Ayana menghirup udara segar sebanyak-banyaknya. Matanya terpejam, menikmati semilir angin yang menerpa kulit mulusnya. Ayana sama sekali tak merasa dingin padahal ia hanya memakai rok levis span selutut dipadukan dengan kaos putih bergambar panda. Simple tapi elegant.
Rasa gundah dalam dirinya seakan hilang dibawa terbang oleh angin. Bibirnya melengkung keatas, menampilkan senyum manisnya. Ayana tidak peduli bahaya yang mengintainya. Ayana hanya ingin menikmati langit biru yang sebentar lagi berubah menjadi jingga. Kedua tangannya direntangkan. Rambut coklat panjangnya berkibar kayaknya bendera.
Lama Ayana dalam posisi itu, tanpa suara, hanya semilir angin yang terdengar jelas ditelinganya.
Diatas gedung ini, Ayana bisa melihat jalanan yang begitu padat. Mungkin karna sekarang jam pulang orang kantor dan pabrik. Ayana tak merasa takut, padahal kakinya berada diujung gedung. Hanya terpaut kira kira 1 meter. Lengah sedikit saja Ayana bisa jatuh.
"Kalau mau bunuh diri jangan disini."
Ayana terkesiap kaget. Tubuhnya terhuyung kedepan, Ayana memekik kaget dengan mata tertutup rapat. Ayana bisa merasakan dirinya terasa melayang di udara, seakan ingin terjun ke kedalaman.
"Aaaaaaaaa," teriak Ayana saat tubuhnya terhuyung kedepan. Ayana berdoa dan memejamkan mata, semoga dirinya diterima disisi tuhan.
Ayana merasa aneh saat tubuhnya tak kunjung merasakan sakit, bukankah dirinya tadi hampir terjatuh? Kenapa Ayana merasa tubuh itu ringan? Apa ini yang disebut jatuh dari ketinggian dan sedang terbang diudara? Tapi kenapa seaneh ini?
"Udah drama nya? Kalau udah bisa berdiri gak? Tubuh lo bikin tangan gue sakit."
Suara itu.........
Dengan cepat, Ayana membuka matanya yang sempat terpejam ketakutan. Ayana melotot kaget, saat tubuhnya berada didekapan orang. Jarak antara dirinya dan orang asing dihadapannya sangat dekat, bahkan Ayana bisa merasakan hembusan nafasnya. Di posisi ini Ayana bisa melihat wajah jelmaan dewa yang begitu sempurna. Tampan dengan kulit sawo matang, hidung mancung seperti perosotan anak tk, rahang tegas dengan mata yang begitu teduh.
"AAAAAAAA. NGAPAIN LO!? MAU CURI CURI KESEMPATAN YA?" Teriak Ayana dengan suara senyaring toa masjid.
Ayana berdiri dan menjauhkan diri.
"Suara lo bikin telinga gue sakit." Ujar laki laki tersebut sambil mengusap usap telinganya. Matanya menatap jengkel kearah Ayana.
"Lagian salah lo juga, ngapain lo peluk peluk gue!?" Ujar Ayana galak.
"Bilang makasih apa kek gitu, udah untung gue tolongin, kalau engga lo udah jadi mayat penuh darah tuh dibawah sana."
Buk. Ayana meninju lengan laki laki tampan dihadapannya. "Kalau ngomong tuh dijaga! Jangan sembarangan. Belum pernah dirukiyah mulut lo?"
Lagi lagi laki laki dihadapan Ayana mendesah kesal. Matanya menatap jengkel kearah Ayana. "Lo cewek atau bukan sih? Sakit banget tangan gue," ujarnya sambil mengelus elus tangannya. Dia tidak bohong, pukulan Ayana sangat menyakitkan. "Atau jangan jangan lo lagi kesurupan? Biasanya kan kalau lagi kesurupan tenaganya jadi kuat,"
Ayana melotot kaget, tangannya sudah siap ingin memukul laki laki dihadapannya, tapi dengan cekatan dia menahannya, memegangnya dan menariknya hingga tubuh Ayana menubruk dada bidang nan kokoh.
Ayana mendongak niatnya ingin memaki maki laki laki sudah berbuat tidak senonoh padanya, tapi niatnya harus diurungkan saat manik mata coklatnya bertemu dengan manik mata hitam yang begitu teduh dan damai. Ayana baru menyadari jika dari bawah saja sudah sangat tampan, pahatan yang begitu sempurna. Ayana jadi ingat akan kalimat yang pernah ia baca dalam al Qur'an 'maka nikmat TuhanMu yang mana yang engkau dustakan?'
![](https://img.wattpad.com/cover/225627867-288-k759358.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AYANA
أدب المراهقينKarna kekayaan bukan sumber kebahagiaan. Kadang obrolan kecil bersama orang tersayang adalah kebahagian yang sesungguhnya.