"nih gue bawain pizza buat lo semua, baik kan gue?" Ujar Anto dengan nada somobongnya. Anto mengangkat dagunya tinggi tinggi dengan alis naik turun
Anto berjalan paling depan diantara teman-temannya. Tangannya menenteng 5 box pizza, ditaruhnya dimeja bundar terbuat dari kayu yang berada ditengah tengah mereka.
"Lo yang bawa To? Tumben amat mau modal, kesambet apaan sih?"
"Bukan Anto yang beli, tapi Ayana." Izal membuka jaketnya dan melempar asal kearah shofa yang tak jauh dari sana.
Anto mendelik tajam. Matanya menatap tak suka ke arah Izal. "Lo ngapain kasih tau sih? Gagal pamer kan gue," ujarnya kesal.
Izal mengangkat bahunya acuh, "fakta."
Ekspresi wajah Anto berubah masam. Gagal sudah dirinya pamer. Anto menendang sisi shofa yang di duduki anak anak lain termasuk Izal. "Awwww" ujar Anto saat merasakan sakit dikakinya. Anto lupa, shofa yang ditendangnya ternyata cukup keras, alhasil kakinya kesakitan.
Teman temannya tertawa melihat kelakuan Anto, dan itu membuat Anto semakin geram dengan tingkah teman temannya. "Berisik. Kalau lo semua bukan temen gue, udah gue pites satu satu, terus gue masukin kelubang buaya."
"Udah To, jangan marah marah terus nanti gue beliin cilok," Ayana menepuk pundak Anti pelan.
"Serius? Nah ini baru sahabat gue. Duduk dulu Yan, duduk," Ujar Anto dengan semangat 45. Anto langsung berbalik 90° menghadap Ayana. Matanya berbinar, mendengar cilok. Catat. Hanya karena cilok.
"By the way, kabar lo gimana Ya? Kemana aja lo akhir akhir ini, kaclep mulu kayak gebetan,"
"Ye si anying malah curhat," Raga melempar botol bekas ke arah Ardi. Untung dengan cepat Ardi menangkisnya.
"Baik. Akhir akhir ini emang gue lagi sibuk jadi jarang nongkrong sorry ya," Ayana mendadak kikuk. Sudah hampir 1 bulan ini Ayana jarang menghabiskan waktunya bersama teman teman tongkrongannya.
Ayana, Anto, Izal, Satya, dan Roni sedang berada di basecamp mereka. Lebih tepatnya basecamp gang motor mereka. Gang motor mereka bernama Radewa, gang motor yang terkenal dengan jaket Levis abu abu tanpa lengan berlambang garuda dibelakangnya. Gang motor Radewa bukan sembarang gang motor. Radewa terkenal dengan gang motor murah hati. Mereka jarang terlibat hal kekerasan atau asusila dan semacamnya. Mereka membuat gang motor ini karna hobi akan motor, bukan hobi mencari masalah.
Radewa diambil dari nama depan Raden Dewa kertawidjaya, pemimpin sekaligus pendiri gang motor ini. Dewa sekarang kuliah semester akhir, jadi kesibukannya menyita waktunya. Kepemimpinan selama Dewa tidak ada, diserahkan kepada Roni. Si cuek tapi memiliki tingkat baku hantam yang tidak bisa diragukan.
Ayana memang sudah dianggap bagian dari mereka. Satu satunya wanita yang bebas keluar masuk basecamp mereka. Awalnya Ayana tidak suka akan gang motor, karna Ayana pikir gang motor itu negatif. Tapi ini beda, Radewa bahkan sering galang dana untuk orang yang terkena musibah entah itu bencana alam, penyakit, atau pembullyan.
Basecamp mereka bekas gedung kosong milik orang tua Angga yang disulap menjadi basecamp yang tenang. Didalamnya juga tidak mengecewakan, serba mewah. Maklum gang motor anak orang tajir. Bahkan sampai ada shofa, kasur, televisi, dan kulkas. Dibuat senyaman mungkin.
Mereka berbincang bincang santai. Ada yang bermain ponsel, menonton televisi, bermain catur, dan bercanda gurau. Hanya bersama teman temannya Ayana bisa merasakan kebahagian. Melepaskan semua beban dengan tertawa.
Saat sedang asyik asyik nya bercanda gurau. Landi salah satu anggota gang motor Radewa berlari dari arah luar dengan tergesa gesa.
"Ga..... Hah.... Ga.... Wat" ujar Landi dengan nafas tersenggal senggal.

KAMU SEDANG MEMBACA
AYANA
Dla nastolatkówKarna kekayaan bukan sumber kebahagiaan. Kadang obrolan kecil bersama orang tersayang adalah kebahagian yang sesungguhnya.