"Bang, gue boleh nanya gak?""Gak boleh, harus bayar dulu 5 juta baru boleh"
"Gue serius" -balas Riki yang sedang mengusap sisa air mata di bawah matanya
"Nanya ape Malihhh" -tanya Riko dengan tangan yang mengacak pelan rambut sang adik
"Lo tau Nata gak? Murid baru di sekolah kita"
"Nata?"
Riko menoleh kearah Riki dengan mata yang langsung membulat ketika mendapati nama itu keluar dari mulut sanga adik
Riki hanya menangguk sembari membalikkan badan dengan gaya tangan yang di masukkan ke sisi saku celana nya kemudian menyenderkan punggungnya pada dinding yang menjadi sekat di balkon kamarnya
"K-kenapa lo nanyain Nata?- balas Riko kikuk
"Ya, gapapa sih. Gue cuma-" belum sempat Riki menyelesaikan bicaranya Riko sudah memotong ucapan Riki dengan wajah seribu persen penasaran "Cuma apa?"
"Et dah, sante bre belum juga gue lanjutin" -Riko memasang raut wajah menelisik dengan jari telunjuk yang di tempelkan pada dagunya seolah ia sedang berpikir keras "Kenapa lo jadi kepo banget?"
Seketika Riko kaget dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh adiknya, namun tidak bertahan lama. Ia kembali menetralkan raut wajahnya sembari membenarkan posisi nya
"Eng-ngak ngakpapa lah. Emang kenapa!" -sahut Riko dengan wajah sedikit kesal
"oh gitu" -balas Riki singkat
"Eh lo tadi nanya apa"
Riki menarik nafas dalam-dalam beberap detik dan kemudian bertanya untuk yang kedua kalinya
"Gue gak tau kenapa lo tiba-tiba berubah jadi pelupa kayak bik Mumun kalau di suruh Bunda ke pasar belanja sayuran dan gue juga gak tau kenapa wajah lo seketika berubah aneh kayak ayam punya si Zozo ketika gue nyebut nama Nata" -ujar Riki dengan satu tarikan nafas
"Lo- ngatain gue ayam? -tuding Riko pada Riki dengan tatapan tak suka nya
Riki mengangkat bahunya dan menatap Riko jengan dengan beralih menjadi duduk di kursi yang terjejer rapi di sana
"Oke gue ulangin sekali lagi. Apa lo kenal sama Nata? Murid baru di sekolah kita"
"mmm kenal sih, emang kenapa?" -tanya Riko yang langsung mengikuti adiknya untuk duduk di kursi sebelahnya yang hanya di pisahkan oleh meja kecil berwarna putih
"Gue tadi habis bikin dia nangis" -jawab Riki dengan tatapan lurus ke depan seolah menyesali perbuatannya
"Ha? Lo bikin dia nangis? Lo apain anak orang woi!"- balas Riko spontan yang terdengar seperti sedikit emosi
"gue ude bikin dia jatuh, terus lututnya berdarah dan gue gamau nolongin"
"Fix lo bukan adik sekaligus kembaran gue" -balas Riko kecewa
"Elah gitu banget"
"Lo harus mintak maaf saat Nata. Bunda sama Ayah gapernah ngajarin kita buat ga ngakuin kesalahan yang uda kita buat, mereka juga ga ngajarin kita untuk lari dari masalah. Greget banget gue sama lo. Anak siapa sih lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORABLE
Romantizm~ masa remaja ~ masa yang sangat berkesan, susah dilupakan, dan pastinya menyenangkan. Kisah bahagia, sedih, dan haru telah bercampur menjadi satu kenangan indah yang sulit dilupa. Kisah persahabatan yang mungkin akan terus dikenang hingga tua. Baga...