22. Babak belur

8 2 0
                                    

🌹 H A P P Y R E A D I N G G U Y S 🌹

🐣🐣🐣

"Lain kali kalo ada janji sama siapa-siapa atau mau pulang telat itu bilang dulu kek. Jangan bikin seisi rumah khawatir ah" cerocos Alena pada Zaza yang sudah bersandar di pangkuang sang Bunda dengan surai rambut yang di elus nya pelan.

Zaza sedikit merasa bersalah dengan apa yang telah ia lakukan sehingga membuat seisi rumah kebingungan mencari nya, beruntung nya sang Bunda dan sang Ayah baru saja datang, kalau saja yang menjemputnya adalah Dava, bisa di pastikan ia akan malu ditempat.

Dava memamg memiliki sifat yang keras dalam mendidik anak, ia tidak segan-segan memarahi anak nya jika berbuat salah sekalipun itu di depan umum.

Sebenarnya Alena sudah sering sekali mengingatkan Dava untuk memarahi anak nya nanti saat telah di rumah saja, karena memarahi anak di depan umum itu hanya akan membuat mereka malu. Tapi karena memang sudah tabiat nya seperyi itu, jadi mau bagaimana lagi.

Sesekali Zaza sesegukan di pangkuan Bunda nya sambil mengusap air mata nya pelan. Ya, Dava baru saja memarahi nya dengan nada tinggi.

Bukan apa-apa, kemarahan Dava tetcetak karena kesayangan nya yang teramat mendalam pada putra-putri nya sehingga ia tidak ingin terjadi apa-apa pada anak-anak nya.

"Udah ih jangan nangis terus, sekarang tidur ya besok sekolah. Jangan di ulangi lagi kayak tadi" ujar Alena yang hanya di jawab anggukan oleh Zaza.

Zozo yang sedari tadi mengintip pergerakan dua orang itu di balik tembok kamar nya yang membatasi antara tempat tidur nya dan tempat tidur Zaza kemudian segera berbalik menaiki kamar nya, menarik selimut nya, dan memejam kan mata nya penuh kebongongan.

Alena yang melihat hanya tersenyum simpul kemudian mengecup kening putra nya pelan dan berlalu pergi menemui suami nya yang sedang merdam emosi nya dalam-dalam.

🐣🐣🐣

Setelah bel pergantian jam berbunyi, Riko segera bergegas mengganti seragam nya menjadi baju olahraga karena sepuluh menit lagi seluruh siswa dan siswi harus sudah berbaris rapi di lapangan sekolah.

Seluruh isi kelas sudah ribut dengan kegiatan nya sendiri untuk berganti pakaian. Ada yang teriak- teriak minta di tunggu karena masih mengambil barang-barang nya yang ada di dalam tas sementara teman lain nya sudah berada di ambang pintu untuk segera menuju toilet.

Berbeda dengan golongan para lelaki yang lebih memilih untuk berganti pakaian di kelas saja dengan pintu yang di tutup.

Sebenarnya, jika hanya berganti baju saja untuk ukuran para cowo tidak sampai sepuluh menit, tapi karena sebelum berganti mereka melakukan ritual bernyanyi bersama terlebih dahulu dengan baju seragam yang di angkat ke atas dan di putar-putar sambil berdiri di atas meja seperti sedang konser.

Beberapa teman lain nya ada yang hanya memakai kaos dalam sambil menyalakan flash ponsel nya dengan kedua tangan yang di lambaikan ke atas.

Fix, itu sangat ramai. Beruntung saja kelas sebelah kanan dan kiri mereka sedang kosong karena ada praktikum yang sedang di lakukan di laboratorium, jadi mereka sedikit aman untuk tidak mendapatkan omelan dari guru-guru yang sedang mengajar.

MEMORABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang