Dan ternyata, lelaki itu memang berbeda dengan David. Sesibuk apapun David, sepenting apapun situasi yang sedang ia hadapi, lelaki itu selalu menuruti permintaan Mia. Apalagi dengan keadaan yang mendesak.
Mia tersenyum miris, bangkit dari duduknya untuk keluar dari sana seraya menggumam, ''Pernyataan cintamu bullshit, Xander.''
***
''Ayolah, mom, pertunanganku saja kalian yang mengurusnya. Mengapa sekarang aku harus ikut?''
''Ini pernikahanmu, Myana. Pernikahanmu sekali seumur hidupmu. Jadi kamu harus turut andil untuk menyiapkan semuanya, agar nanti menjadi sebuah kenangan.''
Sekali seumur hidup? Mia tidak yakin itu. Dengan malas, ia bangkit dari tidurnya lalu menghampiri ibunya yang berdiri di ambang pintu.
Michelle berdecak. ''Kamu ini kenapa, sayang? Mood-mu sedang jelek?''
Mia diam. Tidak ingin membalas pertanyaan ibunya. Namun tetap mengikuti langkah Michelle ke ruang tamu. Di sana, sudah ada Retta yang sedang membuka-buka majalah. Wanita itu mendongak saat menyadari Mia dan Michelle tiba.
''Halo, sayang. Kemari, aunty ada rekomendasi gaun cantik untukmu.'' tangannya menarik lengan Mia untuk duduk di sampingnya.
Mia menatap gambar sekilas. Lalu mengangguk singkat.
''Kamu setuju yang ini?'' tunjuk Retta pada gambar yang direkomendasikannya.
''Iya, aunty.''
''Cobalah untuk melihat yang lain, Myana. Siapa tahu kamu menemukan yang lebih baik.'' usul Michelle pada anaknya.
Mia menggeleng tegas. ''Aku setuju dengan yang tadi.''
Retta yang melihat calon menantunya sedang kesal melirik Michelle yang menatapnya. Ia mengangguk meyakinkan wanita itu untuk tidak kembali mendesak Mia.
''Baiklah. Kita beralih ke cincin pernikahannya.''
Mata Mia membola, menatap tidak percaya ibunya. ''Lagi, mom?'' untuk duduk bersama mereka saja Mia rasanya sudah malas.
''Tentu saja. Setelah ini juga masih ada konsep, tempat, buah tang-''
''Apa sudah dibicarakan dengan Xander juga?''
''Xander sibuk dengan kerjaannya, sayang. Ia serahkan semuanya padamu.'' Retta menimpali.
Mia semakin jengkel. Kenapa ia harus susah-susah membuang waktu mengurusi semua ini jika lelaki itu saja tidak peduli? Bahkan, sedari kemarin siang, Xander belum menghubunginya sekalipun untuk menanyakan keadaannya atau sekedar meminta maaf.
Mia bangkit dari duduknya, membuat fokus Michelle dan Retta beralih kepadanya. ''Ada apa, sayang?''
''Aku ikut saja pilihan kalian. Tubuhku terasa lelah, aku ingin kembali ke kamar.'' Mia berbalik memunggungi sebelum mendengar tanggapan mereka, berjalan ke arah kamarnya. Ia tidak mau berlama-lama dengan semua omong kosong ini.
Michelle berdecak pelan melihat tingkah Mia. Ada apa dengannya? Gumamnya dalam hati.
***
Lelaki itu berdecak kesal menatap wanita yang duduk di sofa apartment yang biasa ia tinggali saat sedang suntuk di rumah.
''Pergi dari sini!''
Wanita itu menatap memelas sang lelaki. ''Aku tidak mau pergi sebelum kamu bersedia menikahiku.'' ucapnya tegas.
''Harus berapa kali aku bilang Zoya, aku tidak akan pernah menikahimu!!'' sang lelaki balas berteriak pada wanita itu. Ia duduk di hadapan si wanita dan menatapnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love [Completed]
Romance|Warning! Jangan heran apalagi kaget kalo tiap naik bab akan nambah pula tiap katanya. Note: part pertama sedikit dan part terakhir paling banyak| ⚠Cerita sudah diberi tag dewasa. Bagi yang belum punya KTP, diharapkan tidak membacanya meskipun part...