Pagi

7.6K 677 1
                                    

"Haechan bangun dek"

Haechan mengeliat pelan dalam tidurnya. Menarik kembali selimut yang ditarik oleh sang bunda.

"lima menit bun, masih ngantuk" gumamnya.

"kan udah bunda bilang, buat tugasnya ngk usah malam-malam. Nunda terus jadi menumpukkan"

Bunda Ten buka gorden kamar anak bungsunya itu. Membuat Haechan terbangun karna sinar matahari yang masuk.

" bunda mahhh, kan masih libur bun. Adek tidurnya lama ya ya ya" ucap Haechan dengan mata yang setengah terbuka.

"yakin mau tidur, Jisung diluar tuh"

Mendengar nama seseorang membuatnya terbelalak. Dan langsung loncat turun dari kasur, lari keluar kamar.

"yaampun Haechan. Cuci muka, gosok gigi duluu"

Haechan tak mengindahkan ucapan sang bunda. Ia berlari menuju ruang keluarga. Menubruk punggung seseorang yang sedang duduk diatas karpet berbulu sambil bermain game.

"adekk, mandi dulu sana. Yaampun anak satu ini" bunda Ten keluar dari kamar Haechan sambil ngomel-ngomel.

"kamu belum mandi?"Haechan menggeleng. Masih setia mengalungkan tangannya dileher orang yang ia tubruk tadi. Menyandarkan kepalanya di punggung orang itu.

"mandi sana" ucap orang itu.

"bentar ih" jawab Haechan.

"Chan"

Haechan berdecak kesal, ia melepas pelukannya. Dan duduk diantara dua orang yang duduk di karpet berbulu itu. Disamping kanannya ada orang yang dia peluk tadi. Samping kirinya ada kakaknya.

"kamu ngk denger?" Haechan memalingkan wajahnya. Kesal.

"lo tuh dek, mandi sana" Haechan merengut saat mendengar ucapan kakaknya.

"ih imut gini" ucapnya sambil memasang wajah imut dikearah samping kanannya.

"gak"

Haechan mengerucutkan bibirnya. Baru akan mengutarakan kekesalannya, ucapan orang di sebelah kanannya membuatnya bungkam.

"ngk mandi,aku ngk akan temenin kamu beli sepatu sama tas" ucap orang itu datar.

"ih iya. Awas kamu pulang" ucapnya lalu berdiri dari duduknya. Berjalan menuju kamarnya dengan menghentakkan kakinya.

"dibilangin" ledek sang bunda. Haechan hanya memandang malas lalu masuk kedalam kamarnya.

Haechan mendudukkan tubuhnya di atas kasur. Jujur saja matanya masih terasa berat, tapi ia memaksakan untuk tidak tidur. Ia pun berjalan kekamar mandinya.

Setengah jam berlalu. Ia sudah tampak lebih fresh. Mengambil ponselnya, raut wajahnya yang awalnya senang menjadi cemberut.

"percuma gue cas tapi lupa hidupin stop kontaknya" ucapnya. Ia meletakkan ponselnya kembali keatas meja, menghidupkan stop kontak dan berjalan keluar kamar dengan wajah tertekuk. Ia jadi malas pergi karna batrai ponselnya tak ada.

"lo udah mandi apa belum sih ketekuk mulu mukaknya" ucap sang kakak. Hendry.

"diam. Gue lagi badmood" ucapnya.
Berjalan menuju sofa, menghempaskan tubuhnya disamping seseorang.

"kamu sarapan dulu sana" ucap orang itu. Haechan tak mendengarkannya. Masih merenungi kesalahannya yang tak teliti saat mengecas ponselnya. Niat mau batrei ponsel penuh. Malah tak ada sama sekali.

"Jisung~" yang di panggil menoleh sambil menaikkan alisnya.

"ponsel aku ngk ada batreinya" adunya.

"bagus" ucal orang yang dia panggil Jisung tadi.

"ih kok bagus sihh"

"biar kamu ngk usah main ponsel. Sekarang makan sana. Tinggal kamu sendiri yang belum makan" ucap Jisung.

"kamu udah?" Jisung mengangguk.
Haechan berjalan menuju ruang makannya. Melihat ada bubur ayam di atas meja. Senyumnya mengembang. Ia pun dengan lahap memakan bubur itu.

"dek"

Haechan berdehem menjawab panggilan kakaknya.

"kakak mau pergi ke rumah temen, bunda sama ayah lagi ke tempat tante. Baik-baik ya pergi sama Jisung. Oh iya kakak,ayah,sama bunda pulangnya malam" Haechan mengangguk. Dan memberikan jempol pada kakaknya.

"kamu udah makannya?"

Haechan noleh ke sampingnya. Sempat terdiam karna memandangi ciptaan tuhan yang amat tampan. Melupakan sejenak sifat yang du miliki orang itu.

"sedikit lagi" jawab Haechan.
Jisung mengangguk. Ia memainkan ponsel ya membuat Haechan merengut. Jadi keingat ponselnya.

"ngk usah sedih, habisin itu" ucap Jisung sambil mematikan ponselnya dan menyimpannya di saku.

"kamu bawa motor apa mobil" tanya Haechan.

"motor" jawabnya. Haechan nengangguk angguk, ia membawa piring dan gelasnya untuk dicuci.

"yuk berangkat" ucap Haechan.

"duduk dulu, kan baru siap makan" Haechan cengengesan dan kembali duduk.

***

Bye bye

Jihyuck/problem destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang