Di Hukum

441 18 2
                                    

Dengan penuh rasa penasaran Abel mendekat ke arah jendela yang terdengar ada suara tangisan misterius itu. Tapi sebelum itu dia memanggil Laras dahulu.

"Laras" panggil Abel.

Tapi, yang dipanggil sepertinya tertidur cukup lelap.

'Laras kan sudah tidur dari jam 10, gak mungkin dia ngisengin gue' batin Abel, cukup merinding memang mendengar suara orang menangis tengah malam begini.

Tapi Abel masih penasaran, dia pun mendongakkan kepalanya lalu menempelkan telinganya ke gorden jendela itu, suaranya sangat jelas, seperti suara kuntilanak menangis yang sangat familiar.

Abel pun langsung loncat ke atas tempat tidur nya, merebut selimut yang dikenakan Laras, lalu memasangkan headset ke telinganya, memutarkan lagu dari handphone nya dengan volume tinggi agar suara itu tidak terdengar lagi.

Ternyata kata orang memang benar, kostan ini horor juga, selain bapak kost nya killer.

*****

Brian Jovanka

Hari ini Brian datang lebih pagi dari biasanya, entah ada maksud apa dia, yang jelas dia membawa satu bucket bunga dengan berbagai macam bunga di dalamnya, dan tidak lupa bunga itu sudah dia semprot memakai parfum miliknya.

Brian sengaja mengajak teman-teman dia yang lainnya untuk melancarkan aksinya memberikan kejutan untuk Abel pacarnya.

"Dalam rangka apa sih ini, bukannya Lo sama si Abel anniv nya masih lama ya" tanya Adi pada temannya yang ngedadak bucin itu.

"Eh si Brian mah boro-boro anniv kan monthsarry sebulan aja belom, hahaha" teriak Sigit dari sudut ruangan, nadanya sedikit mengejek tapi itu bercanda.

"Lah kalian bacot amat sih, ikhlas gak sih sebenarnya bantuin gue tuh" Brian membuka suara menyumpal pertanyaan teman-temannya itu, membuat Sigit dan Adi langsung terdiam.

Dari kejauhan Aldo yang ditugaskan diluar kelas untuk memantau target, melihat Abel dan Cica sedang berjalan di selasar ruang organisasi menuju ke kelas, dengan secepat kilat dia segera memberi tahu kepada Brian dan teman-teman yang lain lalu mengambil posisi masing-masing.

*****

Alana Belvania / Abel

Semalam Abel tidak bisa tidur dengan tenang, karena dikepalanya masih saja terngiang-ngiang suara tangisan hantu itu, walaupun dia sudah memasang headset dan menyalakan lagu dengan volume tinggi, tetap saja suara itu ada di pikiran.

"Hay Bel" Cica mengagetkan Abel dari arah belakang sambil menepuk pundak nya, membuat Abel yang sedang berjalan di depan sekolah kaget.

"Kebiasaan yah Lo mah bikin orang jantungan" ucap Abel kesal, moodnya masih belum membaik semenjak menghindar dari Yoga.

"Lo tahu gak Bel"

"Ya engga lah kan elo nya juga belum ngomong" jawab Abel jutek, masih pagi padahal muka udah jutek aja.

"Deuhh jutek amat mbak nya"

Abel juga tidak mengerti dengan mood nya hari ini, kenapa sangat jelek.

"Emang ada apaan Ca ?" Abel berusaha mengontrol moodnya.

"Eummm jadi gini Bel, pas malem Aldo nembak gue" Cica berbicara dengan memasang muka datar, agar Abel kepo dengan kelanjutannya.

"Terus Lo terima gak ?" Tanya Abel kali ini sangat antusias.

"Ya terima lah, masa iya aja gue tolak, kan gue juga naksir banget sama dia, hahaha"

LABILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang