Hati Mia terasa berbunga. Mia merasakan betapa bahagianya ia saat David mengatakan itu, mengatakan bahwa lelaki itu ingin memiliki keturunan darinya.
Sesaat kemudian, mereka melakukannya. David pikir inilah waktu yang tepat untuk membuat harapan David Kecil ada di perut Mia.
***
Kebahagiaan, Mia telah menggenggam hal tersebut delapan puluh persen di hidupnya. Dilahirkan kedunia, bertemu David, dicintai David, diberi kesempatan hidup—Mia berjanji dalam hatinya akan menjadi pribadi lebih baik untuk yang satu itu, berbaikan dengan orangtuanya, dan .. David. Yeah, lagi-lagi David. Lelaki itu memang menjadi sumber kebahagiaan terbesar dalam hidup seorang Myana Davichi.
Meski Mia sangat menyadari sesuatu, David tidak sebaik kelihatannya. Mia tidak sepolos itu untuk tidak mengerti maksud David. Meski tidak terlalu spesifik.
Mia tahu ayahnya sedikit tidak menyukai David. Dulu saat kecil, ia kerap kali tidak sengaja melihat ayahnya memarahi dan memukul David. Yang anehnya, David saat itu sudah besar dan sama sekali tidak melawan. Ia masih sangat kecil untuk berani bertanya. Mengapa? Tapi saat kemudian melihat mereka tertawa di depannya, Mia kecil berasumsi bahwa mereka hanya bercanda.
Tapi sekarang sudah berbeda, sekarang Mia sudah besar. Ia mengerti kalau itu semua bukan sekedar candaan adik-kakak. Namun persamaannya adalah, Mia tidak berani bertanya pada David apalagi ayahnya. Menunggu David bercerita? Bahkan lelaki itu sama sekali tidak mengungkit masalah itu. Atau mungkin memang sengaja menyembunyikannya. Mia, hanya bisa diam.
Saat pertama kali membuka mata di pagi hari, seperti yang dikatakan David tadi malam, Mia tidak mendapati laki-laki itu di sampingnya. Tapi Mia sama sekali tidak bersedih, sebab Mia menerima sebuah selembar kertas berisi pesan dari David yang digulung dan diselipkan di genggaman tangannya.
Aku pergi. Tunggu aku sekali lagi, honey.
***
Hari ini Mia sudah diperbolehkan untuk pulang. Satu jam yang lalu, perempuan itu sampai di kediaman ayahnya bersama orangtua dan pasangan Sbaraglia. Mia meminta mereka untuk ikut mengantarnya yang segera disetujui oleh Dion.
Saat sampai di mansion, Dion kembali menyuruh Mia untuk istirahat. Meski awalnya Mia menolak dengan alasan ingin berbicang dengan ibunya dan Maria, tapi kalimat perintah Dion yang terdengar sangat tegas ditambah rasa lelah yang tiba-tiba muncul setelah duduk terlalu lama di dalam mobil membuat Mia akhirnya menurut juga.
Dion, Michelle, Maria, dan Henry baru saja selesai melakukan makan siang. Saat Henry akan beranjak dari kursinya, Dion memberi sebuah kode yang ditangkap dengan baik oleh Henry.
''Mau melihat bagian belakang rumahku?''
Michelle melirik Dion sedangkan Maria melirik Henry. Yang satu meminta penjelasan dan satunya lagi menunggu jawaban. Tapi rupanya para lelaki tidak menghiraukan mereka.
Henry mengangguk pelan menerima ajakan Dion.
Dion berjalan lebih dulu ke arah taman belakang setelah sebelumnya ia mengusap bahu isterinya memberi isyarat kalau semuanya akan baik-baik saja. Di belakangnya, Henry mengikuti dengan langkah pelan. Sembari menebak-nebak apa yang akan dikatakan Dion.
''Taman yang indah.'' Henry duduk di sebuah bangku panjang yang ada di sana. Matanya menatap kagum tanaman yang tumbuh dengan indah di sekelilingnya.
Dion mengambil sebuah pot kecil berisi bunga melati lalu membawa dan menaruhnya di atas meja di depan Henry. Kemudian ia ikut duduk. ''Michelle suka tanaman, ia sering mengoleksi bunga-bunga. Lalu menurun pada Myana.''
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love [Completed]
Romance|Warning! Jangan heran apalagi kaget kalo tiap naik bab akan nambah pula tiap katanya. Note: part pertama sedikit dan part terakhir paling banyak| ⚠Cerita sudah diberi tag dewasa. Bagi yang belum punya KTP, diharapkan tidak membacanya meskipun part...