Part↪07

10K 306 4
                                    

Xander tersenyum mendengar nasihat Maminya. Benar juga, jangan pedulikan yang lain, fokus pada satu titik yaitu gadis dambaannya. Memang Maminya ini yang terbaik untuk masalah curhat colongan.

Myana, nantikan perjuanganku untuk mendapatkanmu, Sayangku.

***

Setelah tiba di kediamannya, David mengangkat Mia dalam yang kini terlelap dalam gendongannya. Mungkin karena terlalu lelah menangis sampai ia jatuh tertidur di pelukan hangat David.

David merebahkan Mia dengan pelan di atas ranjang kamar Mia. Tidak, mereka tidak tidur dalam satu kamar. David masih menjaga batasannya meski ia mengklaim Mia sebagai gadisnya.

Setelah dirasa Mia sudah nyaman dalam posisi tidurnya, ia memakaikan selimut lalu mengecup kening dan bibir Mia. ''Tidur nyenyak, Honey.'' Ia kemudian berlalu keluar dari kamar Mia menuju ruangan pribadinya dan hanya ia yang boleh memasukinya tanpa terkecuali Mia, gadis sekaligus keponakan tersayangnya.

Setelah menutup rapat pintu dengan akses kode rumit, ia menuju sebuah kursi nyaman di meja kerjanya. Terdapat banyak tumpukan berkas dan sebuah laptop dan komputer yang terhubung dengan sebuah infokus.

Ia kemudian mengambil telepon pintar di saku celananya dan menghubungi seseorang.

''Jae Ha, kau sudah dapatkan?''

''....''

''Bagus. Kirimkan segera padaku.''

''....''

''Itu bisa diurus nanti. Sekarang hanya itu yang kubutuhkan.''

David menutup teleponnya, bibirnya membentuk seringai seram yang jarang ia perlihatkan pada orang.

''Kau akan menyesalinya, Georgyan.''

***

Matahari cerah, mengawali hari Mia setelah kejadian tak mengenakan tadi malam. Ia bangun lalu bergegas keluar kamar untuk memastikan sesuatu.

''Thania..!! Thania..!!''

Seorang gadis berusia dibawahnya berlari kearahnya. ''Iya, Nona. Anda memerlukan apa? Oh, anda belum mandi? Biar saya siapkan air hang--''

Mata Mia melototi gadis serampangan itu, ''Stop! Bisa tidak sehari saja kamu tidak cerewet, sih? Mengapa juga David memberimu padaku untuk menjadi asistenku, hahh..''

Thania menunduk mendengar gerutuan majikannya, tapi mau bagaimana lagi, itu sudah menjadi bawaannya sejak lahir.

Thania Aida, gadis remaja yang David beli disebuah lelang. Ketika ia melihat gadis itu David teringat pada gadisnya, sehingga ia memutuskan untuk membebaskan Thania dengan syarat ia harus menemani dan membantu Mia di rumah.  Setelah ia bertanya, David mengetahui bahwa Thania adalah korban penculikan dari negara lain, ia berkata jika bukan David yang membelinya mungkin ia akan menjadi seorang pelacur atau berakhir menjadi mayat tanpa organ tubuh. Sebagai rasa terima kasihnya, ia berjanji akan mengabdi pada David dan Mia dengan penuh kesungguhan. Apalagi mereka telah memberikan pendidikan dan membolehkannya pulang ke negara asalnya tiga bulan sekali dengan fasilitas ditanggung penuh oleh David. Sungguh, kejahatan yang membawanya pada sebuah kebahagiaan yang tak pernah ia duga.

''Hei, aku tidak marah padamu aku hanya kesal, okay? Hemm.. Aku mengerti gadis seusiamu masih tergolong labil, jadi aku akan memakluminya.'' Mia menepuk-nepuk pundak Thania sambil memamerkan senyum manisnya. ''Sudah, angkat kepalamu dan tersenyumlah.''

Forbidden Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang