Maria menganggukkan kepalanya mengerti. ''Kau benar, Henry. Tidak seharusnya aku menangis. Ia bahagia, kita juga harus bahagia.''
Henry tersenyum lega melihat isterinya yang mulai tersenyum.
***
Mia menjatuhkan tubuh lelahnya di atas ranjang satu-satunya yang ada di dalam kamar hotel yang mereka tempati selama di Miami. Saat memasuki kamar pun, ia sedikit terkejut mengira bahwa ia salah kamar, namun melihat David yang melenggang santai ke kamar mandi, sepertinya kamar mereka sedikit diubah atas perintah David. Entah apa rencana pria itu sebenarnya.
Beberapa menit kemudian David keluar dari walk in closet hanya mengenakan celana boxer dan sehelai handuk kecil yang melingkari lehernya. Mia segera bangun, mengecup sekilas pipi David dan berlari ke arah kamar mandi. Mia terkekeh geli sesaat setelah masuk ke kamar mandi mendengar teriakan David yang memprotes mengapa ia tidak mencium bibir David. Oh ayolah, mencium pipi lelaki itu saja butuh suatu keberanian setelah kejadian—ah sudahlah, jangan ingatkan ia tentang malam panas mereka itu.
Seharian tadi sangat melelahkan untuknya, tapi tak urung juga membuatnya bahagia. Berendam air hangat sepertinya mampu menghilangkan rasa lelah. Dengan segera Mia mengisi bath tub dengan air hangat dan tak lupa untuk menambahkan cairan aromatherapy, setelah itu ia menanggalkan semua pakaian yang melekat di tubuhnya.
Rasa nyaman seketika datang saat hangatnya air membelai seluruh kulitnya. Mia memejamkan mata dan menghirup aroma menenangkan membuat tubuhnya mulai relax. Tidur sebentar sepertinya tidak menjadi masalah bukan.
Saat Mia hampir berada dalam batas sadarnya, ia merasakan gerakan air beriak. Segera ia membuka mata dan mendapati David dengan tubuh polosnya berdiri di hadapannya.
''Dave! What are you doing here? Kenapa tidak memakai baju? Tutupi milikmu!'' Mia seketika histeris, tangannya dengan spontan menutupi kedua matanya.
David tertawa lebar. ''Milikku yang mana, Sayang? Kamu juga milikku,''
Dengan cekatan David menarik kedua tangan Mia membuatnya setengah berdiri, kemudian ia segera merendamkan tubuhnya dan menarik Mia kembali untuk berbaring di atasnya.
''Dave! Aku tidak mau melakukannya lagi, aku lelah.'' Rengek Mia mencoba melepaskan tautan tangan David yang memeluk pinggangnya.
''Iya, tidak sekarang. Tenang saja, Honey. Aku hanya ingin berendam denganmu.''
Mia mendengus pasrah, tautan tangan David ia biarkan bertengger di atas perutnya. Mencoba untuk tetap santai meski sebenarnya ia tidak cukup nyaman dengan posisi mereka ini. Pasalnya ia dapat merasakan milik David yang menegang di bawahnya. ''Bukankah tadi kamu sudah mandi?''
''Hmm, tadi mandi bukan berendam.''
Mia hanya bisa memutar kedua bola matanya. Sekarang ia mulai merasa nyaman karena elusan David di tangannya. Belum lagi gesekan dagu David pada ujung kepala miliknya. Mia kembali memejamkan matanya.
''Hon,''
Mia menggumam sebagai jawaban panggilan David.
''Besok hari terakhir, minggu siang sepertinya kita sudah berada di rumah jika kita pulang sabtu sore. Kamu mau kemana lagi?''
''Aku tidak tau. Nanti saja aku pikirkan kembali, yah.''
Diam-diam David menyeringai mendengar jawaban ragu Mia. Ia dengan sengaja mengelus lembut paha dalam Mia, membuat wanita itu menggelinjang geli.
''Dave!'' Tegurnya seraya mencoba menyingkirkan tangan jahil David.
Satu tangan sudah tersingkir, tangan lainpun bereaksi. Kedua jari lelaki di bawahnya itu membelai dan menjepit salah satu puting miliknya. Tegang sudah semua tubuhnya karena ulah David.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love [Completed]
Romansa|Warning! Jangan heran apalagi kaget kalo tiap naik bab akan nambah pula tiap katanya. Note: part pertama sedikit dan part terakhir paling banyak| ⚠Cerita sudah diberi tag dewasa. Bagi yang belum punya KTP, diharapkan tidak membacanya meskipun part...