SOYAM-22

24 6 3
                                    

Malam , keluarga Cahaya sedang makan malam rutinitas setiap malam keluarga Ardhan , tapi Cahaya dia hanya memainkan sendok dan garpunya tak berniat untuk memakan makanan yang ada di depannya , entahlah tiba tiba saja gadis itu jadi tidak napsu makan

Fano melihat adik nya , tidak tau kenapa ia merasakan ada sesuatu yang terjadi kepada Cahaya , sama hal nya dengan kedua orang tua nya , mereka juga melihat putri kesayangannya tidak bersuara sama sekali.

"Cahaya , jangan dimainin gituh makanan nya , kamu gak laper?" Tanya Mira

Cahaya tak bergeming , Mira semakin khawatir dengan sifat Cahaya yang tiba tiba saja berubah tidak seperti biasanya , " Cahaya lo gpp kan?" tanya Fano lalu memegang tangan Cahaya , ia sangat kaget saat tangan Cahaya begitu dingin , Apa adik nya sakit?

"Bun , Pah , tangan Cahaya dingin" ucap Fano kepada orang tuanya , mereka pun langsung menghampiri Cahaya , tiba tiba saja Cahaya jatuh pingsan , mereka langsung membawa nya ke rumah sakit.

Rumah sakit

Keluarga Cahaya menunggu putri kesayangannya itu di depan ruangan UGD tempat Cahaya sedang di periksa , sudah 1 jam lebih mereka menunggu dokter yang tak kunjung keluar dari ruangan tersebut , mereka terus berdoa agar keadaan Cahaya cepat membaik , dan tidak ada kabar yang buruk tentang keadaan Cahaya.

"Cahaya jangan buat bunda sedih sayang , jangan sampai hal itu terulang lagi , bunda gak sanggup liat kamu seperti itu" ucap Mira dengan air mata yang terus membasahi pipinya , Ardhan menghampiri istrinya itu lalu memeluknya

"Kamu jangan khawatir Mira , semoga Cahaya hanya kelelahan , kita harus terus berdoa" ucap Ardhan menenangkan Istrinya itu , Fano melihat bunda nya yang benar benar sangat sedih itu , ia tak tega melihat air mata yang menetes pada bundanya itu.

Akhirnya yang mereka tunggu , dokter keluar dari ruang itu , mereka langsung menghampiri dokter tersebut.

"Dokter , bagaimana keadaan putri kami?" tanya Ardhan

Dokter itupun menghela nafas , " keadaan Cahaya sudah membaik , tapi–" dokter itu menggantung kata katanya

"Tapi apa dok? Putri saya baik baik saja kan?" tanya Mira dengan menyimpan harapan agar Cahaya baik baik saja.

"Penyakit dalam tubuh Cahaya kambuh lagi , dan ini sangat mempengaruhi kondisi nya yang akan terus merasa kesakitan jika ia mengingat sesuatu" jelas Dokter itu , Mira menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Dok , anak saya sudah sembuh dari penyakit itu , dokter salah , sekarang dokter harus periksa ulang putri saya" ucap Mira air mata nya jatuh kembali

"Mira tahan , ini rumah sakit jangan sampe kamu melewatkan batas" ucap Ardhan

"Dokter salah kan mas? Cahaya gak mungkin mengidap penyakit itu lagi" ucap Mira

"Bun , bunda kita harus terima ini , sekarang kita hanya berdoa agar penyakit Cahaya cepat berlalu dan Cahaya bisa sembuh dengan penyakit itu" ucap Fano meyakinkan bundanya

Dokter menyela ucapan Fano , " penyakit kanker otak-nya hanya 25% bisa sembuh , tapi kemungkinan besar penyakit itu bisa mematikan" ucap dokter , " kalau begitu saya permisi" lanjut dokter itu lalu meninggalkan keluarga Ardhan

Mira terjatuh di lantai rumah sakit , ia menatap ruangan yang putri nya sedang berbaring lemah , " Cahaya kenapa , kamu kenapa? Siapa yang udah nyakitin kamu sayang? kasih tau bunda , nanti bunda akan marahi dia sampe dia bisa bikin kamu sembuh dari penyakit kamu" ucap Mira dengan air mata yang keluar sejadi jadinya , Ardhan berjongkok memeluk istrinya itu kembali , ia mengusap rambutnya dengan begitu lembut.

"Cahaya gue yakin lu pasti kuat melawan penyakit lu" batin Fano , jujur pria itu juga amat sangat terpukul mendengar adik nya itu mengidap kembali kanker otaknya , tapi tidak ia tunjukkan , ia tidak ingin orang tua nya tambah sedih melihat putranya juga bersedih.

Cahaya merasa tubuh nya begitu lemas , ia membuka mata nya perlahan lahan , gadis itu melihat sekeliling nya penuh cat berwarna putih dan berbau obat-obatan , ia merasa tangannya begitu berat , saat ia liat ternyata Fano sedang tertidur dan menggenggam tangannya , awalnya dia tidak ingin membangunkan Fano , tapi karena tangan nya bergerak , Fano pun ikut terbangun , dan yang Cahaya bingung kan , kenapa abang nya sangat begitu senang melihat adik nya sudah sadar?

"Alhamdulillah , lu sadar juga" ucap Fano begitu senang

"Gue kenapa bisa di rumah sakit bang?" tanya Cahaya

Fano terdiam cukup lama , Cahaya bingung apa dirinya terjadi sesuatu?

"Kenapa diem bang? Gue nanya , gue kenapa?" tanya gadis itu lagi

"Pas makan malam lu pingsan , jadi kita bawa lu ke rumah sakit" Jawab Fano

"Papah sama Bunda mana?" Tanya nya

Baru saja Cahaya bertanya , kedua orang tua nya sudah datang , Mira melihat Cahaya sudah tersadar ia pun berjalan menghampiri Cahaya lalu memeluk nya

"Alhamdulillah , bunda seneng kamu udah sadar sayang" ucap Mira

Cahaya hanya tersenyum , " papah seneng liat kamu udah sadar" ucap Ardhan ikut memeluk Cahaya , Fano bangun dari duduk nya lalu ikut berpelukkan.

Tidak ada satu keluarga yang tidak sedih melihat salah satu keluarga nya terbaring lemah , apalagi jika dia putri-putra kesayangan nya , walaupun banyak masalah yang di hadapi , jika sudah bersangkut paut dengan keluarga pasti akan luluh , karena keluarga lebih penting dari yang lain.

***

Pagi ini Cahaya memutuskan agar masuk sekolah , ia tidak ingin absen karena dia sudah kelas 12 , tadinya bundanya tidak mengijinkan Cahaya sekolah karena mereka pulang dari rumah sakit pukul 2.00 pagi itu juga atas permintaan Cahaya dan karena kondisi Cahaya yang belum stabil , tapi Cahaya bersikekeuh untuk pergi ke sekolah dan alhasil bunda nya tidak bisa menolak putri kesayangannya.

Gadis itu di antar oleh Fano , karena tidak ingin Cahaya membawa mobil nya , mereka sampai di sekolah Cahaya , gadis itu langsung mengambil tas nya.

"ya , jangan terlalu banyak aktivitas , lu baru pulang dari rumah sakit" ucap Fano sebelum Cahaya keluar dari mobil nya

Cahaya menghela nafas , " iya bang Fano" ucapnya tersenyum lalu keluar dari mobil , ia melambaikan tangan nya ke arah mobil Fano , gadis itu masuk ke dalam sekolah nya.

Kelas

Cahaya melihat bangku nya , Adel belum sampai ke sekolah , dan hanya ada Isyhani di dalam kelas , murid yang lain sedang ada di luar kelas , Cahaya duduk di kursi nya , ia tidak tau harus melakukan apa.

Isyhani menghampiri meja Cahaya ia duduk di depan meja Cahaya , " ya gue minta maaf sama soal kemaren , gue egois , maafin gue" ucap Isyhani ia tidak berani menatap Cahaya , ia terima jika Cahaya tidak memaafkan nya , karena memang ini kesalahannya.

"Gue udah maafin lo kok , lagian gue juga ngerti" jawab Cahaya , Isyhani menatap Cahaya lalu tersenyum , ternyata teman nya itu seperti malaikat , selalu memaafkan kesalahan orang lain , bukan hanya itu Cahaya juga punya hati yang baik.

Karena Tuhan saja selalu memaafkan kesalahan hamba-Nya , masa kita tidak melakukan seperti itu? Jangan pernah melakukan kesalahan dan tidak ingin memaafkan orang yang telah berbuat salah.

Berani lah untuk meminta maaf jika kesalahan itu ada di dalam diri kita , hanya sebuah kata "Maaf" bisa membuat hal yang semula memburuk akan menjadi Baik.





Jangan lupa vote dan coment ya!

follow Instagram
@nrcha13_
@ptrnrcha_

STORY OF YOU AND ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang