Dia yang tiba-tiba

268 11 2
                                    

Yoga mengompres luka lebam di sudut bibirnya, di pipinya, dan juga di jidatnya. Seluruh badannya terasa sangat sakit, dia pun bercermin lalu membuka bajunya, terlihat sangat jelas beberapa luka hasil tonjokkan yang mulai membiru.

"Gue rela seperti ini demi Lo Bel, gue gak akan lepasin Lo apapun resikonya nanti yang akan gue hadapin" ucap Yoga sambil masih terus mengompres beberapa luka di badannya.

Tiba-tiba dia baru ingat handphonenya yang tidak tahu dimana, dia pun mencari-carinya merogoh ke dalam tas sekolahnya, dan ketemu. "Yah mati" keluh Yoga setelah menekan tombol di handphonenya dan handphone nya tidak nyala, lowbat ternyata.

Lalu dia meraih charger handphone nya yang tergeletak di atas meja belajar, lama untuk menunggu full membutuhkan waktu 2-3 jam, dan otomatis dia tidak bisa memberi kabar dulu kepada Abel, yang pasti Abel akan menunggu kabar darinya, apalagi sekarang malam minggu.

'maafin gue Bel malam ini gak bisa ngapelin Lo, gue harus menghilangkan luka-luka ini sebelum ketemu sama Lo, gue gak mau Lo jadi khawatir kalo tahu gue habis berantem' batin Yoga.

*****

#dikamarkostAbel

Gadis berambut panjang itu masih saja terus menatap layar handphone nya gelisah, tidak ada satu notif pun dari dua orang yang dia sayangi, Brian dan Yoga, mereka berdua menghilang misterius secara bersamaan semenjak Abel tercyduk chatan dengan Yoga oleh Brian.

"Bodoh sekali sih gue, sekarang gue harus kehilangan mereka berdua, kenapa mereka gak ngomong baik-baik dulu kalo beneran mau ninggalin, hiks hiks" ucapnya sambil menangis terisak hingga persediaan tisu pun habis.

Sudah seratus chat lebih ia kirimkan pada Brian, begitu juga pada Yoga, dan mereka berdua WhatsApp nya ceklis, mau di telfon biasa tapi dia tidak punya pulsa, menyedihkan sekali kehidupannya saat ini, menjadi sangat berantakan, hatinya sangat ambyar, rasanya dia sangat ingin menghilang saja dari bumi.

"Mana janji mu Ga, yang katanya mau mertahanin hubungan kita apapun resikonya" ucapnya berbicara pada foto Yoga yang ada di galeri handphone nya.

Sangat kesal melihat foto Yoga yang sedang tersenyum disaat situasi seperti ini, seperti yang sedang tersenyum diatas penderitaan orang lain.

"Apakah Brian akan mutusin gue setelah ini, dan akan bagaimana jadinya nanti di kelas pasti gue bakal habis-habisan disindirin teman cowok kelas" ucap nya lagi berpikiran nethink.

"Engga, pokoknya itu gak boleh terjadi, gue harus minta maaf sama Brian, gue sayang sama dia, gak mau kehilangan dia" sambungnya lagi, dan kali ini dia menangis sangat kencang sekencang-kencangnya.

Tapi Abel tiba-tiba teringat kalau dia seharian ini belum makan nasi, dia gak boleh sampai gak makan cuma gara-gara masalah cinta, apalagi dia mempunyai riwayat penyakit maag yang bisa kambuh kapan saja.

Dia pun segera menghentikan tangisannya yang kemudian bangkit lalu pergi keluar kamar menuju WC untuk mencuci muka agar matanya tidak terlihat terlalu sembab.

Kosan malam ini sedang sangat sepi karena entah kebetulan atau janjian semua penghuni kamar disini sedang pulang kampung, hanya tersisa Abel sendiri disini.

Dia pun kembali lagi ke kamarnya, lalu bercermin sebentar dan lumayan cuma berkantung mata doang, dia mengambil bedaknya lalu diaplikasikan ke wajahnya agar terlihat lebih fresh, tidak lupa juga dia mengoleskan liptint merah di bibirnya.

Dia berniat untuk keluar mencari makanan yang bisa dia makan, karena walaupun hati sedang kosong jangan biarkan perut kosong juga, jangan menyakiti diri sendiri.

LABILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang