Minggu

609 40 7
                                    

Pagi ini Abel bangun lebih cepat dari biasanya , padahal ini hari Minggu , mungkin karena tidak nyaman menginap di kostan orang. Dia pun melirik jam di handphonenya , pukul 06.00. Ke WC dulu deh cuci muka masa iya pulang dalam keadaan muka bantal, lirih nya dalam hati.

Dia pun mencuci mukanya, lalu merapikan rambutnya agar tidak terlihat sangat berantakan. Dan orang yang punya kamar masih tertidur pulas, bingung mau pulang bagaimana caranya, kalau di bangunin kasihan takut ganggu, semalam juga sudah cukup mengganggu banget.

"Nad, Nad" menggoyangkan pelan bahunya.

Yang dibangunkan pun membalikkan badannya "iya bel" dengan suaranya yang masih serak.

"Gue pulang duluan ya, makasih udah dikasih tumpangan tidur"

"Oh iya iya, hati hati ya, bye " lalu Nadia pun tertidur lagi.

Sepertinya dia ngantuk parah. Abel pun pulang ke kostannya dengan jalan kaki, karena memang jarak kostan Nadia dengan kostannya dekat masih sekitaran area pinggir sekolah.

Dia berjalan sambil memikirkan kejadian tadi malam, dia ciuman dengan Yoga terasa mimpi, bisa-bisanya ciuman pertamanya di ambil oleh sahabatnya, bagaimana kalau sampai Brian tahu ,pasti dia akan sangat marah besar padanya, atau bahkan akan memutuskannya.

Abel bertekad akan menjaga rahasia ini ,jangan sampai bocor bahkan sama Laras sekalipun.

Sebelum memasuki gerbang kost nya, dia mengintip dulu keadaan di dalam ,takutnya ketahuan sama si bapak kost killer , bisa-bisa dia di introgasi kalau ketahuan pagi-pagi baru pulang.

Setelah mengetahui situasi aman, dia pun langsung menyelinap masuk, membuka pagar dengan sangat pelan-pelan lalu, lariiiiiiiii menuju kamar kost nya.

'huh akhirnya sampe juga', gumamnya bernafas lega.

Dia pun menjatuhkan badannya ke atas kasur ,lalu memejamkan matanya kembali.

Tuttt...tuttt...tuttt

Panggilan telepon masuk

"Hah ganggu aja siapa sih orang masih ngantuk juga" ujar Abel dengan matanya yang masih ngantuk ,lalu dia meraih handphonenya yang berada disamping boneka.

Tanpa melihat siapa yang menelfon dia langsung mengangkatnya,

"Hallo, siapa ?"

"Ih tega ,nomer gue gak di save ya, gue Yoga"

"Oh iya maaf gue gak lihat layar nya jadi gak tahu hehe masih ngantuk nih"

"Sarapan bubur ayam mau gak ?"

"Duhhh males nyari keluarnya, mager hehe" ujar Abel malas-malasan.

"Udah Lo mah diem aja biar gue yang beliin, tungguin di gerbang ya"

"Hah duhhhh jadi ngerepotin Mulu, yaudah makasiii, gue ke gerbang sekarang"

Abel berjalan lunglai ke arah gerbang, tapi ini demi sarapan jadi harus memaksakan diri.

Menunggu 10 menit.

"Hey lama ya, nihh di habisin ya" ucap Yoga yang baru saja sampai, sambil memberi satu keresek berisi bubur ayam lengkap dengan kerupuk nya.

Yoga bersikap biasa aja seperti biasa, mungkin kejadian ciuman semalam yang mereka lakukan baginya itu biasa aja, karena dia pasti sudah sering melakukannya dengan mantan-mantannya. Tapi bagi Abel itu adalah kejadian luar biasa untuk pertama kalinya.

"Berapaan ?" Tanya Abel sambil mengambil uang dari saku celananya.

"Gak usah, itu gue ngasih buat Lo ikhlas"

LABILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang