''Tidak mau. Aku benar-benar lelah. Awas saja kalau kamu berani, Dave. Aku tendang naga milikmu itu.'' Ancam Mia dengan nada garang sembari melangkah meninggalkan David.
''Kamu tidak akan berani melakukannya, Sayang. Naga ini yang membuatmu mendesah keras—''
''Shut up, David!''
***
Sinar matahari terasa menyengat di siang sabtu ini, tidak ada tumpukan awan yang menghalangi cahayanya untuk memancar. Para turis maupun warga lokal bersemangat untuk pergi ke pantai. Ada yang berselancar, berjemur, atau hanya sekedar melihat-lihat. Semuanya terlihat bahagia dengan tawa menghiasi wajah mereka.
Beda lagi dengan Mia, wajahnya sedari tadi menekuk dan bibirnya mengunci, tidak bersuara. David yang duduk di sebelahnya bimbang, antara ingin tertawa karena wajah cemberut Mia yang menurutnya sungguh imut atau memelas membujuk Mia.
''Sudahlah, Hon. Jangan terus cemberut seperti itu. Wajah cantikmu nanti hilang.''
Mia mendelik marah pada David, melipat kedua tangannya di depan dada. ''Lalu kenapa jika wajah cantikku hilang? Kamu akan mencari wanita lain, huh?'' Sewot Mia. Ia kembali membalikkan wajahnya menghadap jalanan.
Aduh, semakin marah dia. Kemarahan Mia bermula saat kemarin pagi, hari terakhir full mereka di Miami, tapi dengan seenaknya David membuat Mia tidak bisa keluar dari pintu kamar hotel mereka untuk berolah raga ala mereka. Mereka terus melakukannya dari matahari baru bersinar sampai matahari kembali tenggelam.
Pada awalnya, memang David yang meminta, tapi lama-kelamaan Mia pun ikut terbawa permainan David. Siapa pula yang akan menolak pesona lelaki itu, apalagi di atas ranjang yang sudah terbukti membuat Mia tidak berdaya. Bahkan sampai mengabaikan waktu makan siang yang akhirnya mereka gabung dengan dinner romantis di atas kasur pukul 9 malam.
Karena itu, tubuh Mia seolah kehilangan setengah tulangnya. Lelah tidak ingin kemana-mana juga sedikit linu di area kewanitaannya. Karena itu juga, Mia tidak bisa kembali mengeksploitasi Miami.
Setelah makan malam telat mereka, David mengatakan besok siang mereka harus sudah siap untuk kembali ke negara mereka. Mia ingin protes, namun mengingat David yang selalu menuruti keinginannya, Mia hanya bisa mengangguk mengiyakan. Sebagai gantinya, ia memasang wajah mode marah pada David. Biar saja lelaki itu uring-uringan karena didiamkan olehnya.
Mobil David telah sampai di Holding Bay*, terlihat jet pribadi miliknya terparkir angkuh di depan sana. David keluar dari kursi penumpang saat salah satu anak buahnya telah membukakan pintu untuknya, memutari mobilnya lalu membukakan pintu untuk Mia.
''Semuanya sudah siap, Sir. Mari.'' Ucap anak buah David berkulit hitam. Ah, dia lagi.
David hanya mengangguk, menarik tangan Mia dan menggenggamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love [Completed]
Любовные романы|Warning! Jangan heran apalagi kaget kalo tiap naik bab akan nambah pula tiap katanya. Note: part pertama sedikit dan part terakhir paling banyak| ⚠Cerita sudah diberi tag dewasa. Bagi yang belum punya KTP, diharapkan tidak membacanya meskipun part...