Memang sebuah harapan sangat sulit untuk menjadi sebuah kenyataan , tapi apa salah nya kita mencoba sebuah harapan yang nantinya dapat membuat harapan yang kita simpan menjadi kenyataan.
Dio Rafaezya pria dingin , dan hanya gadis itulah yang dapat m...
Melihat keadaan seseorang yang berarti bagi kita itu akan lebih menyakitkan disaat melihat bahwa orang itu terbaring lemah , bertaruh dengan nyawanya , dan tidak akan sanggup jika melihat semua itu.
Itu semua sama dan di alami oleh Dio Rafaeyzha dia harus melihat orang yang berarti di hidupnya sekarang terbaring lemah di ranjang rumah sakit , ia memaksakan diri agar kuat untuk kondisi sekarang ini.
Pria ini terus memakai topeng agar terlihat tidak seperti pria menyedihkan , tapi semua itu tidak berlaku , karena keadaan seorang gadis yang sangat ia tunggu-tunggu setelah 12 tahun lamanya , kini keadaan nya membuat Dio merasa bahwa gadis nya itu belum kembali sama sekali.
Dio tidak mengubah posisi nya , ia terus menatap ruang dimana Cahaya sedang di operasi , pikiran nya terus di penuhi oleh pertanyaan
Mengapa Cahaya bisa terbaring lemah? Apa ada yang pria ini tidak tau?
Fano menepuk bahu Dio , sontak membuat pria itu langsung membalik tubuh nya menghadap Fano yang tadi menepuk bahunya
"Dio?" ucap Fano menyakinkan bahwa pria itu Dio
Dio mengerutkan kedua alis nya , bertanya-tanya tentang pria didepan nya itu , bagaimana dia bisa mengenal Dio?
Dio ikut tersenyum , "tentu gue gak akan lupain lu , bang. ya karena gue gak inget wajah lu ajah" ucap Dio dengan santai
"Gak inget wajah gue , tapi selalu inget wajah Cahaya?!" sindir Fano
Dio menatap Fano bingung , bagaimana bisa Fano tau bahwa Dio mengenali Cahaya , padahal mereka tidak pernah bertemu selama 12 tahun yang lalu itu
"Lu?" dengan nada penasaran Dio mengerutkan dahinya
"Lu ikut gue , nanti bakal gue jelasin semua nya" ucap Fano mendahului Dio yang masih berdiam , Dio pun yang tambah penasaran langsung mengikuti langkah Fano.
•°•
Kedua pria itu sekarang berada di sebuah taman yang berada di belakang rumah sakit , tempat ini memang di jadikan tempat untuk para pasien yang ingin menghirup udara segar.
Fano dan Dio duduk di kursi yang berada di taman rumah sakit itu , Dio terus bertanya-tanya tentang Fano yang bisa mengetahui bahwa dia masih mengingat jelas wajah Cahaya.
Fano menghela nafas ia sudah memikirkan ini sejak kejadian saat Cahaya pingsan di villa saat itu , Fano melirik Dio , pria yang merasa di lirik pun juga ikut menoleh dimana Fano sedang melirik nya sekilas
"Gue akan jelasin semua nya sama lu , Dio." Fano membuka suara , Dio langsung menatap Fano dengan serius
"Gue tau lu pasti heran kenapa Cahaya gak inget sama sekali tentang lu , bukan? "lanjutnya yang langsung mendapatkan tatapan datar dari Dio , tapi pikiran nya terus membuatnya menambah rasa penasaran yang terus memenuhi otaknya
Dio tidak berniat untuk menjawab , pria itu akan terus menunggu hingga Fano selesai menjelaskan semuanya
"Lu inget saat terakhir kali , Lu sama Cahaya harus berpisah karena orang tua gue harus pindah ke London? , " ucap Fano , Dio hanya mengangguk dia masih mengingat nya sampai sekarang
"Saat itu gue dan Cahaya langsung balik ke rumah , dan ternyata pesawat keberangkatan kita harus di tunda , ada rasa bahagia dari Cahaya , dia meminta ijin sama bunda nya buat ke rumah lu , dia ingin menghabiskan waktunya bersama lu , tapi bunda gak ngijinin , Cahaya kecewa karena bunda gak mengijinkan nya untuk bertemu sama lu , karena Cahaya bosan di rumah , dia pergi ke halaman depan rumah , dan ternyata di saat waktu yang bersamaan Cahaya di culik" jelas Fano , Dio melototkan matanya ia tak percaya ternyata 12 tahun lalu itu Cahaya di culik
"Kita beruntung karena penculik itu tidak melukai Cahaya , tapi keberuntungan itu hilang begitu ajah , karena mobil penculik nya mengalami kecelakaan , 2 orang penculik itu tewas , dan kita masih bersyukur karena Cahaya masih selamat , dokter menghubungi keluarga gue , dan bilang keadaan Cahaya sangat kritis , banyak pendarahan yang keluar , kepala Cahaya terkena benturan batu begitu kencang , membuat Cahaya terkena amnesia , tapi dokter bilang kalau Cahaya hanya mengingat keluarga nya saja , dan dari situlah Cahaya gak ingat sama sekali tentang lu , Dio. Cahaya bisa ajah dia ngenal lu , tapi butuh waktu lama ia mengingat nya , dan saat itu bukan hanya amnesia , Cahaya mengalami kanker otak , dari situ kita langsung membawa nya untuk menjalani perobatan di London sekalian mengurusi perusahaan Papah" ucap Fano menjelaskan semua nya tentang keadaan Cahaya yang tidak mengenal Dio
"Kenapa lu bisa tau semua nya , kalau Cahaya gak inget tentang gue?" tanya Dio setelah berdiam dan hanya mendengar semua penjelasan dari Fano
"Gue punya mata-mata buat Cahaya , gue sengaja ngelakuin itu , dan bukan karena gue pengen Cahaya terluka justru gue pengen hidup Cahaya penuh dengan kedamaian , melupakan luka yang pernah di alaminya , dan gue tau kalau lu punya perasaan lebih buat Cahaya , dan perasaan itu udah tumbuh dari lu kenal Cahaya , 12 tahun yang lalu" ucapan Fano membuat Dio terbungkam
"Keluarga gue bahagia karena akhirnya Cahaya bisa melalui penyakitnya , tapi kebahagian itu membuat kita semua harus merasakan kesedihan kembali , Cahaya mengalami kanker otak nya lagi , dan gue merasa bahwa gue bukan abang yang baik , karena gak ngejaga Cahaya dengan apa yang harusnya gue lakukan , justru semua itu membuat Cahaya merasakan sakitnya kembali" dengan nada kesedihan Fano tetap memaksakan dirinya agar tetap kuat untuk semua yang di alami nya sekarang
Dan sekarang semua pertanyaan yang terus berputar di pikiran Dio terjawab , rasa kecewa yang pernah di alami Dio , kini semua nya hilang saat mendengar semua penjelasan Fano , ia menyesali dirinya sendiri , kenapa dia tidak mencari Fano untuk menanyakan semua nya itu , jika saja saat itu ia mencari Fano dan menanyakan semua pertanyaan nya , mungkin sekarang Cahaya akan baik-baik saja
"Jangan nyesel dengan apa yang pernah lu lakuin , karena semua memang sudah menjadi takdir yang tuhan berikan , dan sekarang lu hanya harus menjalani semua nya" ucap Fano bangkit dari duduknya meninggalkan Dio yang menatap punggung Fano hingga tidak terlihat keberadaan Fano
Dio mengusap wajah nya dengan kesal , dia memang menyesal tapi semua nya itu tidak ada gunanya lagi semua nya sudah terlambat tidak ada cara untuknya agar Cahaya bisa selamat , dia hanya terus berdoa agar keadaan Cahaya cepat-cepat pulih
Menyesali dengan apa yang pernah di lakukan memang pasti membuat kita merasa bahwa tidak ada pantasnya lagi kita bertahan , tapi apa salah nya jika kita membuka sesuatu yang baru dan melupakan penyesalan yang pernah di alami.
Berusaha sebisa kita , bahwa hal yang buruk akan berubah menjadi baik , kita hanya bisa menjalani nya karena seiring waktu semua nya akan membaik.
•°•
Huhuhuh akhirnya bisa update lagi untuk kesekian kalinya , jangan lupa vote dan coment ya kalau bisa di share juga xixixixi
Awalnya cerita ini mau aku hapus dari wattpad , karena ceritanya benar2 jauh sama apa yg pernah di pikirin:v , dan dokumen2 SOYAM sempt ke hps:v , jadi butuh bbrp mengingat semua bagian part😊
Dapat salam dari Dio nih
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.