cemburu

3K 281 5
                                    

[sampai jumpa minggu depan]

***

Jisung perlahan melepaskan pelukan Haechan, namun saat pelukan itu terlepas Haechan kembali memeluknya.

"lepas sebentar Chan,aku mau kekamar mandi" bisik Jisung. Ia mencoba melepaskan pelukan Haechan,lalu beranjak dari tempat tidur.

Saat akan melanjutkan tidur,ia mendengar suara bel. Ia mengurungkan niatnya, dan berjalan keluar kamar.

"Haechan mana Sung?" tanya sang mama.

"masih tidur ma, siapa yang datang?" tanyanya.

"enggak tahu, itu Hendry yang bukain pintu" Jisung mengangguk. Saat ia akan berbalik menuju kamar, tiba-tiba seseorang memeluknya.

Dan itu bertepatan dengan Haechan yang keluar dari kamar. Haechan terdiam kala melihat Jisung di dipeluk oleh seseorang.

Jisung buru-buru melepaskan pelukan orang itu. Ia berbalik badan melihat siapa orang yang memeluknya.

"Jisung aku kangen"

Mama Jisung yang sadar jika Haechan ada disana menyenggol lengan Ten pelan. Ten pun mengalihkan pandangannya kearah sang anak.

"ada yang cemburu kayaknya nanti" bisik Ten, dan diangguki oleh mama Jisung.

Jisung melepaskan pelukan orang itu."kebiasaan asal peluk-peluk aja. Haechan lihat loh Le"

"eh mana?" orang itu mencari keberadaan Haechan."enggak ada" ucapnya.

Jisung melihat kearah kamar yang ia tempati dengan Haechan. Ia buru-buru berjalan kekamar itu kala tidak melihat.

"Chenle,bukannya kamu datang sore?" tanya mama Jisung.

"yang datang sore mama sama papa, Lele datangnya sekarang"
Orang itu Chenle, sepupu Jisung.

"hehe itu tadi Haechan ngelihat aku sama Jisung pelukan ya bi?" tanyanya.

"kamu itu kebiasaannya enggak pernah hilang" Chenle menyengir mendengar ucapan bibinya itu

***

"Chan" kamar itu kosong. Tak lama pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Haechan yang baru selesai mandi.

"Sung,aku pinjam hoodie kamu ya hehe" ucapnya.

"Chan, yang tadi itu Chenle. Sepupu aku"
Jelasnya, Haechan mengangguk paham. Ia mengambil ponselnya,memasukkan kedalam kantung hoodie. Lalu berjalan keluar kamar, sambil melirik kearah Jisung sebentar.

"pagi bunda,pagi mama" sapanya kala melihat bundanya dan mama Jisung yang duduk diruang tengah.

"pagi Haechan"

"nenek sama kakek dimana?" tanyanya.

"lagi dihalaman belakang" Haechan mengangguk anggukkan kepalanya. Lalu duduk disamping bundanya.

"duduk sini dong ditengah. Mama juga mau dekat kamu" ucap mama Jisung. Ia pun pindah tempat duduk.

"ayah sama papa pergi kerja ya?"

"ada diruang kerja, katanya ada laporan yang mau dicek. Kamu enggak ada tugas?" ucap sang bunda.

"enggak ada bun. Tapi enggak tahu nanti" ucapnya.

"ma,kita enggak masak buat sarapan?"

"enggak sayang, yang masak ada bibi didapur. Kamu panggil Jisung sana bilang sebentar lagi sarapan" Haechan mengangguk.

Ia mengetuk pintu sebelum masuk. Tak ada sahutan ia pun masuk.

"kamu belum mandi?" Jisung menoleh saat mendengar suara Haechan.

"belum"

"cepetan mandi,sebentar lagi udah mau sarapan" Haechan berjalan keluar kamar. Namun Jisung lebih dulu menarik dirinya dan terduduk dikasur.

"apa sih main tarik-tarik aja. Untuk aja keduduk dikasur. Sempat dilantai gimana?" semburnya galak.

"kamu cemburu?"

Haechan mengerutkan keningnya."cemburu? Sama siapa?"

"yang tadi"

"oh" balasnya santai, tak memperdulikan raut wajah Jisung yang susah ditebak. Namun tak lama ia tertawa.

"aku cemburu gara-gara kamu pelukan sama Chenle? Mana mungkin,lagian tadi ada bunda sama mama, wlee pede banget kamu" balasnya. Jisung diam-diam bernapas lega.

"nanti jalan-jalan mau?"

"MAU" Haechan langsung menjawab pertanyaan Jisung dengan raut berbinar.

Jisung mengangguk."yaudah sana keluar, mau mandi"

"dih ngusir" Haechan berjalan keluar kamar itu, sedikit terkejut saat keluar ada Lami yang berdiri didepan pintu.

"buat kaget aja kamu Lami" ucapnya.

"baru mau dipanggil kak, nenek nyariin soalnya" ucap Lami.

"yaudah yuk, Jisung baru mau mandi" Lami mengangguk, mereka pun berjalan menuju ruang makan.

"Jisungnya mana Chan?" tanya nenek Jisung.

"lagi mandi nek" jawabnya.

"dari tadi dia ngapain Chan? Kok baru mandi sekarang?" tanya papa Jisung.

"main game lah itu apa lagi" ucap mama Jisung. Haechan terkekeh mendengar sahutan dari mama Jisung itu. Ia mengambil tempat duduk disamping bundanya.

"hai" sapanya.

"masih ingat sama aku kak?" tanya Chenle.

"masih dong, masak udah lupa. Walaupun cuma ketemu beberapa kali" ucap Haechan.

Tak lama Jisung datang dan duduk disamping Haechan.

"game aja teruss kak, udah lapar nih Lami" ucap Lami saat sang kakak baru bergabung.

"iya maaf tadi keasikan" ucap Jisung.

Selesai sarapan mereka pun sibuk dengan urusan masing-masing. Hendry dan Xiaojun mereka pulang lebih dulu. Hendry ke kostnya dan Xiaojun pulang kerumahnya karna ada urusan mendadak.

Haechan sedang bermain game diponselnya. Disampignya ada Jisung yang sedang mengerjakan tugas yang entahlah dia tak paham.

Bosan dengan ponsel ia pun meletakkan ponselnya diatas meja. Ia menyenderkan kepalanya pada Jisung.

"Chan aku lagi nulis" Haechan pun kembali menegakkan tubuhnya.

"kita sampai kapan disini?" tanya Haechan.

"besok pulang, kenapa?"

Haechan menggeleng."nanya aja"

Haechan melihat apa yang Jisung kerjakan,"bentar lagi siap, tolong ambilin dompet aku diatas nakas Chan"

Haechan mengangguk. Ia senang Jisung peka kalau dia bosan. Kembalinya ia ke ruang tengah Jisung sudah membereskan bukunya.

"ini" Haechan menyodorkan dompet milik Jisung.

"jalan kaki enggak papakan"

"jauh enggak?"

"enggak terlalu"

Mereka berdua pun berjalan keluar rumah. Di teras ia mendapati kedua nenek mereka dan juga ibu mereka yang sedang duduk sambil meminum teh.

"kalian mau kemana?" tanya nenek Haechan.

"mau jalan ngelihat sekitar sini, enggak papakan nek?" ucap Jisung.

"enggak papa, biar Haechan tahu daerah sini. Hati-hati ya" Jisung mengangguk.

"kita pergi dulu"

***

Bye bye

Jihyuck/problem destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang