Part↪12

12.1K 213 4
                                    

''You always mine, forever.'' David kembali mendekap Mia, kemudian ikut memejamkan matanya.

***

Cahaya matahari sayup-sayup memancar dari jendela kaca yang dibiarkan tidak tertutup horden. David yang memang selalu bangun tepat waktu mengerjapkan matanya, beradaptasi dengan cahaya lampu yang menyala terang. Ah, mungkin karena tadi malam terlalu lelah, ia tidak terlebih dahulu mematikan lampu ruangan dan menggantinya dengan lampu tidur, rutinitasnya sebelum tidur.

Dengan pelan David melepaskan rengkuhannya pada Mia, meregangkan tubuhnya yang kekar sehabis berolahraga hebat dengan wanita kecilnya. Ia kemudian mengecup kening Mia, memakaikan selimut pada tubuh polos Mia, dan setelahnya beranjak ke kamar mandi.

Setelah beberapa saat, ia keluar dengan mengenakan t-shirt putih polos dengan bawahan jeans hitam. David melihat Mia masih asik bergelung dengan selimutnya. Apakah tadi malam ia terlalu memaksakan Mia? Sepertinya Mia hanya memerlukan istirahat lebih. Bukankah wanitanya juga yang memilih untuk melakukannya?

David mengambil ponsel miliknya di atas nakas minimalis penghalang ranjang mereka berdua. Kemudian berjalan menjauhi kamar, berdiri di sebuah balkon cantik yang memberikan pemandangan daratan dan pantai sekaligus. Ia menyalakan ponselnya dan menghubungi seseorang.

''Apa yang mereka rencanakan?'' Tanya David saat seseorang di seberang sana mengangkat teleponnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

''Apa yang mereka rencanakan?'' Tanya David saat seseorang di seberang sana mengangkat teleponnya.

''Senin besok Mr. Lovvanderz akan mengadakan pertemuan dengan Mr. Georgyan dan keluarganya saat makan malam di kediaman Mr. Lovvanderz. Mereka juga mengundang nona, Sir.'' Lapor orang itu pada David.

David mengetatkan rahangnya. ''Yah, aku tau dia mengundang Mia. Apakah data yang kuminta sudah kau dapat?''

''Saya sudah mendapatkannya, Sir. Segera akan saya kirim ke e-mail anda.''

''Baik. Terus pantau mereka. Hati-hati.'' David menutup teleponnya sesaat setelah anak buahnya menjawab.

Kali ini David akan ikut bermain dalam permainan yang dibuat kakaknya. Sudah cukup selama delapan belas tahun ini ia diam membiarkan sikap Dion yang egois. Ia tidak bisa selamanya membuat Mia menjadi boneka ayahnya. Karena sekarang Mia sudah menjadi miliknya.

Memikirkan wanita kecilnya itu, membuat David ingin mengulang kembali setiap adegan dewasa tadi malam. Kulit Mia yang putih pucat nan halus. Aroma Mia yang membuat kepalanya pusing akan gairah. Cengkeraman Mia pada tubuhnya. Desahan Mia yang meneriakkan namanya. Shit. Ia kembali tegang sekarang.

David beranjak kembali ke dalam kamar. Mia sudah tidak ada di atas ranjang, serta suara air berjatuhan terdengar dari kamar mandi menandakan ada seseorang di dalamnya. Ia sebenarnya ingin bergabung bersama Mia, tapi mengingat tadi malam adalah yang pertama bagi Mia, David mengurungkan niatnya.

Memangnya itu bukan yang pertama untuk David? Tentu saja. Ia bukan seorang perjaka alim di umurnya yang sudah matang. David memang sangat mencintai Mia. Namun hasrat seorang lelaki dewasa sepertinya begitu membucah saat berdekatan dengan Mia yang selalu berpenampilan terbuka jika didepannya. Sedangkan dia tidak mungkin memaksa Mia untuk memadamkan gairahnya setiap saat. Apalagi usia Mia yang masih sangat muda. Sehingga David melampiaskannya dengan melakukan one night stand di atas surat perjanjian.

Forbidden Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang