9

17 4 0
                                    

Ayana kembali ke sekolah setelah di skors selama tiga hari. Ayana keluar dari mobil sport nya dengan langkah anggun dan elegant. Ayana tak peduli dengan tatapan sinis mereka. Ayana berjalan santai menuju kelasnya sambil bersenandung kecil.

"Yana...... "

Langkah Ayana terhenti, Ayana berbalik dan langsung berhadapan dengan sosok laki laki tampan tapi gak ada otak. "Apa?"

"Sinis amat neng, eh ngongki yuk? Selama lo di skors gue serba kekurangan, tega bener lo,"

"Gak usah so imut deh tuh muka, tangan gue gatel kan pengen nimpuk." Ayana tidak bohong. Melihat ekspresi Anto yang memasang wajah memelas dan puppy eyes nya membuat Ayana ingin muntah.

"Ya tuhan lo sinis bener hari ini, gak lagi dateng bulan kan?"

"Enggak lah sotau banget sih lo To,"

"Kan gue emang tau,"

"Dari mana lo tau jadwal datang bulan gue, HAH!?" Ayana melotot kaget mendengar jawaban Anto. Apalagi melihat Anto tersenyum kuda seperti itu membuat Ayana bertanya tanya. "Jawab Antonia Anggara, Lo tau dari mana!?"

"Tau lah, kan gue ngintip, hahaha" ujar Anto sembari mengedipkan matanya genit.

Ayana melotot kaget, tangannya memukul mukul tubuh Anto membabi buta. "Kurang ajar lo,"

"Jadi selama ini lo suka ngintip gue kalau lagi datang bulan? Setan lo ANTO GUE BENCI!"

Ayana terus memukul Anto dengan tangan mungilnya, Anto meringis sakit dengan tawa yang masih terdengar.

"Tenang woi, badan gue sakit Yan, gue cuma becanda," Anto berusaha menghindari pukulan Ayana, sesekali menahan tangan Ayana yang ingin memukul bagian wajah tampannya.

Aksi mereka sukses membuat menarik perhatian siswa lain. Anto dan Ayana menjadi pusat perhatian siswa disekolahnya. "Anto setan ngintip gue, kurang ajar! Anto sialan!" Ayana terus memukul Anto tanpa melirik sekelilingnya.

Anto panik saat semua siswa berbisik bisik. Pasti mereka berfikir yang tidak tidak. "Tenang dulu Yan," Anto menggenggam tangan Ayana menenangkan Ayana yang sedang mengamuk. "Gue becanda, baperan amat sih, siapa juga yang mau ngintip cewek bar bar kayak lo,"

Ayana mendelik tajam tangannya berontak ingin memukul Anto tapi lagi lagi Anto menahannya. "Anto sialan ya lo, gue gak mau teraktir lo lagi,"

"Gue becanda Ayana, lo sensitif banget hari ini. Noh liat, kita jadi tontonan gratis," Anto menunjuk para siswa yang sedang mengerumuni mereka.

Tubuh Ayana terdiam kaku, mulutnya tertutup rapat saat melihat kerumunan siswa yang berada disekelilingnya. Ayana terdiam beberapa detik sambil mengatur deru nafasnya. Ayana berbalik dan berjalan lurus menuju kelasnya. Ayana tak peduli dengan Anto yang terus menerus memanggil namanya. Ayana hanya tidak ingin telat, terlebih lagi bel masuk kelas sudah berbunyi sejak beberapa menit lalu.

Ayana mempercepat langkahnya, kali ini ia tidak ingin terlambat. Mood Ayana sedang bagus hari ini.

Kaki jenjang Ayana akhirnya sampai dikelasnya. Tanpa basa basi Ayana duduk dikursi yang tidak ia rindukan sama sekali. Ayana terdiam sambil memainkan ponselnya membalas pesan dari Parto. Tak berselang lama, guru bahasa Indonesia datang sambil mengucapkan selamat pagi.

Ayana mendongak dan betapa kagetnya ia saat melihat sosok laki laki duduk di sampingnya.

"EH NGAPAIN LO!?" ujar Ayana tak sadar jika nada suaranya terlalu tinggi. Semua pasang mata menatapnya aneh, Ayana melirik kanan kiri, mengapa mereka biasa saja melihat orang asing dikelas mereka.

AYANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang