Xander tersenyum menawan menatap semua orang, matanya bersitatap dengan netra Mia yang juga sedang menatapnya. Kemudian Xander melempar senyum terbaiknya kepada Mia.
''Hai, kita bertemu lagi, Myana.''
***
Ruang keluarga kediaman Lovvanderz. Setengah jam yang lalu, mereka telah menyelesaikan makan malam spesial yang penuh berbagai rasa. Khawatir, canggung, bahagia, juga sangat bahagia. Silahkan cocokkan saja menurut kalian diantara suasana hati tersebut untuk siapa yang paling pas.
Dengan tempat duduk yang di desain bentuk segiempat yang besar, di depannya ada empat meja kecil yang diletakkan di setiap sudut, juga hiasan air mancur sebagai pusatnya, terlihat sangat mewah.
Mereka hanya mengambi satu sudut, dengan Michelle, Mia, dan Dion dalam satu sofa, juga Agus, Xander, dan Retta di sofa satunya.
Dion mengambil cangkir teh dan menyesapnya pelan sebelum berbicara. ''Jadi, bagaimana keputusannya?''
''Kami setuju saja, Dion. Tapi, apa lebih baik dipercepat? Sepertinya Xander tidak sabar?'' Agus melirik putranya dengan senyuman menggoda. Xander yang sedari tadi menatap Mia yang menundukkan kepalanya, mengalihkan pandangannya kepada sang ayah.
''Kenapa, Pap?''
Agus tertawa. ''Lihat, dia tidak mendengarkan ucapan kita. Sepertinya memandangi wajah cantik Myana lebih menarik daripada berbincang bersama kami, benar begitu, Xander?''
Wajah Xander memerah, mengapa ia bisa ketahuan sedang menatap Mia, padahal ia tadi hanya mencuri pandang saja. Kehadiran perempuan itu memang tidak bisa membuat Xander mengalihkan pandannya dari wajah cantik malu-malunya.
''Baik kalau begitu, bagaimana jika minggu depan?'' Semangat Dion sangat terlihat saat mengucapkannya.
''Sepertinya itu terlalu cepat uncle,'' Xander mengingatkan. Ia mencoba peruntungannya agar pertunangan atau bahkan pernikahan itu tidak dilangsungkan dengan cepat. Xander ingin Mia mengenalnya terlebih dahulu.
''Tidak. Aku setuju dengan Dion.'' Bantah Agus cepat.
Retta mengusap lengan Xander. ''Benar sayang. Bukankah lebih cepat lebih baik. Kamu juga setuju bukan, Myana?'' Retta mengalihkan pandangannya pada Mia.
Mia mengerjapkan matanya bingung. ''Sebenarnya aku masih bingung, aunty. Ini membahas tentang apa? Kenapa Aunty tanya kesetujuan Mia?''
Retta tersenyum maklum pada Mia, ''Ah jadi kamu belum tahu sayang? Begini, kami kesini ingin membicarakan kelanjutan pertunanganmu dengan Xander, dan minggu depan adalah acaranya untuk meresmikan kalian menjadi sepasang tunangan.'' Jelas Retta panjang lebar.
Mata Mia melebar, kenapa jadi begini? Bukankah ia sudah menolak? Mia menatap Michelle yang duduk di sampingnya. ''Mom..''
Michelle tersenyum lirih sembari mengangguk. ''Turuti perintah Daddy yah, Sayang.''
Mia menggeleng, kedua matanya memanas ingin segera mengeluarkan air mata itu. ''Tidak, Mom. Sudah ku bilang aku tidak mau.''
Semuanya diam mendengar isakan Mia. Sementara Xander, lelaki itu menatap nanar pujaan hatinya yang dengan terang-terangan menolaknya. Dua kali ia merasakan rasa sakit itu saat Mia mengatakan tidak. Apa ia hanya bisa berakhir sebagai pengagum saja? Tanpa bisa membuat perempuan itu menjadi miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love [Completed]
Любовные романы|Warning! Jangan heran apalagi kaget kalo tiap naik bab akan nambah pula tiap katanya. Note: part pertama sedikit dan part terakhir paling banyak| ⚠Cerita sudah diberi tag dewasa. Bagi yang belum punya KTP, diharapkan tidak membacanya meskipun part...