungkin ia tidak sadar akan arah nya.

Riki segera memasukkan ponsel nya dalam saku celana bagian belakang nya dan mengamati sosok perempuan yang sedang berlarian tergopoh-gopoh sambil membawa plastik yang berisikan kertas yang seakan sudah remuk akibat genggamannya yang terlalu kuat sambil berteriak seperti dikejar setan.

"Rik" sambil melambaikan tangannya dengan antusias empat lima. "please please please banget tolongin gue" sambil menjaga nafas nya yang masih tidak stabil.

🐣🐣🐣

"Akh akhirnyaaaa, thank's ya" ucap Nata sambil meneguk minum nya hingga akhir.

"Kok bisa?" tanya Riki yang sudah duduk di bangku kosong sebelah Nata.

"Ya tadi gue kan habis ngeprint, biasalah tugas sekolah eh tiba-tiba ada anjing deh tuh ngliatin gue muluk ya gue lari dong eh malah tamba di kejar tu dasar si anjing" jelas Nata sambil mengelap keringat nya menggunakan tisu yang baru saja dibeli Riki bersamaan dengan air mineral yang telah dihabiskan nya barusan.

"Ga bawa mobil?" tanya Riki lagi

"Bawa"
.
.
.

"Eh- mobil gue? Mobil gue disana!" panik Nata dengan menepuk jidat nya asal.

Riki hanya terdiam melihat tingkah Nata yang baginya sangat teledor dan terlalu penakut.

"Disana mana?"

"Ya di toko print lah" sembari beranjak dari kursi nya. "Btw thank's ya. Gue mau ambil mobil gue" ujar Nata sambil berjalan menuju arah keluar indomaret.

MEMORABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang